Arkora Hydro Raih Laba Rp36,9 Miliar di Semester I/2025, Kembangkan PLTA Baru

Featured Image

Kinerja Keuangan yang Solid dan Ambisi Pengembangan Proyek Baru

PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), sebuah perusahaan pembangkit listrik energi terbarukan, mencatatkan peningkatan laba sebesar 20% secara tahunan (year on year/ YoY) pada semester pertama tahun 2025 menjadi Rp36,9 miliar. Pencapaian ini menunjukkan kinerja keuangan yang stabil dan solid. Pendapatan usaha ARKO juga meningkat signifikan menjadi Rp142,5 miliar, naik 42,1% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Presiden Direktur ARKO, Aldo Artoko, menjelaskan bahwa pertumbuhan pendapatan usaha tersebut didorong oleh peningkatan kapabilitas sumber daya manusia di setiap lokasi proyek. Hal ini memungkinkan produksi listrik menjadi lebih efektif dan efisien. Produksi listrik ARKO pada semester I/2025 mencapai 74,3 GWh, tumbuh sebesar 48,9% YoY. Pertumbuhan ini didukung oleh Proyek Yaentu di Sulawesi Tengah yang baru saja beroperasi pada 4Q24, serta dua PLTA lainnya yang telah beroperasi lama, yaitu Proyek Cikopo di Jawa Barat dan Proyek Tomasa di Sulawesi Tengah.

Peningkatan kinerja operasional tersebut membawa Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 20% menjadi Rp36,9 miliar dengan margin laba bersih sebesar 25,9% pada semester I/2025. Aldo menyampaikan bahwa seiring dengan bertambahnya proyek pembangkit listrik yang berhasil dikembangkan, arus kas dari PLN selaku offtaker juga mengalami peningkatan.

Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk terus menjaga pertumbuhan kinerja keuangan yang sehat sambil memperluas kapasitas pembangkit. Saat ini, kapasitas pembangkit ARKO telah mencapai 261,2 MW dalam pipeline proyek. Dengan lebih banyak proyek pembangkit listrik yang diselesaikan, ARKO optimistis dapat terus menjalankan komitmen untuk menerangi Indonesia berbasis energi bersih dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan.

Proyek Baru dalam Fase Konstruksi

Terkini, ARKO masih memiliki dua proyek dalam fase konstruksi, yaitu Proyek Kukusan II (5,4 MW) di Lampung dan Proyek Tomoni (10 MW) di Sulawesi Selatan. Aldo menjelaskan bahwa pihaknya telah mengakselerasi progres konstruksi kedua proyek tersebut, dengan Proyek Kukusan II mencapai 83,2% dan Proyek Tomoni mencapai 32,9%.

Setelah kedua proyek ini mulai beroperasi, ARKO diharapkan mampu melakukan reduksi emisi sebesar ±99.937 ton CO₂eq per tahun. Dengan demikian, ARKO secara langsung ikut berkontribusi bagi kelestarian lingkungan serta mendukung program Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission 2060.

Dukungan dari RUPTL

Sebelumnya, Head of Investor Relation PT Arkora Hydro Tbk., Nicko Yosafat, menilai pengumuman RUPTL terbaru memberikan sentimen positif bagi para pelaku pembangkit listrik swasta (IPP) EBT, terlebih pembangkit berbasis tenaga air.

Pertama, rencana pembangunan proyek transmisi raksasa atau supergrid sebagai tulang punggung jaringan listrik antarpulau merupakan sentimen yang dinanti. Proyek ini menjadi kunci dalam mengangkut listrik berbasis EBT yang selama ini jauh dari pusat beban, terutama PLTA.

Kedua, RUPTL memberikan sinyal atas komitmen serius pemerintah dalam mengembangkan industri EBT, dengan porsi hingga 2034 dipatok 76%, di mana porsi PLTA menjadi salah satu yang paling dominan. Bagi ARKO, hal ini menjadi katalis positif karena mencerminkan peluang pengembangan proyek PLTA yang lebih besar.

Terakhir, RUPTL terbaru untuk pertama kalinya memasukkan sektor PLTA pumped storage yang memiliki teknologi tinggi dan biaya investasi yang lebih mahal. Meskipun tidak terlalu besar, masuknya PLTA pumped storage menunjukkan bahwa Indonesia terbuka dengan potensi baru dan teknologi yang sebelumnya belum pernah dicoba.

Kondisi Keuangan dan Aset ARKO

Saat ini, total aset ARKO tercatat sebesar Rp1.495,2 miliar, tumbuh sebesar 19,7% YoY yang didukung oleh pertumbuhan kas Perseroan yang tumbuh signifikan sebesar 83,1% YoY. Total liabilitas ARKO pun tumbuh sebesar 27% YoY menjadi Rp1.006,9 miliar, terdiri dari liabilitas jangka pendek yang turun sebesar 32,5% YoY serta jangka panjang yang tumbuh sebesar 35,4% YoY. Adapun, total ekuitas juga tumbuh tipis sebesar 6,9% YoY menjadi Rp488,3 miliar di sepanjang semester I/2025.