BPOM Minta Penarikan Blackmores Super Magnesium+ di Lokapasar

Featured Image

Penanganan BPOM terhadap Produk Suplemen Kesehatan Asal Australia

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang memantau situasi terkait dugaan efek samping serius dari produk suplemen kesehatan asal Australia, yaitu Blackmores Super Magnesium+. Produk ini diketahui mengandung vitamin B6 dalam kadar yang disebut berlebihan. BPOM menegaskan bahwa produk tersebut tidak memiliki izin edar di Indonesia dan hanya dipasarkan di Australia.

Sebagai langkah tindak lanjut, BPOM sedang bekerja sama dengan lembaga otoritas Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai risiko kesehatan yang dilaporkan. Selain itu, BPOM juga melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan pengawasan terhadap penyebaran produk tersebut di pasar Indonesia.

Meskipun produk ini tidak resmi beredar di Indonesia, BPOM menemukan bahwa Blackmores Super Magnesium+ masih tersedia melalui beberapa platform marketplace. Untuk mengatasi hal ini, BPOM telah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital serta Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) untuk menurunkan tautan penjualan daring produk tersebut. Selain itu, BPOM juga mengajukan pencantuman produk ke dalam daftar negatif agar pemblokiran dapat dilakukan secara menyeluruh.

BPOM memberi peringatan kepada pelaku usaha yang menjual suplemen kesehatan tanpa izin edar. Mereka bisa dijerat dengan hukuman pidana sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Ancaman hukumannya antara lain penjara hingga 12 tahun atau denda maksimal Rp 5 miliar.

Selain itu, BPOM mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa kemasan, label, izin edar, dan tanggal kedaluwarsa sebelum mengonsumsi suplemen. Jika menemukan penjualan produk ilegal atau mengalami efek samping setelah mengonsumsi suplemen, masyarakat diminta untuk segera melaporkannya.

Laporan dapat disampaikan melalui Contact Center HALOBPOM 1500533 atau aplikasi e-MESO di situs resmi pom.go.id.

Kasus Dominic Noonan-O’Keeffe dan Dugaan Gugatan Class Action

Sebelumnya, ada laporan bahwa perusahaan suplemen asal Australia, Blackmores, tengah menghadapi potensi gugatan class action. Klaim ini muncul setelah seorang pria bernama Dominic Noonan-O’Keeffe mengalami gejala parah setelah mengonsumsi suplemen Blackmores pada Mei 2023.

Ia mulai mengonsumsi suplemen magnesium tersebut untuk menjaga kesehatan menjelang kelahiran anak pertamanya. Tanpa menyadari bahwa produk ini mengandung kadar vitamin B6 yang "beracun", ia kemudian mengalami kelelahan, sakit kepala, kejang otot, jantung berdebar, dan hilangnya sensasi tubuh.

Setelah menjalani pemeriksaan medis, dokter mendiagnosisnya menderita gangguan saraf akibat konsumsi vitamin B6 berlebihan. Meski sudah menghentikan konsumsi suplemen tersebut sejak awal 2024, Noonan-O’Keeffe masih mengalami nyeri saraf dan gejala lain hingga saat ini.

Firma hukum Polaris Lawyers, yang mewakili Noonan-O’Keeffe dalam gugatan ini, menemukan bahwa produk magnesium yang dikonsumsinya mengandung 29 kali lipat dosis harian yang direkomendasikan untuk vitamin B6. Pendiri Polaris Lawyers, Nick Mann, mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan gugatan class action terhadap Blackmores atas kandungan vitamin B6 yang dinilai berlebihan.

“Apa yang dialami Dominic sungguh tragis, namun ia bukan satu-satunya – kami mendapat laporan bahwa kadar B6 berlebih dalam suplemen bebas ini mungkin telah menyebabkan cedera permanen pada ratusan warga Australia,” kata Nick, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 24 Juli 2025.

Penelitian dan Keputusan Sementara dari TGA

Dalam laporan keputusan sementara yang dirilis Therapeutic Goods Administration (TGA) pada Juni lalu, diakui bahwa belum ada konsensus yang jelas terkait batas aman konsumsi vitamin B6 yang sepenuhnya mencegah risiko neuropati perifer. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan yang terjadi pada Noonan-O’Keeffe dan kemungkinan korban lainnya masih menjadi topik yang perlu dipertimbangkan secara lebih mendalam oleh lembaga pengawas.