Peringatan Serma Christian untuk Akun yang Tuduh Anaknya Berperilaku Menyimpang: Jangan Cari Masalah

Peringatan Serma Christian terhadap Akun yang Menyebut Anaknya Penyimpangan Seksual
Serma Christian Namo, ayah dari Prada Lucky Namo, menyampaikan peringatan keras kepada akun yang menuduh anaknya memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Ia mengingatkan bahwa orang tersebut tidak boleh mencari masalah baru dan bahkan mengancam akan mencari pemilik akun tersebut sendiri.
Dilansir dari berbagai sumber, Serma Christian marah karena akun @ntt.update mengatakan bahwa Prada Lucky memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Ia menegaskan bahwa proses hukum tetap berjalan sesuai aturan. "Masalahnya yang meninggal ini juga moralnya tidak ada, dia punya orientasi seksual menyimpang. Kalo proses hukum pada yang hakim tetap berlaku," tulis akun tersebut.
Menanggapi komentar tersebut, Serma Christian merasa tidak terima dan meminta bantuan media untuk menelusuri akun tersebut. Ia juga menyatakan bahwa ia akan mencari pemilik akun itu sendiri jika diperlukan. "Ini akun saya lagi berduka, kepada wartawan beta (saya) meminta, bukan minta apa-apa tolong cari dia sebelum saya yang cari dia, jangan dia mencari masalah baru ya, saya lagi susah, istri tentara, saya tentara, anak saya dibunuh tentara, itu belum selesai, ingat itu baik-baik," ujar Serma Christian.
Ia menegaskan bahwa ia tidak akan mengubur jenazah anaknya sebelum pemilik akun tersebut ditemukan. "Saya tidak mencari popularitas, saya terkenal juga ndak, saya tekankah cari sampai dapat, sebelum anak saya dikubur ini harus selesai," katanya.
Pengakuan Kakak Prada Lucky tentang Penganiayaan
Kakak Prada Lucky, Chepril Saputra Namo, Lusi Namo, mengungkapkan bahwa adiknya sempat curhat tentang disiksa oleh senior karena tidak memasak. Padahal, kondisi Prada Lucky sedang sakit. Prada Lucky meninggal setelah dianiaya sekitar 20 seniornya. Ia meninggal pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Lusi menuturkan bahwa beberapa hari sebelum koma, Lucky masih berkomunikasi lewat panggilan video dan terlihat dalam kondisi baik. Ia juga sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit. “Senior pikir dia pura-pura tidak mau kerja di dapur,” kata Lusi.
Dokter mengatakan bahwa ginjal dan paru-paru Prada Lucky sudah hancur sehingga membutuhkan tiga kantong darah. Ia menyebut, dugaan kekerasan itu terjadi saat pergantian piket dari Senin hingga Jumat. Di dalam sel, korban dan rekannya tidur di lantai tanpa tempat tidur.
Lusi mengaku terkejut karena selama hidup bersama keluarga, adiknya tidak pernah mengalami sakit parah. “Waktu masuk rumah sakit, butuh tiga kantong darah. Selama ini hanya sakit biasa, saat dengar itu saya langsung perasaan tidak enak,” ujarnya.
Ia juga menyayangkan sikap atasannya yang disebut tidak memberikan informasi jelas kepada keluarga. “Dansi itu orang yang paling saya benci, karena tidak kasih tahu kondisi adik saya,” tegas Lusi.
Pemeriksaan oleh PM terhadap Anggota
Sebelumnya, Sub Denpom IX/1-1 Ende terus menyelidiki kasus dugaan penganiayaan terhadap Prada Lucky Namo, anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere yang meninggal dunia Rabu (6/8/2025) lalu. Saat ini, pihak Sub Denpom IX/1-1 Ende telah melakukan serangkain pemeriksaan dan memintai keterangan dari anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere lainnya yang diduga terlibat dalam kasus penganiayaan yang cukup menghebohkan tersebut.
"Intinya kami lagi bekerja biar cepat selesai dalam kasus penyidikan, yang jelas kalau ada yang berbuat kan pasti bertanggungjawab," jelas Dansub Denpom Ende, Kapten CPM Stefanus Kopong Ola.
Sayangnya, Kapten CPM Stefanus belum memberikan keterangan secara pasti terkait jumlah terduga pelaku yang saat ini tengah diperiksa. "Yang kita perlukan, datang, yang kita perlukan, datang, begitu, kalau totalnya kita masih dalam penyidikan ini jadi kita masih belum bilang pastinya berapa, jadi informasinya begitu untuk sementara, mungkin bisa besok lah baru bisa," tambah Kapten CPM Stefanus.
Terkait motif dugaan penganiayaan, Ia juga belum mau memberikan keterangan lebih lanjut karena saat ini pihaknya masih terus bekerja dengan memintai keterangan dari sejumlah oknum anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere yang terlibat.
