Orang yang Sering Memilih Merek Sama Tanpa Coba Lainnya Punya 8 Sifat Ini

Featured Image

Mengapa Banyak Orang Tetap Setia pada Satu Merek?

Jika Anda pernah berpikir, kapan terakhir kali mencoba merek baru untuk hal-hal kecil seperti deterjen atau pelembap bibir? Jika jawabannya adalah "tidak pernah" atau "lupa", Anda tidak sendirian. Banyak orang memilih merek yang sama secara konsisten, baik itu dari sereal hingga sepatu lari. Di permukaan, ini mungkin tampak sebagai kebiasaan biasa. Namun, di balik kesetiaan tersebut sering tersembunyi sifat-sifat kepribadian yang menarik.

Berdasarkan pengamatan dan data perilaku konsumen, berikut delapan karakteristik umum yang sering ditemukan pada orang-orang yang setia pada satu merek:

1. Menghargai Keamanan Emosional

Beberapa orang tidak hanya menyukai hal yang familiar, mereka membutuhkannya. Berpegang pada merek yang sama memberikan rasa prediktabilitas dan kendali dalam dunia yang sering terasa kacau. Penelitian menunjukkan bahwa orang cenderung memilih opsi yang familiar saat sedang stres, meskipun bukan yang paling logis secara objektif. Dalam situasi penuh tekanan atau perubahan, pilihan yang dikenal bisa menjadi bentuk perlindungan emosional. Tidak perlu mikir panjang, cukup ambil yang sudah terbukti aman.

2. Menghindari Kelelahan Pengambilan Keputusan

Di tengah banjir pilihan dan keputusan sehari-hari—dari pakaian, makanan, sampai berita—mengurangi satu keputusan kecil bisa terasa seperti kelegaan besar. Itulah mengapa sebagian orang tetap menggunakan produk yang sama. Ini bukan kemalasan, tapi strategi efisiensi. Seperti kata Barry Schwartz dalam ceramah TED-nya, terlalu banyak pilihan bisa melumpuhkan. Dengan tetap pada satu merek, kamu membebaskan ruang otak untuk hal yang lebih penting.

3. Setia Sampai Titik Kritis

Kesetiaan adalah kualitas yang indah. Tapi jika dibawa terlalu jauh, bisa jadi pedang bermata dua. Beberapa orang begitu setia pada satu merek bahkan ketika kualitasnya menurun atau ada pilihan lain yang lebih baik. Bukan karena tidak tahu, tapi karena kesetiaan telah menyatu dengan identitas. Merek bukan hanya produk, mereka adalah bagian dari sejarah pribadi.

4. Hidup Berdasarkan Kebiasaan

Orang yang terus membeli merek yang sama seringkali juga menjalani hidup dengan cara yang konsisten. Bangun di waktu yang sama, rutinitas makan siang yang itu-itu saja, playlist yang tidak pernah berubah. Kebiasaan memberi rasa nyaman dan struktur. Dan bagi orang yang menyukai stabilitas, mengulang pembelian bukanlah kebosanan melainkan fondasi dari kehidupan yang teratur.

5. Tidak Terpengaruh Pemasaran

Taktik influencer? Iklan glossy? Launching produk viral? Orang yang setia pada satu merek seringkali menanggapinya dengan mata datar. Mereka cenderung skeptis terhadap pemasaran dan lebih percaya pengalaman pribadi daripada tren TikTok atau review selebritas. Alih-alih terbawa arus, mereka diam, mengamati, dan tetap memilih produk andalan mereka.

6. Terhubung Emosional Lewat Memori

Merek favorit bukan cuma soal kualitas—kadang, soal nostalgia. Seseorang bisa terus membeli sabun cuci piring tertentu hanya karena aromanya mengingatkan pada dapur masa kecil. Tekstur, aroma, hingga kemasan bisa membangkitkan memori emosional yang dalam. Maka dari itu, pilihan produk bisa menjadi semacam kapsul waktu yang membawa kembali rasa aman dari masa lalu.

7. Punya Keyakinan pada Preferensinya

Ada kekuatan dalam seseorang yang tidak merasa harus mencoba semua hal baru hanya karena "semua orang mencobanya". Orang-orang ini tahu apa yang mereka suka dan tidak merasa perlu membuktikannya. Mereka tidak terombang-ambing oleh tren atau opini orang lain. Ada ketenangan dalam kepercayaan diri seperti ini—tenang, tidak mencolok, tapi kokoh.

8. Mengutamakan Efisiensi daripada Eksperimen

Mencoba hal baru memang menarik… tapi juga menyita waktu. Membaca review, membandingkan harga, dan risiko kecewa—semuanya bisa terasa melelahkan. Jadi, memilih merek yang sudah terbukti bekerja adalah langkah praktis. Ini bukan berarti menolak hal baru, hanya saja bagi mereka, kenyamanan dan kemudahan adalah nilai yang lebih tinggi daripada sensasi mencoba sesuatu yang berbeda.

Kadang, pilihan merek terlihat sepele. Tapi di balik sabun, sereal, atau pasta gigi yang dibeli berulang kali, ada cerita tentang siapa seseorang, bagaimana mereka berpikir, dan apa yang mereka butuhkan dari dunia ini. Jadi, kalau kamu belum ganti merek favoritmu sejak kuliah, mungkin itu bukan hanya kebiasaan, mungkin itu cerminan siapa kamu sebenarnya.