Perbedaan Diare Virus dan Bakteri, Mana yang Lebih Berbahaya?

Featured Image

Jenis-Jenis Diare dan Penyebabnya

Diare adalah kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair. Kandungan air dalam tinja lebih dari biasanya, yaitu lebih dari 200 gram atau 200 ml per hari. Diare juga bisa didefinisikan sebagai buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari. Kondisi ini bisa disertai atau tidak disertai lendir dan darah. Selain itu, seseorang mungkin merasa lebih sering ke kamar mandi.

Diare merupakan masalah kesehatan yang umum dan biasanya berlangsung selama 1 atau 2 hari. Namun, jika gejala terus berlanjut selama lebih dari dua hari, kemungkinan ada masalah kesehatan yang lebih serius.

Diare dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Diare Jangka Pendek (Akut)

Diare akut berlangsung selama 1 atau 2 hari dan biasanya sembuh sendiri. Penyebabnya bisa berasal dari makanan atau air yang terkontaminasi oleh infeksi bakteri atau virus. Contoh bakteri penyebab diare antara lain Campylobacter, Escherichia coli, Salmonella, dan Shigella. Di Indonesia, beberapa penelitian menunjukkan bahwa Vibrio cholerae O1 adalah bakteri penyebab diare yang paling umum.

Diare Jangka Panjang (Kronis)

Diare kronis berlangsung selama beberapa minggu. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn, atau penyakit celiac. Beberapa infeksi parasit juga bisa menyebabkan diare kronis.

Perbedaan Diare Akibat Bakteri dan Virus

Diare bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bakteri dan virus. Berikut adalah perbedaan utama antara diare akibat bakteri dan virus:

Diare Akibat Virus

  • Biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga seminggu.
  • Gejala umum meliputi demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
  • Feses encer, tetapi biasanya tidak berdarah.

Diare Akibat Bakteri

  • Dapat berlangsung beberapa hari hingga berminggu-minggu.
  • Gejala umum meliputi sakit perut, kram, dan demam.
  • Feses encer atau berdarah dan sering berbau busuk.

Diagnosis Diare

Jika Anda mengalami diare, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan. Tes laboratorium mungkin diperlukan untuk memeriksa darah dan urine. Tes tambahan yang mungkin dilakukan meliputi:

  • Pemeriksaan tinja untuk mencari bakteri abnormal.
  • Sigmoidoskopi untuk memeriksa bagian dalam usus besar.
  • Kolonoskopi untuk melihat keseluruhan usus besar.
  • Tes pencitraan untuk mengecek masalah struktural organ.
  • Tes puasa untuk mengetahui intoleransi makanan.
  • Tes darah untuk mencari masalah metabolisme.

Pengobatan Diare

Pengobatan diare bergantung pada penyebabnya. Untuk diare akibat virus, biasanya sembuh sendiri dalam beberapa hari hingga seminggu. Perawatan meliputi istirahat, hidrasi, dan obat-obatan untuk mengurangi gejala. Sementara itu, diare akibat bakteri mungkin memerlukan antibiotik. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mencurigai adanya infeksi bakteri.

Pencegahan Diare

Beberapa langkah pencegahan dapat membantu menghindari diare, baik akibat bakteri maupun virus:

  • Mencuci tangan secara rutin.
  • Menggunakan pembersih berbasis alkohol.
  • Memastikan makanan dan minuman aman.
  • Menghindari makanan atau minuman yang mungkin terinfeksi.
  • Saat bepergian, hindari air keran, es batu, dan susu yang belum dipasteurisasi.
  • Hindari makanan mentah atau tidak matang, serta makanan dari pedagang kaki lima.

Situasi Darurat

Jika diare sangat parah, seperti lebih dari 10 kali sehari atau kehilangan cairan jauh lebih banyak daripada asupan, hal ini bisa menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi bisa berpotensi mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah lebih rentan terhadap risiko ini.

Segera cari pertolongan medis jika anak menunjukkan gejala seperti diare yang tidak membaik setelah 24 jam, demam tinggi, feses berdarah, atau tanda-tanda dehidrasi. Untuk orang dewasa, segera temui dokter jika diare berlangsung lebih dari dua hari tanpa perbaikan, atau jika muncul gejala seperti haus berlebihan, urine gelap, atau rasa pusing.