Menanti 5 Bintang Asing di Super League 2025/2026! Kebangkitan Eropa Menghadapi Dominasi Amerika Latin

Regulasi Pemain Asing yang Membawa Perubahan Besar di Super League 2025/2026
Super League 2025/2026 akan menjadi ajang pembuktian bagi kekuatan baru dalam dunia sepak bola Indonesia. Kompetisi kasta tertinggi ini menerapkan regulasi pemain asing yang lebih ketat, dengan tujuan utama untuk mendukung regenerasi pemain lokal.
Regulasi baru ini dirancang dalam skema 7-9-11, yang berarti tujuh pemain asing boleh tampil dalam satu laga, sembilan pemain asing masuk daftar susunan pemain (DSP), dan maksimal 11 pemain asing bisa didaftarkan klub dalam satu musim. Langkah ini diambil agar pemain lokal memiliki kesempatan lebih besar untuk berkembang dan mengisi posisi penting di lapangan.
Ferry Paulus menjelaskan bahwa skema 7-9-11 telah ditetapkan secara final. "Per musim depan, regulasi pemain asing kita adalah 7 yang main, 9 yang ada di DSP, dan 11 yang boleh didaftarkan," ujarnya. Menurutnya, angka 7 lebih ideal karena memberikan ruang yang lebih besar bagi pemain nasional. Ia juga menegaskan bahwa kebutuhan timnas harus menjadi prioritas utama, sehingga kebijakan ini bukanlah mundur, tetapi sesuai dengan arahan PSSI.
Selain itu, setiap tim wajib mendaftarkan lima pemain U-23 kelahiran tahun 2003 atau lebih muda. Dari jumlah tersebut, minimal satu pemain harus bermain selama 45 menit dalam setiap pertandingan. Hal ini bertujuan untuk memperkuat kompetisi timnas U-23 Indonesia.
Dengan batasan slot pemain asing yang terbatas, klub tidak lagi bisa asal mengontrak pemain luar negeri. Kualitas dan efektivitas pemain asing kini menjadi ukuran utama. Klub harus memilih pemain yang benar-benar mampu memberikan dampak langsung dalam pertandingan.
Debutan Mahal yang Menghebohkan Super League 2025/2026
Musim ini dipenuhi oleh para pemain asing debutan dengan harga pasar tinggi. Lima nama mencuri perhatian publik karena banderol fantastis serta rekam jejak bermain di kompetisi Eropa dan Amerika Latin.
Thijmen Goppel menjadi debutan paling mahal dengan nilai pasar sebesar Rp 12,17 miliar. Ia datang dari Wehen Wiesbaden, klub Bundesliga 3 Jerman, sebagai gelandang kanan yang juga bisa bermain sebagai bek kanan atau sayap. Pengalaman dan kecepatannya diharapkan menjadi senjata utama Bali United musim ini.
Jordi Amat, bek naturalisasi yang bergabung dengan Persija Jakarta, menjadi debutan termahal kedua dengan harga pasar Rp 11,30 miliar. Meski sudah berusia 33 tahun, pengalamannya di Premier League bersama Swansea City membuatnya menjadi pemimpin baru di lini pertahanan Macan Kemayoran.
Carlos França, striker Brasil yang membela Persijap Jepara, juga menjadi perhatian dengan nilai pasar Rp 9,56 miliar. Ia dikenal sebagai penyerang klasik dengan naluri mencetak gol yang tinggi. Keberadaannya diharapkan bisa meningkatkan performa Persijap.
Juan Felipe Villa dari Borneo FC Samarinda juga patut diperhatikan. Gelandang Kolombia ini memiliki nilai pasar Rp 7,82 miliar dan dikenal sebagai pengatur tempo permainan dengan kualitas teknik tinggi. Kehadirannya akan sangat vital di lini tengah Borneo FC.
Patricio Matricardi, bek Argentina yang bergabung dengan Persib Bandung, memiliki nilai pasar Rp 6,95 miliar. Ia disebut kuat dalam duel satu lawan satu dan jago dalam duel udara. Kombinasinya dengan pemain lokal akan sangat krusial untuk menjaga stabilitas Persib sepanjang musim.
Dominasi Pemain Amerika Latin dan Kebangkitan Bintang Eropa
Meskipun ada banyak pemain asing debutan dengan harga tinggi, kompetisi masih didominasi oleh pemain asal Amerika Latin, khususnya Brasil. Total 59 pemain Brasil tersebar di seluruh klub peserta Super League 2025/2026. Fakta menarik, semua kontestan memiliki setidaknya satu pemain Brasil di skuad mereka.
Brasil menjadi negara pengirim pemain terbanyak sepanjang sejarah Liga Indonesia dengan total 179 pemain, 5.968 pertandingan, dan 1.345 gol. Argentina, Jepang, Portugal, dan Belanda juga ikut meramaikan persaingan.
Yang paling mengejutkan, Belanda mengalami lonjakan pemain di musim ini dengan delapan nama yang tersebar di berbagai klub. Ini adalah rekor tertinggi untuk pemain asal Belanda dalam satu musim Super League. Nama-nama seperti Thijmen Goppel dan Xandro Schenk menunjukkan kualitas pemain Eropa mulai diperhitungkan lagi.
Dewa United kini menyandang status klub dengan nilai pasar tertinggi, yakni Rp 94,47 miliar. Disusul oleh Persib Bandung, PSM Makassar, dan Bhayangkara FC. Sebaliknya, PSBS Biak menjadi klub dengan nilai pasar terendah, yakni Rp 30,85 miliar.
Persaingan musim ini akan semakin ketat karena sebagian besar klub belum memenuhi kuota 11 pemain asing. Bahkan beberapa klub hanya memiliki enam hingga sepuluh pemain asing. Namun, strategi pelatih, kontribusi pemain lokal, dan performa tim secara keseluruhan tetap menjadi kunci utama dalam merebut kemenangan.
Kini publik tinggal menanti siapa di antara para debutan mahal itu yang akan paling dulu meledak di lapangan. Akankah Goppel langsung mencetak gol di laga debut, atau Matricardi membungkam lawan dengan pertahanan solid?
Super League 2025/2026 menjanjikan duel sengit antara gaya flamboyan khas Amerika Latin dan kecerdasan taktik dari para bintang Eropa. Kompetisi yang kaya akan talenta ini akan menjadi panggung bagi kebangkitan sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi. Satu hal yang pasti, penonton akan disuguhi pertandingan berkualitas tinggi dengan atmosfer panas di setiap pekan. Ledakan para debutan tinggal menunggu waktu, dan mereka bisa saja menjadi bintang baru yang mengubah peta kekuatan Super League selamanya.