Para Jenderal Hadiri Tahlil Marsma Fajar, Kasad: Ini Pelajaran Berharga

Featured Image

Kehadiran Banyak Pejabat di Rumah Duka Marsma TNI Fajar Adriyanto

Rumah duka yang berada di Jl. Triloka XI no K14, Kompleks TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, dikunjungi oleh sejumlah pejabat penting pada Minggu (3/8). Mereka hadir untuk mengikuti acara tahlilan yang diselenggarakan di tempat tersebut.

Beberapa tokoh yang hadir antara lain mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Richard Tampubolon, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, dan Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) Donny Ermawan Taufanto. Mereka datang sebagai bentuk penghormatan terhadap Marsma TNI Fajar Adriyanto yang meninggal dunia akibat kecelakaan.

Kenangan dari KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkapkan bahwa Marsma TNI Fajar Adriyanto adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam dunia kedirgantaraan Indonesia. Menurutnya, kepergian Fajar merupakan musibah besar yang juga menjadi pelajaran berharga bagi seluruh personel militer.

“Kecelakaan ya, musibah. Mudah-mudahan ini bisa pembelajaran buat kami juga, teman-teman yang lain. Supaya lebih hati-hati dalam kegiatan-kegiatan,” ujar Maruli.

Selama hidupnya, Marsma Fajar dikenal memiliki semangat tinggi dalam mengembangkan dunia penerbangan sipil dan militer. Ia bahkan sedang membuat perkumpulan pecinta penerbangan dan olahraga Dirgantara.

“Di keluarga besar Dirgantara juga beliau adalah sosok yang sangat jadi figur. Mudah-mudahan lah keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tambahnya.

Maruli juga mengungkapkan bahwa selama bertugas di Jakarta, ia sering berkumpul dengan Fajar untuk berdiskusi seputar dunia kedirgantaraan. Mereka sering bercerita tentang berbagai hal terkait penerbangan.

Kronologi Jatuhnya Pesawat Marsma TNI Fajar Adriyanto

Insiden nahas terjadi pada Minggu (3/8) di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pesawat sipil jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh saat melakukan latihan.

Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB. Penerbangan tersebut merupakan bagian dari latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.

Namun sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat hilang kontak. Tak lama kemudian, pesawat ditemukan jatuh di dekat Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea.

Kedua awak pesawat segera dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto. Sayangnya, Marsma Fajar dinyatakan meninggal dunia setibanya di rumah sakit.

“Marsma TNI Fajar Adriyanto dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit,” kata Nyoman.

Latihan ini merupakan bagian dari kegiatan rutin FASI yang dibina TNI AU. Marsma Fajar bertugas sebagai pilot dan didampingi co-pilot bernama Roni.

“Pesawat telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) dengan nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja, dan merupakan sortie kedua hari itu. Kondisi pesawat dinyatakan laik terbang,” jelas Nyoman.

TNI AU telah mengerahkan seluruh unsur terkait untuk mengevakuasi korban dan mengamankan lokasi jatuhnya pesawat.

Marsma TNI Fajar Adriyanto, Red Wolf yang Terlibat Intersepsi Pesawat Tempur AS

Marsma TNI Fajar Adriyanto adalah lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992 dan dikenal luas sebagai penerbang tempur F-16 dengan call sign Red Wolf.

Selama hidupnya, almarhum pernah menduduki berbagai posisi strategis seperti Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan Kapoksahli Kodiklatau.

Ia juga tercatat dalam sejarah pertahanan udara Indonesia karena pernah terlibat dalam intersepsi terhadap dua jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada 2003.

“Atas nama keluarga besar TNI AU, kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” imbuh Nyoman.