Kinerja Alfamart vs Indomaret di Semester I/2025: Siapa Lebih Unggul?

Featured Image

Kinerja Positif Dua Peritel Besar di Indonesia

Di tengah tantangan ekonomi yang semakin kompleks, dua perusahaan ritel besar di Indonesia, yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Indomarco Prismatama, mampu menunjukkan kinerja yang positif selama paruh pertama tahun 2025. Meskipun ada isu pelemahan daya beli masyarakat, kedua perusahaan ini tetap mampu meningkatkan pendapatan dan laba bersih.

Pendapatan AMRT Meningkat

Berdasarkan laporan keuangan, AMRT mencatatkan pendapatan sebesar Rp63,81 triliun pada paruh pertama 2025. Angka ini naik sebesar 7,75% dibandingkan dengan pendapatan sebesar Rp59,21 triliun pada periode yang sama di tahun 2024. Pertumbuhan ini terjadi di berbagai segmen geografis, termasuk penjualan di luar Pulau Jawa yang meningkat signifikan. Pada periode tersebut, penjualan Alfamart di luar Pulau Jawa mencapai Rp24,06 triliun, lebih tinggi dari Rp20,69 triliun pada tahun sebelumnya.

Selain itu, penjualan di luar Jabodetabek juga mengalami peningkatan sebesar 2,78% menjadi Rp23,01 triliun. Sementara penjualan di Jabodetabek mencapai Rp16,73 triliun. Dari segi produk, penjualan di segmen makanan masih mendominasi, dengan angka sebesar Rp45,48 triliun atau naik 7,90% YoY. Penjualan di segmen non-makanan juga meningkat sebesar 7,38% menjadi Rp18,32 triliun.

Laba Bersih AMRT Naik

Setelah dikurangi berbagai beban dan pajak, AMRT berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,88 triliun pada paruh pertama 2025, naik dari Rp1,79 triliun pada periode yang sama di tahun 2024. Laba per saham juga meningkat, dari Rp43,21 per lembar menjadi Rp45,37 per lembar. Torehan laba bersih ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, dengan peningkatan yang konsisten setiap tahun.

Pada paruh pertama 2021, laba bersih AMRT melonjak sebesar 72,99% YoY, dari Rp493,25 miliar menjadi Rp853,28 miliar. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan penjualan sebesar 10,37% YoY menjadi Rp42,03 triliun.

Kinerja Indomaret yang Berfluktuasi

Berbeda dengan kinerja AMRT, Indomaret mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada paruh pertama 2025, Indomaret mencatatkan penjualan sebesar Rp57,39 triliun, naik 2,35% YoY dari Rp56,07 triliun pada tahun 2024. Laba bersih Indomaret juga meningkat sebesar 11,46% menjadi Rp1,18 triliun.

Namun, kinerja laba bersih Indomaret tidak selalu stabil. Pada paruh pertama 2022, laba bersih naik sebesar 120,44% YoY, dari Rp506,96 miliar menjadi Rp1,11 triliun. Namun, pada tahun berikutnya, laba bersih turun sebesar 36,67% menjadi Rp707,66 miliar. Meski demikian, penjualan Indomaret tetap meningkat sebesar 7,01% YoY dari Rp49,25 triliun menjadi Rp52,71 triliun.

Tren Kinerja Selama Lima Tahun Terakhir

Kedua perusahaan ini menunjukkan tren kinerja yang berbeda. AMRT terus mengalami peningkatan konsisten baik dari segi pendapatan maupun laba bersih. Sementara itu, Indomaret mengalami variasi, dengan peningkatan dan penurunan laba bersih yang cukup signifikan di beberapa tahun terakhir. Meski begitu, penjualan Indomaret tetap tumbuh secara bertahap, meskipun tidak secepat AMRT.

Ringkasan Data Kinerja

  • AMRT
  • Semester I

    • Penjualan: Rp63,81 triliun (Naik 7,75% YoY)
    • Laba Bersih: Rp1,88 triliun (Naik 4,99% YoY)
  • Indomaret

  • Semester I
    • Penjualan: Rp57,39 triliun (Naik 2,36% YoY)
    • Laba Bersih: Rp1,18 triliun (Naik 11,46% YoY)

Dengan data ini, dapat disimpulkan bahwa AMRT memiliki kinerja yang lebih stabil dan konsisten dibandingkan Indomaret. Namun, kedua perusahaan ini tetap menjadi pelaku utama dalam industri ritel di Indonesia, dengan strategi dan kebijakan yang berbeda namun saling kompetitif.