Kronologi Penganiayaan
Jumlah terduga pelaku penganiayaan terhadap Prada Lucky Namo ini terungkap dalam laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana yang kini ramai beredar di media sosial. Jumlah pelaku dan peran masing-masing pelaku serta kronologi kasus dugaan penganiayaan tersebut berdasarkan laporan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana yang kini ramai beredar di media sosial bermula saat Staf-1/Intel melakukan pemeriksaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga mengalami penyimpangan seksual (LGBT) pada Minggu 27 Juli 2025 pukul 21.45 WITA.
Sayangya, dalam laporan tersebut tidak secara gamblang dijelaskan perilaku penyimpangan seksual (LGBT) yang dilakukan almarhum Prada Lucky Namo.
Keesokan harinya, Senin, 28 Juli 2025 sekira pukul 06.20 WITA, Prada Lucky Chepril Saputra Namo kabur saat ijin ke kamar mandi untuk buang air besar. Hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel, Serda Lalu Parisi Ramdani saat mengecek kamar mandi. Mengetahui juniornya kabur, Serda Lalu Parisi Ramdani kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Sertu Thomas Desambris Awi.
Sekira pukul 09.25 WITA dihari yang sama, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo kepada Danki A, Lettu Inf Ahmad Faisal, kemudian Danki A memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah kota dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky.
Sekira pukul 10.45 WITA, Prada Lucky ditemukan di rumah salah satu warga yang bernama Ibu Iren yang merupakan ibu asuh dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo. Setelah ditemukan keberadaannya, Prada Lucky dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi S. Ramdani dan Pratu Fransisco Tagi Amir.
Sekira pukul 11.05 WITA, Prada Lucky kembali diperiksa di kantor Staf-1/Intel. Saat itu tiba-tiba datanglah beberapa senior Prada Lucky dengan membawa selang dan memukulnya secara bergantian.
Sekira pukul 23.30 WITA, Danyonif TP/834, Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM, Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel agar memerintahkan anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior.
Prada Lucky bersama rekannya Prada Ricard Junimton Bulan akhirnya menjalani hukuman di sel tahanan di kesatuan tersebut tepatnya di rumah jaga kesatrian.
Dua hari kemudian tepatnya Rabu, 30 Juli 2025 sekira pukul 01.30 WITA, sebanyak empat anggota Batalyon TP 834/WM Nagekeo diantaranya Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo dan Pratu Aprianto Rede Raja mendatangi rumah jaga kesatrian tempat Prada Lucky dan Prada Ricard Junimton disel dan melakukan pemukulan terhadap keduanya menggunakan tangan kosong.
Tiga hari kemudian, tepatnya Sabtu, 02 Agustus 2025 sekira pukul 09.10 WITA, Prada Ricard Junimton Bulan mengalami demam sedangkan Prada Lucky Chepril Saputra Namo mengalami muntah-muntah hingga keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk menjalani pemeriksaan.
Usai pemeriksaan tersebut, Prada Ricard Junimton diijinkan pulang, sedangkan Prada Lucky Namo harus dirujuk ke RSUD Aeramo karena Hemoglobin (Hb) rendah. Setelah mendapat perawatan, keesokan harinya tepatnya Minggu, 03 Agustus 2025 kondisi Prada Lucky Namo sudah dikabarkan mulai membaik setelah ditangani dokter di rumah sakit tersebut.
Prada Lucky bahkan sempat tertawa dan bercengkrama dengan Ibu Iren yang diketahui sebagai ibu asuhnya yang datang menjenguk Prada Lucky di RSUD Aeramo pada Senin, 04 Agustus 2025 sekira pukul 19.00 WITA hingga pukul 21.30 WITA.
Ibu Iren bahkan sempat memberikan semangat kepada anak asuhnya tersebut dan sempat menyuapi makan Prada Lucky Namo.
Sayangnya, sekira pukul 23.30 WITA, kondisi Prada Lucky Namo menurun sehingga dipindahkan ke ruang ICU. Bahkan, dilakukan pemasangan ventilator guna menunjang pernapasan Prada Lucky pada Selasa, 05 Agustus 2025 sekira pukul 04.47 WITA.
Adapun personil yang terlibat dalam pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo diantaranya:
- Pemukulan menggunakan selang:
- Letda Inf Thariq Singajuru
- Sertu Rivaldo Kase
- Sertu Andre Manoklory
- Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
- Serda Mario Gomang
- Pratu Vian Ili
- Pratu Rivaldi
- Pratu Rofinus Sale
- Pratu Piter
- Pratu Jamal
- Pratu Ariyanto
- Pratu Emanuel
- Pratu Abner Yetersen
- Pratu Petrus Nong Brian Semi
- Pratu Emanuel Nibrot Laubura
-
Pratu Firdaus
-
Pemukulan dengan tangan:
- Pratu Petris Nong Brian Semi
- Pratu Ahmad Adha
- Pratu Emiliano De Araojo
- Pratu Aprianto Rede Raja (bet)