Firatas Aneh Epi Saprina, Ibu Prada Lucky Ditelepon Anaknya, Akan Bertemu di Agustus

Featured Image

Pengalaman Menyedihkan Ibu Prada Lucky Namo

Sebelum kejadian tragis menimpa anaknya, Epi Seprina Mirpey, ibu dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo, mengalami firasat yang aneh. Saat berbicara melalui telepon dengan putranya, Lucky mengatakan hal-hal yang tidak biasa menurut Epi. Awalnya ia tidak memperhatikan firasat itu, tetapi akhirnya benar terbukti.

Pada saat itu, Lucky menyampaikan bahwa ibunya akan datang menemuinya di bulan Agustus menggunakan pesawat. Benar saja, Epi datang untuk bertemu putranya sebelum menjemput jenazahnya pulang ke Kupang. Prada Lucky Namo adalah anggota dari Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM). Meski ayahnya seorang tentara, Lucky justru tewas karena penganiayaan oleh senior di tempat kerjanya.

Lucky mengalami penyiksaan hingga harus dilarikan ke rumah sakit dan dipasang ventilator. Informasi tentang kondisi mengerikan yang dialaminya disembunyikan dari keluarganya. Epi awalnya kesulitan menghubungi anaknya karena ponsel Lucky disita oleh Pasi Intel. Setelah berkali-kali mencoba menghubungi, ia akhirnya bisa berkomunikasi dengan Lucky, meskipun hanya melalui panggilan suara.

Dalam percakapan itu, Lucky mengucapkan salam dan memberi kabar bahwa dirinya baik-baik saja. Ia juga menyampaikan rindu kepada ibunya dan mengatakan bahwa ibu akan datang menemuinya. Epi merasa ada sesuatu yang tidak wajar dalam pembicaraan itu, meskipun belum bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

Percakapan antara Epi dan Lucky terjadi pada akhir Juli 2025. Tidak lama setelah itu, Epi membeli tiket pesawat untuk menemui anaknya. Namun, pada tanggal 6 Agustus 2025, Lucky meninggal dunia di ruang ICU setelah kedua orangtuanya datang. Sebelumnya, Lucky jujur pada ibunya soal penyiksaan yang dialaminya. Melalui video call dari ibu asuhnya, ia meminta bantuan sang ibu.

Lucky mengaku kabur dari Batalyon karena dipukuli oleh para seniornya. Ia mengatakan bahwa dirinya dipukul dan dicambuk oleh Bamak dan Pasi Intel. Epi sangat sedih dan marah karena kondisi putranya semakin parah. Setelah itu, Lucky kembali dijemput oleh para seniornya ke Batalyon. Epi tidak bisa menghubungi Lucky lagi, meskipun saat itu anaknya sudah dilarikan ke rumah sakit.

Pasi Intel memberi informasi bahwa kondisi Lucky baik-baik saja, tetapi ternyata Lucky sudah dalam keadaan koma. Epi langsung membeli tiket pesawat untuk menemui anaknya. Ketika tiba di rumah sakit, ia melihat Lucky dalam keadaan tidak sadar dan membutuhkan ventilator. Meskipun kondisi Lucky semakin parah, ia sempat memberi respon saat ibunya datang.

Dokter memberi kabar bahwa organ tubuh Lucky mengalami kerusakan serius, termasuk gagal ginjal dan rusaknya paru-paru. Akibatnya, Lucky meninggal tak lama setelah ayahnya tiba di rumah sakit. Ayah Lucky, Serma Christian Namo, menyatakan bahwa ia akan terus mengejar pelaku penganiayaan terhadap anaknya. Ia meminta keadilan dan berharap Tuhan memberi perlindungan.

Sementara itu, Wakapendam IX/Udayana Letkol (Inf) Amir Syarifudin mengatakan bahwa pihaknya masih dalam tahap investigasi. Untuk empat orang yang diamankan, mereka belum memiliki unsur pidana, tetapi diamankan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Proses investigasi masih berlangsung, dan kronologi serta motif kejadian ini masih didalami oleh tim investigasi.