Kaspersky: Ancaman Dark AI Mengancam Asia Pasifik

Featured Image

Ancaman Cyber yang Lebih Canggih di Asia Pasifik

Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkapkan adanya ancaman serangan yang lebih canggih dan tersembunyi, khususnya akibat munculnya teknologi AI gelap (Dark AI) di kawasan Asia Pasifik. Temuan ini menjadi salah satu fokus utama dalam diskusi selama APAC Cyber Security Weekend 2025 yang berlangsung di Da Nang, Vietnam.

Selama acara tersebut, para ahli membahas bagaimana penyerang menggunakan teknologi AI untuk melancarkan ancaman digital di seluruh dunia. Mulai dari serangan phishing yang sederhana hingga spionase siber yang didukung oleh negara. Teknologi ini semakin memperkuat ancaman bagi individu maupun organisasi.

Sergey Lozhkin, Kepala Tim Riset & Analisis Global (GReAT) untuk META dan APAC di Kaspersky, menjelaskan bahwa sejak ChatGPT mendapatkan popularitas global pada tahun 2023, pihaknya telah mengamati beberapa adopsi AI yang bermanfaat. Contohnya, AI digunakan dalam tugas-tugas seperti pembuatan video hingga deteksi dan analisis ancaman teknis. Namun, di sisi lain, para pelaku kejahatan siber juga memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan serangan mereka.

“Kita memasuki era keamanan siber dan masyarakat di mana AI adalah perisai dan Dark AI adalah pedangnya,” ujarnya.

Apa Itu Dark AI?

Dark AI merujuk pada penggunaan model bahasa besar (LLM) yang tidak dibatasi dalam kerangka kerja penuh atau sistem chatbot yang digunakan untuk tujuan berbahaya, tidak etis, atau ilegal. Sistem ini beroperasi di luar kendali keamanan, kepatuhan, atau tata kelola standar. Hal ini memungkinkan kemampuan seperti penipuan, manipulasi, serangan siber, atau penyalahgunaan data tanpa pengawasan.

Salah satu contoh penggunaan AI yang paling umum dan terkenal adalah Black Hat GPT. Model ini muncul sejak pertengahan tahun 2023 dan dirancang untuk melakukan aktivitas yang tidak etis, ilegal, atau berbahaya. Contohnya, menciptakan kode berbahaya, merancang email phishing yang persuasif, membuat deepfake suara dan video, serta mendukung operasi Red Team.

Model-model seperti WormGPT, DarkBard, FraudGPT, dan Xanthorox diketahui dirancang atau diadaptasi untuk mendukung kejahatan siber, penipuan, dan otomatisasi berbahaya. Selain itu, para ahli Kaspersky juga mengamati tren yang lebih gelap, yaitu aktor negara-bangsa memanfaatkan LLM dalam kampanye mereka.

Tren Terbaru dalam Penggunaan Dark AI

Lozhkin menyebutkan bahwa para pelaku kejahatan siber telah menggunakan LLM untuk menciptakan persona palsu yang meyakinkan, merespons target secara real-time, dan menghasilkan konten multibahasa yang dirancang untuk menipu korban dan menerobos filter keamanan tradisional.

AI tidak secara inheren dapat membedakan yang benar dan yang salah, melainkan alat yang mengikuti perintah. Bahkan ketika perlindungan telah diterapkan, kita tahu bahwa APT (Advanced Persistent Threat) adalah penyerang yang gigih.

Persiapan Menghadapi Ancaman Dark AI

Seiring dengan semakin mudah diakses dan berkembangnya perangkat dark AI, penting bagi organisasi dan individu di Asia Pasifik untuk memperkuat higiene keamanan siber. Selain itu, investasi dalam deteksi ancaman yang didukung oleh AI itu sendiri juga menjadi hal yang sangat penting. Mereka juga perlu terus mempelajari bagaimana teknologi ini dapat dieksploitasi.

Dengan semakin kompleksnya ancaman cyber, keamanan siber harus terus diperkuat. Kaspersky menyarankan agar semua pihak tetap waspada dan siap menghadapi tantangan baru yang muncul dari penggunaan teknologi AI yang tidak bertanggung jawab.