Pindad Jadi Kekuatan Utama Kemandirian Pertahanan dan Pendorong Industri Manufaktur

Featured Image

Peran Pindad dalam Mendorong Industri Pertahanan Nasional

PT Pindad (Persero) sebagai salah satu perusahaan milik negara, memiliki peran penting dalam sektor industri pertahanan nasional. Tidak hanya menjadi tulang punggung sistem pertahanan, perusahaan ini juga berkontribusi signifikan terhadap perkembangan industri manufaktur di Indonesia. Dengan fokus pada inovasi dan pengembangan teknologi, Pindad menjadi bagian dari strategi yang lebih luas untuk membangun ekosistem industri yang kuat dan mandiri.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN menilai bahwa industri pertahanan bukan hanya sekadar kebutuhan strategis, tetapi juga menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Prancis, dan China telah membuktikan bahwa industri pertahanan dapat menjadi kontributor utama dalam perekonomian mereka. Oleh karena itu, Indonesia juga perlu mengambil langkah serupa untuk meningkatkan kapabilitas militer nasional serta memperkuat posisi ekonomi secara keseluruhan.

Anggaran Pertahanan yang Diperlukan

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa pemerintah memberikan perhatian besar terhadap peningkatan belanja pertahanan yang terukur dan seimbang. Target anggaran pertahanan mencapai 1,3 hingga 1,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan kapabilitas militer nasional di tengah dinamika geopolitik kawasan.

Di tengah tantangan global pasca-pandemi, konflik Ukraina, dan ketegangan regional, pertahanan kini menjadi kebutuhan pokok yang setara dengan pangan, papan, dan sandang. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertahanan tidak lagi dianggap sebagai sektor yang tertinggal, tetapi justru menjadi prioritas utama dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional.

Dampak Luas pada Industri Pendukung

Dalam konteks industri, penguatan sektor pertahanan akan berdampak luas terhadap tumbuhnya industri pendukung seperti baja, ban, komponen otomotif, hingga elektronik. Kolaborasi antar BUMN sangat penting untuk membangun rantai pasok yang solid bagi kebutuhan pertahanan nasional.

Tiko, Wakil Menteri BUMN, menyebutkan bahwa tiga sektor manufaktur yang menjadi fokus Kementerian BUMN adalah industri pertahanan, perkeretaapian, dan baterai. Ketiganya menjadi lokomotif baru industrialisasi nasional. Pindad menempati posisi sentral dalam strategi ini, sebagai sektor strategis, pelopor adopsi teknologi, dan penggerak ekosistem manufaktur nasional.

Sinergi Antara BUMN, Lembaga Riset, dan Swasta

Kementerian BUMN terus mendorong sinergi antara badan usaha milik negara, lembaga riset, dan pelaku industri swasta. Tujuannya adalah menjadikan industri pertahanan bukan hanya simbol kemandirian, tetapi juga pendorong pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja baru.

Sebagai bagian dari ekosistem Defend ID, Pindad terus diarahkan menjadi katalis transformasi teknologi pertahanan di Indonesia. Dalam hal teknologi tinggi, reverse engineering, dan kemampuan transfer of technology (ToT), Pindad menjadi contoh nyata bahwa Indonesia mampu membangun teknologi pertahanan unggulan secara mandiri.

Pengembangan Produk dan Pasar Ekspor

Direktur Utama PT Pindad, Sigit Priyono, menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah terhadap transformasi perusahaan. Saat ini, Pindad tidak hanya memproduksi alat utama sistem persenjataan, tetapi juga sedang mengembangkan kendaraan sipil nasional berbasis desain Maung. Ini merupakan bagian dari penugasan strategis yang diberikan oleh Presiden dan Kementerian BUMN.

Produk Pindad tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga diminati oleh pasar luar negeri. Senjata seperti SM2-V2 diminati oleh Arab Saudi, Malaysia, Thailand, dan Brunei. Senapan SS3-M1 tengah dipersiapkan sebagai senjata organik TNI, sementara SM3-A1 telah dipesan sebanyak 8.000 unit oleh TNI.

Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi dan Industri Lokal

Pindad juga dikenal kuat dalam membangun kolaborasi industri pertahanan nasional melalui kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi ternama seperti ITB, ITS, UI, dan UPI. Selain itu, perusahaan ini bekerja sama dengan ratusan industri lokal dari berbagai lapisan rantai pasok, mulai dari tier 1 hingga tier 4, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia seperti Medan, Solo, Semarang, Ungaran, Kendal, Cikarang, dan Tangerang.

“Kami tidak hanya membangun produk, tapi juga membangun ekosistem industri pertahanan yang berkelanjutan,” ujar Sigit. Dengan kolaborasi yang kuat dan inovasi yang terus berkembang, Pindad siap menjadi motor penggerak industri pertahanan nasional yang tangguh dan mandiri.