Tesla dan Elon Musk Dihukum oleh Pemegang Saham atas Klaim Robotaxi

Gugatan Pemegang Saham terhadap Tesla dan Elon Musk atas Klaim Keamanan Robotaxi
Pemegang saham Tesla Inc. dan CEO perusahaan, Elon Musk, resmi digugat karena dugaan penipuan sekuritas terkait klaim keamanan kendaraan otonom Robotaxi. Gugatan ini diajukan ke pengadilan federal di Austin, Texas, setelah uji coba publik pertama Robotaxi yang dilakukan oleh Tesla pada akhir Juni 2025. Investor menuduh bahwa perusahaan tidak secara jujur mengungkapkan risiko keselamatan yang muncul selama pengujian teknologi tersebut.
Uji Coba Publik Pertama Robotaxi di Austin dan Kontroversinya
Robotaxi Tesla diluncurkan untuk pertama kalinya secara terbatas di Austin, Texas, pada Juni 2025. Sejumlah pengguna, termasuk influencer dan pemegang saham, diundang untuk mencoba pengalaman berkendara tanpa supir manusia dalam area tertentu. Saat itu, Elon Musk menyampaikan pernyataan bahwa pihaknya sangat memperhatikan keselamatan. Namun, selama pengujian, banyak masalah teridentifikasi, seperti kendaraan melanggar batas kecepatan, tiba-tiba berhenti, berpindah ke lajur yang salah, hingga menurunkan penumpang di tengah jalan raya.
Masalah-masalah ini langsung menjadi sorotan media dan regulator keselamatan jalan raya AS. Dalam dokumen gugatan, disebutkan bahwa ada risiko signifikan bahwa kendaraan otonom Tesla bisa beroperasi secara berbahaya atau melanggar aturan lalu lintas. Tesla membatasi akses hanya untuk penumpang tertentu dengan pendamping pengawas dan hanya beroperasi di area terbatas dalam kota.
Dampak Langsung Pengujian Robotaxi terhadap Saham Tesla
Dua hari setelah video masalah Robotaxi viral di media sosial dan regulator mulai menindaklanjuti, saham Tesla turun sebesar 6,1 persen. Penurunan ini setara dengan hilangnya sekitar 68 miliar dolar AS (Rp1,1 kuadriliun) kapitalisasi pasar perusahaan. Seorang analis dari Wedbush Securities mengatakan bahwa meskipun pengalaman awal terasa aman, sistem masih mengalami kendala saat menghadapi kondisi lalu lintas yang rumit.
Penurunan harga saham memperkuat tuduhan bahwa Tesla dan Musk melebih-lebihkan kemampuan teknologi otonom, sehingga memengaruhi nilai perusahaan secara tidak realistis. Tesla belum memberikan komentar resmi terkait gugatan yang sedang berlangsung. Selain Musk, dua petinggi keuangan Tesla, yaitu CFO Vaibhav Taneja dan mantan CFO Zachary Kirkhorn, juga turut disebut sebagai tergugat.
Kronologi Gugatan Hukum dan Tuntutan Pemegang Saham
Gugatan diajukan oleh Denise Morand sebagai perwakilan pemegang saham Tesla yang membeli saham antara 19 April 2023 hingga 22 Juni 2025. Dalam gugatan setebal puluhan halaman, para investor menuding Tesla dan Musk terus-menerus mempromosikan efektivitas teknologi mengemudi otonom sambil menyembunyikan masalah operasional yang berpotensi membahayakan konsumen dan memicu pelanggaran hukum lalu lintas.
Salah satu tuduhan utama adalah pernyataan Musk dalam konferensi pers pada 22 April 2025. Ia mengklaim bahwa Robotaxi akan hadir di Austin pada Juni dan sistem Tesla dapat beroperasi secara aman dan berskala. Namun, fakta lapangan justru menunjukkan adanya banyak masalah, sehingga pemegang saham merasa dirugikan karena informasi yang dianggap menyesatkan.
Selain menuntut ganti rugi atas kerugian investasi, gugatan ini juga mengutip vonis juri di Florida pada Jumat (1/8/2025), atas kecelakaan maut yang melibatkan sistem Autopilot Tesla. Dalam kasus tersebut, juri memutuskan bahwa Tesla turut bertanggung jawab 33 persen atas kecelakaan yang menewaskan seorang pengendara, menambah tekanan hukum terhadap Tesla dan Elon Musk.