Ekonomi Sumbar Tumbuh Paling Rendah di Sumatra, Hanya 3,94% pada Kuartal II/2025

Pertumbuhan Ekonomi Sumatra Barat pada Kuartal II/2025
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada kuartal II/2025 tercatat sebesar 3,94% secara tahunan (yoy). Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumbar masih tertinggal dibandingkan kebanyakan provinsi lain di Pulau Sumatra yang rata-rata tumbuh di atas 4%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatra secara keseluruhan berada di atas 4% pada triwulan II/2025. Namun, Sumbar tidak mengikuti tren tersebut. Menurut data BPS, beberapa provinsi seperti Sumatra Utara, Riau, dan Sumatra Selatan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian wilayah tersebut.
Kontribusi Berbagai Provinsi terhadap PDRB Sumatra
Sumatra Utara menjadi kontributor terbesar terhadap PDRB Pulau Sumatra dengan kontribusi sebesar 23,50%. Sementara itu, Kepulauan Riau mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 7,14%. Beberapa provinsi lain juga memiliki kontribusi signifikan, antara lain:
- Riau: 22,45%
- Sumatra Selatan: 13,82%
- Lampung: 10,30%
- Kepulauan Riau: 7,18%
- Sumbar: 6,76%
- Jambi: 6,68%
- Aceh: 4,89%
- Kepulauan Bangka Belitung: 2,24%
- Bengkulu: 2,18%
Dari sisi pertumbuhan, Kepulauan Riau memimpin dengan capaian 7,14%, disusul oleh Sumatra Selatan (5,42%) dan Lampung (5,09%). Sementara itu, Sumbar berada di posisi terbawah dengan pertumbuhan sebesar 3,94%.
Kontribusi Ekonomi Sumbar terhadap Wilayah dan Nasional
Meskipun tumbuh lebih lambat, pertumbuhan ekonomi Sumbar tetap memberikan kontribusi penting. Sumbar menyumbang 6,76% terhadap perekonomian Pulau Sumatra dan 1,50% terhadap perekonomian nasional.
Sugeng Arianto, Kepala BPS Sumbar, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumbar didorong oleh beberapa sektor utama. Sejumlah lapangan usaha menunjukkan kinerja positif, antara lain:
- Informasi dan komunikasi: tumbuh sebesar 9,51%
- Real estat: tumbuh sebesar 8,31%
- Jasa lainnya: tumbuh sebesar 7,25%
- Jasa perusahaan: tumbuh sebesar 5,28%
Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mencatat pertumbuhan sebesar 4,06%. Sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi kendaraan tumbuh sebesar 3,67%, sedangkan transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 3,03%. Namun, sektor konstruksi mengalami kontraksi tipis sebesar 0,02%.
Pertumbuhan Ekonomi Sumbar dari Sisi Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, hampir seluruh komponen menunjukkan pertumbuhan positif. Beberapa komponen utama antara lain:
- Impor luar negeri: tumbuh sebesar 64,39%
- Pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P): tumbuh sebesar 20,84%
- Pengeluaran modal tetap bruto (PMTB): tumbuh sebesar 4,40%
- Ekspor luar negeri: tumbuh sebesar 3,50%
- Pengeluaran konsumsi LNPRT (PK-LNPRT): tumbuh sebesar 0,37%
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT): mengalami kontraksi sebesar 0,15%
Struktur PDRB Sumbar
Struktur PDRB Sumbar masih didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang mencakup lebih dari separuh PDRB, yaitu sebesar 51,58%. Diikuti oleh:
- PMTB: 27,91%
- Ekspor Luar Negeri: 12,12%
- PK-P: 8,83%
- PK-LNPRT: 1,08%
- Impor Luar Negeri: 2,81%
Kondisi ini menunjukkan bahwa perekonomian Sumbar masih sangat bergantung pada aktivitas konsumsi masyarakat. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada triwulan II/2025 menunjukkan adanya indikasi pemulihan dari kuartal sebelumnya, dengan pertumbuhan sebesar 1,52% qtq.