Sistem Baru Tingkatkan Efisiensi Penagihan Kredit BTN

Inovasi Baru dalam Pengelolaan Kredit BTN
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menghadirkan inovasi baru dalam pengelolaan kredit melalui peluncuran Business Process Improvement (BPI) Monoline Collection sebagai model operasional baru untuk penagihan kredit. Dengan perubahan ini, perseroan berupaya meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas dalam proses penagihan serta eksekusi kredit yang bermasalah.
Sebelumnya, pengelolaan debitur dilakukan berdasarkan kelolaan setiap kantor cabang. Namun, kini, pengelolaan dilakukan berdasarkan klaster wilayah di bawah komando langsung dari kantor pusat. Hal ini diharapkan dapat mempercepat proses penagihan dan memberikan hasil yang lebih optimal.
Pada tahap awal, inisiatif ini diterapkan di Kantor Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Kanwil Jabalnusra). Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari misi perseroan dalam menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dan inovasi bisnis berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah mencapai target rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross di level 3,04 persen pada akhir tahun ini.
Menurut Nixon, masih ada lima bulan lagi hingga akhir tahun, sehingga setelah inisiatif ini diluncurkan secara massal, diharapkan dapat membantu pencapaian target tersebut. Ia menambahkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh sistem penagihan kredit BTN antara lain kondisi makroekonomi global dan domestik, seperti dinamika perekonomian pasca-pandemi, ketegangan geopolitik, serta ketidakpastian yang berdampak pada banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), kenaikan biaya hidup, inflasi, dan perang dagang.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, BTN melakukan transformasi proses bisnis secara menyeluruh, termasuk di sisi penagihan atau collection. Nixon menilai bahwa saat ini biaya collection and recovery masih tinggi karena biaya transportasi dan lain-lain yang semakin mahal, serta tumpang-tindih di kantor cabang untuk proses penagihan. Dengan penyempurnaan sistem collection dan strategi recovery, diharapkan dapat memperkuat risk underwriting dan menjaga cost of credit di bawah 1,2 persen.
BTN tidak hanya sekadar bank yang berjualan kredit pemilikan rumah (KPR), tetapi juga menawarkan paket produk yang holistik. Oleh karena itu, operasional kantor cabang pun diubah menjadi lebih terfokus, baik itu ke portofolio (pembiayaan) maupun ke transaksi. Nixon menyatakan bahwa sebelum mencapai tujuan tersebut, perseroan terlebih dahulu melakukan perbaikan pada sistem penagihan.
Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menilai bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat bagi perseroan untuk melakukan perbaikan penagihan. Menurutnya, situasi makroekonomi dan kinerja bisnis yang relatif terjaga dengan baik menjadi alasan utama. Setiyo menegaskan bahwa saat ini adalah waktu yang baik untuk memperbaiki infrastruktur atau rumah kita, setiap bocor kita perbaiki saat hujan dan badai sudah mulai reda.
Setiyo menjelaskan bahwa tujuan akhir dari perbaikan ini adalah mengurangi biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) karena setiap tahun perseroan mengeluarkan biaya cukup besar untuk itu. Jika biaya tersebut dapat diperbaiki, maka dana yang digunakan bisa dialihkan untuk menghasilkan revenue dan meningkatkan profitabilitas.
Dengan sekitar 2.000 staf dan tenaga collection di seluruh Indonesia, BTN berkomitmen untuk melakukan improvement pada proses bisnis collection dengan benchmarking bank-bank top internasional. Salah satu best practice yang menonjol adalah penerapan teknologi otomasi (automation) untuk berbagai bidang, termasuk collection. Contohnya adalah penggunaan chat bot atau mesin percakapan otomatis untuk proses penagihan kepada debitur.
Setiyo menegaskan bahwa hampir semua bank yang sudah maju menggunakan otomasi dan analytics dalam sistem penagihan mereka. BTN juga akan mengubah dari sistem terdistribusi menjadi regionalisasi atau cluster-based. Dalam hal ini, decision engine akan menggantikan proses manual, sehingga penagihan di BTN menjadi lebih personalized dan efisien.