Mahasiswi FISIP Unsoed Jadi Korban, Ini Daftar Dosen Besar FISIP Purwokerto

Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di FISIP Unsoed Purwokerto
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto telah mengambil langkah tegas dalam menangani dugaan kasus kekerasan seksual yang melibatkan seorang oknum guru besar. Pihak rektorat memastikan komitmen penuh untuk menuntaskan kasus ini dengan membentuk Tim Pemeriksa khusus yang terdiri dari tujuh orang. Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Prof. Kuat Puji Prayitno, yang juga menjabat sebagai ketua tim tersebut, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan main-main dalam menangani kasus ini.
"Yang utama saya tegaskan bahwa Unsoed berkomitmen terhadap penyelesaian kasus-kasus kekerasan seksual. Tim Pemeriksa telah bekerja untuk melakukan pendalaman terhadap dugaan kasus tersebut,” ujar Prof Kuat dalam pernyataannya. Menurutnya, tim telah memulai proses pemeriksaan secara maraton. Sejumlah pihak terkait, termasuk pelapor dan terlapor, telah dipanggil untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kami telah memanggil Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (SATGAS PPKS) selaku penerima laporan. Kemudian juga telah memanggil terlapor. Saat ini masih pendalaman," jelasnya. Meski demikian, Prof. Kuat menegaskan bahwa pihaknya belum bisa memberikan kesimpulan akhir karena proses investigasi masih berjalan. Tim bekerja dengan sangat cermat dan hati-hati untuk memastikan semua fakta terungkap secara terang benderang.
"Jadi sampai sekarang belum ada kesimpulannya, sebab masih dalam proses pendalaman," katanya. Ia menambahkan, Tim Pemeriksa akan terus melanjutkan pendalaman dengan memanggil para saksi dan tenaga ahli jika diperlukan. Prof Kuat kembali menekankan keseriusan Unsoed sebagai institusi pendidikan yang menolak segala bentuk kekerasan seksual.
"Kami sampaikan, jangan menyangsikan keseriusan Unsoed dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus. Karena selama ini sudah banyak kasus yang diselesaikan dengan baik." "Kami tegaskan, Unsoed berkomitmen sebagai kampus anti kekerasan seksual. Karenanya, kami akan menuntaskan kasus ini,” tegasnya.
Awal Mula Kasus Dugaan Pelecehan Seksual
Kasus ini mencuat setelah adanya laporan dugaan kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang Guru Besar dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Aksi mahasiswa pun dilakukan pada Rabu (23/7/2025), dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Unsoed Darurat Kekerasan Seksual” dan “Lindungi Korban, Bukan Pelaku”. Mereka menuntut transparansi dalam penanganan kasus ini.
Presiden BEM Unsoed, M Hafizd Baihaqi, menegaskan bahwa aksi ini lahir dari keresahan mahasiswa terhadap minimnya transparansi penanganan kasus oleh kampus. “Kami tidak ingin kasus ini ditutupi. Kami menuntut proses yang adil dan berpihak kepada korban,” ujarnya. Laporan dugaan pelecehan telah disampaikan ke Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed.
Tanggapan Para Guru Besar Unsoed
Saat coba dikonfirmasi, Ketua Satgas PPKS Unsoed, Tri Wuryaningsih, belum bersedia memberikan komentar. Sementara itu, Wakil Rektor Unsoed lainnya, Norman Arie Prayogo, membenarkan adanya pelaporan terkait kasus tersebut. “Infonya betul hanya saya tidak berwenang menyampaikan informasi,” katanya. Prof Norman meminta Tribun untuk menghubungi Juru Bicara Kampus Unsoed, Prof Dr Ir Mite Setiansah S.IP, Msi. “Yang berwenang bu Mite mas Jubir Unsoed,” kata Prof Norman.
Rekam Jejak Satgas PPKS Unsoed dalam Menangani Kekerasan Seksual
Ini bukan kali pertama Unsoed berhadapan dengan kasus kekerasan seksual. Pada 2024 lalu, Satgas PPKS berhasil menangani kasus pelecehan terhadap empat mahasiswi oleh seorang pria berinisial MD, yang menyamar sebagai pencari bakat iklan. Kala itu, Satgas PPKS memprioritaskan pendampingan psikologis korban sebelum membawa kasus ke ranah hukum. Ketua Satgas PPKS, Tri Wuryaningsih, menyatakan bahwa penguatan mental korban menjadi fokus utama sebelum tindakan hukum dilakukan.
