Waspadai AI Sebagai Alat Penipuan, OJK Terima Ribu Laporan Kejahatan Digital

Teknologi AI yang Berpotensi Disalahgunakan
Perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) telah membawa banyak manfaat bagi masyarakat, namun di balik itu, terdapat sisi gelap yang tidak boleh diabaikan. Saat ini, teknologi canggih ini mulai dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan penipuan atau scam. Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi.
Menurutnya, meskipun teknologi sehebat apa pun, jika jatuh ke tangan yang salah, maka bisa saja disalahgunakan. Ia menjelaskan bahwa OJK telah menerima berbagai laporan dari masyarakat terkait penyalahgunaan teknologi AI, khususnya dalam bentuk voice cloning (tiruan suara) dan pemalsuan wajah. Modus-modus ini digunakan oleh pelaku untuk menipu secara meyakinkan, hingga korban rela mentransfer uang dalam jumlah besar.
“Kemajuan teknologi dalam artificial intelligence ini memiliki potensi penyalahgunaan yang sangat besar, terutama untuk membuat tiruan suara atau voice cloning, kemudian membuat tiruan wajah, sehingga bisa digunakan untuk menipu dengan cara yang terlihat meyakinkan,” kata Kiki dalam konferensi pers.
Modus Penipuan yang Menggunakan AI
Para penipu memanfaatkan AI untuk merekam dan meniru suara orang-orang terdekat korban seperti teman, keluarga, bahkan anak-anak dengan sangat realistis. Selain suara, wajah juga bisa dimanipulasi melalui video palsu yang terlihat sangat nyata. Dengan maraknya penyebaran video dan suara pribadi di media sosial, para penipu memiliki akses besar untuk mereplikasi identitas seseorang.
“Apalagi saat ini dengan adanya sosial media, sangat mudah mencari suara dari seseorang karena mereka memposting sendiri video-videonya, percakapan, suaranya, bahkan suara anaknya juga masuk di media sosial,” tambahnya.
Data Laporan Penipuan
Berdasarkan data OJK, sejak awal tahun hingga 29 Juli 2025, laporan terbanyak berasal dari penipuan jual-beli online dengan total 39.108 aduan. Di posisi kedua, ada modus fake call alias penipu mengaku sebagai pihak tertentu, dengan 20.628 laporan. Sementara penipuan investasi mencatatkan 14.533 laporan.
Kiki mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan verifikasi ketika menerima permintaan mencurigakan, khususnya yang berkaitan dengan uang. Ia juga mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam membagikan data pribadi maupun konten di media sosial.
Pengaturan Finfluencer
Dalam kesempatan yang sama, Kiki menjelaskan perkembangan pengaturan terhadap Finfluencer, atau influencer di bidang keuangan. OJK telah menyelesaikan kajian awal dengan melakukan benchmarking ke beberapa negara dan berdiskusi bersama perwakilan Finfluencer, perencana keuangan, praktisi hukum, serta regulator sektor keuangan.
Menurutnya, Finfluencer harus memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai, serta memahami produk keuangan yang dipromosikan. “Finfluencer ini bertanggung jawab atas setiap informasi yang dia sampaikan kepada masyarakat,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya transparansi, termasuk mengungkap benturan kepentingan jika mereka menerima bayaran atas promosi tertentu.
Kinerja Indonesia Anti-Scam Center
Sementara itu, OJK juga menyoroti kinerja Indonesia Anti-Scam Center (ISC). Sejak awal tahun, ISC menerima 204.011 laporan. Dari angka itu, 129.793 laporan berasal dari korban yang melapor ke lembaga jasa keuangan, dan 74.218 laporan disampaikan langsung ke ISC. Total rekening yang dilaporkan mencapai 326.000, dan 66.000 di antaranya telah berhasil diblokir. Nilai kerugian yang dialami masyarakat akibat scam ini mencapai Rp4,1 triliun, dengan dana yang berhasil dibekukan sebesar Rp 348,3 miliar.
Sinergi Lintas Sektor
OJK juga aktif mendukung pembentukan Global Anti-Scam Alliance Chapter Indonesia, bersama pelaku industri dan asosiasi. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat sinergi lintas sektor dalam memerangi penipuan digital yang semakin canggih.
“Tentu saja ini merupakan satu sinergi yang sangat baik ya, karena kalau ini dikerjakan secara bersama-sama menyeluruh oleh semua pihak, maka ini akan menjadi sangat baik,” kata Kiki.