IHSG Overbought, Waspadai LSIP, PGEO, dan EXCL

Perkiraan Pergerakan IHSG Pekan Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menghadapi tekanan pada perdagangan pekan ini, yang berlangsung dari 4 Agustus hingga 8 Agustus 2025. Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan IHSG adalah rilis kinerja keuangan sejumlah emiten, terutama di sektor perbankan. Hal ini menjadi perhatian besar bagi para investor dan analis pasar modal.
Pada pekan lalu, IHSG mengalami penurunan sebesar 0,08% dan ditutup di level 7.537,76 pada Jumat (1/8/2025). Meskipun begitu, indeks ini masih berada dalam zona hijau, dengan kenaikan sebesar 6,47% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd). Namun, arus keluar dana asing tercatat meningkat, dengan nilai jual bersih atau net sell asing mencapai Rp2,34 triliun dalam sepekan. Sejak awal tahun 2025, total net sell asing mencapai Rp61,98 triliun.
David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menilai bahwa secara teknikal IHSG saat ini sudah menembus area psikologis 7.000. Ini menunjukkan adanya optimisme pelaku pasar. Namun, ia juga menyarankan agar investor tetap waspada karena kondisi IHSG saat ini cenderung overbought setelah naik sebesar 8% selama Juli 2025.
Meski IHSG melemah pada pekan lalu, indeks tersebut tetap menunjukkan ketangguhannya di tengah ketidakpastian global. Indeks sempat menguji level resistansi penting namun berhasil bertahan di atas level MA20. Hal ini menandakan bahwa optimisme investor masih kuat.
Faktor Penyebab Pergerakan IHSG
Pergerakan IHSG pada pekan lalu dipengaruhi oleh beberapa sentimen baik dari dalam maupun luar negeri. Di tingkat global, harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan batu bara mengalami tekanan. NIKEL turun akibat over supply dan permintaan yang rendah dari China. Sementara itu, minyak mentah sempat turun karena kenaikan data cadangan dan produksi AS.
Selain itu, ekspektasi suku bunga The Fed juga menjadi perhatian. Meskipun The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga, tren inflasi AS yang moderat membuat pasar mengantisipasi kemungkinan pemangkasan suku bunga pada kuartal IV/2025.
Di sisi domestik, sentimen sektor palm oil juga memberikan pengaruh. Ekspor kelapa sawit Indonesia ke India diproyeksikan kembali melewati 5 juta ton pada 2025, seiring penurunan tarif impor dari 20% menjadi 10%. Kondisi ini membuka peluang pasar baru bagi emiten sawit nasional.
Prediksi IHSG Pekan Ini
David menilai bahwa IHSG akan menghadapi tekanan pada perdagangan pekan ini. Beberapa sektor saham besar, termasuk perbankan, mengalami perlambatan pertumbuhan laba. Bahkan, laba beberapa bank besar mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan adanya slow economic growth, meski banyak perusahaan akan melaporkan laporan keuangan mereka.
Rekomendasi Saham dari Indo Premier Sekuritas
Berikut rekomendasi saham Indo Premier Sekuritas untuk periode 4–8 Agustus 2025:
- PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP)
- Rekomendasi: Buy
- Harga terakhir: Rp1.335
- Target harga: Rp1.450
- Stop loss: Rp1.285
LSIP merupakan salah satu andalan di sektor sawit. Dengan pertumbuhan laporan keuangan yang solid, LSIP akan diuntungkan dengan kebijakan baru di sektor sawit. Meskipun dua hari terakhir harga saham LSIP terkoreksi, trend LSIP masih bergerak bullish dan bertahan di atas MA20.
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO)
- Rekomendasi: Buy
- Harga terakhir: Rp1.685
- Target harga: Rp1.825
Sektor clean energy masih menjadi fokus pasar modal hingga tahun 2025. Meskipun sektor batu bara dan nikel tertekan, sensitivitas langsung terhadap harga komoditas fosil relatif kecil. Secara teknikal, PGEO masih terus bergerak dalam trend bullish dan terus bertahan di atas MA20.
- PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL)
- Rekomendasi: Buy
- Harga terakhir: Rp2.570 per lembar
- Target harga: Rp2.700 per lembar
Industri telekomunikasi Indonesia merupakan salah satu yang paling dinamis di Asia Tenggara. Pangsa pasar juga masih sangat melimpah. Secara teknikal, pergerakan EXCL masih sangat menarik, dengan potensi reversal untuk melanjutkan kenaikan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Zonza Kreasi tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.