Daftar Guru Besar FISIP Unsoed Purwokerto Tahun 2025
Berikut adalah daftar beberapa guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto: - Prof. Dr. Abdul Rohman, M.Ag. (Bidang Studi Islam) - Prof. Dr. Ali Rokhman, M.Si. (Bidang Manajemen Informasi Sektor Publik) - Prof. Dr. Nana Sutikna, M.Hum. (Bidang Filsafat Komunikasi) - Prof. Dr. Wahyuningrat, M.Si. (Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik) - Prof. Dr. Bambang Tri Harsanto, M.Si. (Bidang Ilmu Manajemen Pembangunan Wilayah) - Prof. Dr. Muslih Fauzanudin: (Bidang Ilmu Manajemen Pelayanan Publik) - Prof. Dr. Mite Setiansah, M.Si. (Bidang Ilmu Media dan Komunikasi)
Pengukuhan pada Rabu, 28 Mei 2025 di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman. Keempatnya ialah: - Prof. Dr. Bambang Tri Harsanto, M.Si. (Ilmu Manajemen Pembangunan Wilayah) - Prof. Dr. Muslih Fauzanudin (Ilmu Manajemen Pelayanan Publik) - Prof. Dr. Mite Setiansah, M.Si. (Ilmu Media dan Komunikasi) - Prof. Dr. Wahyuningrat, M.Si. (Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik).
Pengukuhan Guru Besar FISIP Tahun 2023
Pada tahun 2023, FISIP UNSOED memiliki 8 guru besar, dan kemudian meningkat menjadi 13 guru besar pada tahun 2024 setelah beberapa pengukuhan. Salah satu pengukuhan yang terjadi pada tahun 2023 adalah pengukuhan Prof. Dr. Nana Sutikna, M.Hum. sebagai Guru Besar dalam bidang Filsafat Komunikasi.
Unsoed Telah Memiliki 170 Guru Besar
Rektor Unsoed, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr., IPU., ASEAN Eng., menyatakan bahwa Unsoed telah memiliki 170 guru besar atau profesor yang terus berkomitmen memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa, negara, dan nilai-nilai kemanusiaan melalui ilmu pengetahuan, dengan kekhasan pada pengembangan sumber daya perdesaan dan kearifan lokal. Unsoed adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berlokasi di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia.
Kronologi Dugaan Kasus Kekerasan Seksual di Unsoed
Awal Mula Kasus: Kasus ini mencuat setelah adanya laporan dugaan kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang Guru Besar dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Berdasarkan informasi yang dihimpun, terduga pelaku merupakan seorang profesor muda yang diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Komunikasi pada tahun 2023.
Proses Pelaporan: Laporan dugaan pelecehan telah disampaikan ke Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed. Ketua Satgas PPKS, Tri Wuryaningsih, menerima laporan tersebut dan memulai proses investigasi.
Pembentukan Tim Pemeriksa: Pihak rektorat Unsoed membentuk Tim Pemeriksa khusus yang beranggotakan tujuh orang untuk menangani kasus ini. Tim ini dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Prof. Kuat Puji Prayitno.
Proses Investigasi: Tim Pemeriksa telah memulai proses pemeriksaan secara maraton. Sejumlah pihak terkait, termasuk pelapor dan terlapor, telah dipanggil untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Hingga saat ini, proses investigasi masih berlangsung dan belum ada kesimpulan akhir.
Aksi Mahasiswa: Pada Rabu (23/7/2025), sekelompok mahasiswa Unsoed menggelar aksi damai di depan Gedung Rektorat. Mereka menuntut transparansi dalam penanganan kasus dan membawa spanduk bertuliskan “Unsoed Darurat Kekerasan Seksual” dan “Lindungi Korban, Bukan Pelaku”.
Respons Pihak Kampus: Menanggapi aksi mahasiswa dan sorotan publik, Wakil Rektor III Unsoed, Norman Prayogo, mengonfirmasi bahwa rekomendasi dari Satgas PPKS tengah dibahas dalam rapat internal kampus. Juru Bicara Unsoed, Prof. Mite Setiansah, menyatakan bahwa pihaknya masih mengumpulkan informasi secara menyeluruh.
Harapan Mahasiswa: Mahasiswa menantikan langkah konkret dari pihak universitas. Sebuah keputusan yang adil dan transparan dinilai krusial untuk menjaga kepercayaan terhadap integritas institusi pendidikan. Mahasiswa pun menuntut agar prosedur Satgas PPKS tetap dijalankan secara utuh, tanpa intervensi atau perlindungan terhadap pelaku.