Pernyataan Pemerintah Rojali dan Rohana Hanya Ilusi Meski Ekonomi Tumbuh 5,12%

Featured Image

Menteri Koordinator Perekonomian Tanggapi Isu Romen Beli dan Romen Nanya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan respons terkait isu yang muncul di tengah pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 sebesar 5,12%. Fenomena yang disebut sebagai "rojali" (rombongan jarang beli) dan "rohana" (rombongan hanya nanya) sempat menjadi perhatian masyarakat. Namun, menurut Airlangga, fenomena tersebut hanyalah isu yang tidak mencerminkan realitas data konsumsi masyarakat yang tetap positif.

Pertumbuhan ekonomi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini ternyata berada di atas ekspektasi para ekonom. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih dalam jalur yang stabil. Airlangga menyampaikan hal ini saat merespons hasil pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Konsumsi Masih Jadi Motor Utama Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Airlangga, konsumsi rumah tangga tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut. Dalam penjelasannya, ia mengungkapkan bahwa kinerja keuangan tiga perusahaan publik yang bergerak di bidang retail menunjukkan peningkatan signifikan. Tiga perusahaan tersebut antara lain sebuah perusahaan minimarket serta dua perusahaan lain yang memiliki banyak outlet di pusat perbelanjaan atau mal.

Hasil kinerja keuangan ketiga perusahaan tersebut mencapai 4,99%, 6,85%, dan 12,87% masing-masing. Angka ini menunjukkan bahwa aktivitas konsumsi masyarakat masih kuat meskipun ada isu-isu negatif yang muncul.

Selain itu, Airlangga juga menyebutkan beberapa indikator positif lainnya, seperti pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,97% year-on-year (yoy), Indeks Penjualan Riil (ritel) sebesar 233,7, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 117,8, serta adanya ekspansi bantuan sosial (bansos). Data-data ini menunjukkan bahwa kepercayaan dan daya beli masyarakat masih cukup baik.

Target Pertumbuhan Ekonomi 2025 Tetap Optimistis

Airlangga menegaskan bahwa pemerintah tetap optimistis akan mencapai target pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2025 sebesar 5,2% yoy. Ia menyebutkan bahwa capaian pertumbuhan kuartal II/2025 yang kembali ke jalur 5% adalah bukti bahwa perekonomian masih solid.

"Ekonomi kita masih solid, rencana kita di semester II/2025 menargetkan 5,2% bisa dicapai. Namun, apa yang diumumkan alhamdulillah kita kembali ke jalur 5%," ujarnya.

Data BPS dan Respons dari Kalangan Ekonom

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2025 sebesar 5,12% secara tahunan (yoy). Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal tersebut mencapai Rp5.947 triliun atas dasar harga berlaku, sedangkan PDB atas harga konstan mencapai Rp3.396,3 triliun. Pertumbuhan secara kuartalan (qtq) mencapai 4,04%.

Dari sisi ekonom, pertumbuhan ini mengejutkan pasar karena melebihi perkiraan sebelumnya. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12% yoy memang mengejutkan, terutama karena seluruh estimasi konsensus Bloomberg berada di bawah angka tersebut—bahkan estimasi tertingginya hanya menyentuh 5,0%.

Josua juga menyampaikan bahwa pertumbuhan yang dirilis BPS tidak hanya melampaui ekspektasi pasar, tetapi juga terjadi di tengah narasi yang kontras. Salah satunya adalah Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang masih berada di zona kontraksi selama kuartal tersebut, yakni berkisar 49. Selain itu, persepsi umum menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga belum sepenuhnya pulih.

"Maka, muncul pertanyaan fundamental: dari mana sebenarnya sumber pertumbuhan yang mengejutkan ini?" tanya Josua.