Penelitian: Cara Menyeduh Kopi Turunkan Lemak Perut Tanpa Diet

Peran Cafestol dalam Menurunkan Berat Badan dan Lemak Perut
Minum kopi telah menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dari rutinitas harian banyak orang. Namun, di balik rasanya yang khas, kopi memiliki potensi luar biasa untuk membantu menurunkan berat badan dan mengurangi lemak perut. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa senyawa alami dalam kopi bernama cafestol dapat berdampak signifikan pada penurunan lemak viseral tanpa memerlukan diet ketat.
Cafestol adalah senyawa diterpena yang larut dalam lemak dan ditemukan dalam jumlah tinggi pada jenis kopi seperti espresso, French press, dan Turkish coffee—semua diseduh tanpa filter kertas. Berbeda dengan kopi saring atau instan yang menyaring senyawa ini, kopi tanpa filter justru mempertahankannya. Dengan demikian, konsumen kopi tanpa filter mendapatkan tambahan manfaat dari senyawa ini.
Desain Studi: Tanpa Diet, Hanya Cafestol
Dalam studi selama 12 minggu, sebanyak 40 orang dewasa dengan lingkar pinggang besar diberikan 6 mg cafestol dua kali sehari atau kapsul plasebo. Mereka tetap menjalani pola makan normal, namun hanya dibatasi minum satu cangkir kopi tanpa filter per hari agar tidak mendapat tambahan cafestol dari minuman. Sebaliknya, mereka bebas mengonsumsi kopi saring atau instan karena kadar cafestol dalam jenis ini sangat rendah.
Studi ini unik karena mengisolasi cafestol dalam bentuk kapsul, bukan sebagai bagian dari kopi, sehingga efek senyawa ini dapat diamati secara spesifik. Hasilnya mengejutkan, dengan peserta yang mengonsumsi cafestol mengalami penurunan lemak viseral sebesar 5% dan penurunan berat badan sebesar 2%.
Hasil yang Menggembirakan
MRI menunjukkan bahwa peserta yang mengonsumsi cafestol mengalami: - Penurunan lemak viseral sebesar 5%, setara dengan 440 mL lemak internal. - Penurunan berat badan sebesar 2%, sedangkan kelompok plasebo justru mengalami kenaikan hampir 1 kg. - Penurunan signifikan pada enzim hati gamma-glutamyl transferase (GGT) sebesar 15%, yang sering digunakan sebagai indikator risiko diabetes.
Namun, gula darah puasa, tekanan darah, dan lemak bawah kulit tidak banyak berubah. Hal ini mengindikasikan bahwa cafestol bekerja khusus pada lemak dalam rongga perut yang paling berbahaya.
Perbandingan dengan Senyawa Kopi Lain
Sebelumnya, perhatian utama dunia kesehatan terhadap kopi fokus pada kafein dan asam klorogenat. Namun, cafestol bekerja secara berbeda karena tersimpan dalam minyak kopi yang disaring oleh kertas filter. Maka dari itu, kopi French press terasa lebih pekat—dan mengandung cafestol lebih banyak.
Meski menjanjikan, cafestol bukan tanpa kontroversi. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa konsumsi lebih dari 10 mg cafestol per hari bisa meningkatkan kolesterol LDL. Namun, dalam uji klinis Denmark ini, dosis 12 mg per hari tidak menyebabkan lonjakan kolesterol, mengindikasikan adanya "zona aman" untuk manfaat penurunan berat badan tanpa dampak negatif pada lipid darah.
Implikasi untuk Kesehatan Metabolik
Lemak viseral sangat berbahaya karena dapat meningkatkan resistensi insulin dan peradangan. Oleh karena itu, temuan ini memberi harapan akan strategi baru dalam pengelolaan sindrom metabolik tanpa harus menjalani diet ketat atau perubahan gaya hidup besar.
Studi ini melanjutkan tren dari riset sebelumnya terhadap ekstrak kopi hijau yang juga menunjukkan potensi dalam menurunkan indeks massa tubuh (BMI). Meskipun menjanjikan, para peneliti tetap menyarankan kehati-hatian bagi individu dengan risiko penyakit jantung.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Dalam laporan mereka di jurnal Nutrients, tim peneliti menyimpulkan bahwa dosis 6 mg cafestol dua kali sehari selama 12 minggu dapat menurunkan lemak viseral, berat badan, dan kadar GGT dibandingkan plasebo. Mereka menyerukan perlunya studi lanjutan pada kelompok pra-diabetik dan diabetik, karena mereka mungkin mendapat manfaat lebih besar.
Satu hal penting: dosis dalam studi ini setara dengan empat cangkir kopi French press per hari. Jika ingin mendapat dosis serupa hanya dari espresso, seseorang perlu minum beberapa shot setiap hari—bersamaan dengan asupan kafein yang tinggi.
Cafestol mungkin menjadi senjata rahasia kopi dalam membantu melawan lemak perut dan meningkatkan kesehatan metabolik—tanpa diet ekstrem. Namun, meski menjanjikan, konsultasi dengan dokter tetap penting sebelum mencoba suplemen cafestol atau mengubah kebiasaan konsumsi kopi. Untuk sekarang, menikmati secangkir kopi tanpa filter sesekali mungkin bukan hanya soal rasa—tapi juga langkah kecil menuju kesehatan yang lebih baik.