Enam Warga Gaza Meninggal Karena Kelaparan di Tengah Pengepungan Israel

Kekurangan Pangan di Gaza Menyebabkan Kematian Massal
Enam warga Palestina, termasuk dua anak-anak, meninggal akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir di Jalur Gaza. Hal ini dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan setempat. Dalam pernyataannya, kementerian menyebutkan bahwa rumah sakit mencatat adanya enam kematian baru yang disebabkan oleh kekurangan gizi dan kelaparan. Dua dari korban adalah anak-anak yang mengalami kelelahan akibat tidak mendapatkan makanan cukup.
Angka ini menambah jumlah korban tewas akibat kelaparan di Gaza sejak Oktober 2023 menjadi total 133 orang, termasuk 87 anak-anak. Kementerian Kesehatan menilai bahwa angka-angka ini menunjukkan dampak buruk dari blokade Israel terhadap wilayah tersebut. Blokade ini telah berlangsung selama 18 tahun dan sejak Maret 2024, semua penyeberangan ditutup, menghambat masuknya bantuan kemanusiaan.
Pihak Israel menolak seruan internasional untuk gencatan senjata. Sejak 7 Oktober 2023, pasukan Israel melakukan serangan brutal di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 59.700 warga Palestina, sebagian besar dari kalangan perempuan dan anak-anak. Serangan yang terus-menerus ini telah merusak banyak wilayah dan memicu krisis pangan yang parah.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional karena perang di daerah kantong tersebut.
Jeda Kemanusian sebagai Peluang Menyelamatkan Nyawa
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Munir al-Bursh, menyampaikan bahwa jeda kemanusian adalah kesempatan penting untuk menyelamatkan nyawa mereka yang masih hidup. Dalam pernyataannya di Telegram, al-Bursh menyebutkan bahwa para korban luka terus meminta bantuan, anak-anak kelaparan, dan ibu-ibu pingsan di reruntuhan.
Ia menyerukan evakuasi segera bagi mereka yang mengalami cedera serius, termasuk pasien yang membutuhkan operasi kompleks. Al-Bursh juga menegaskan perlunya pasokan medis dan makanan, seperti susu untuk anak-anak dan bayi, suplemen nutrisi tinggi protein, antibiotik, solusi glukosa, serta sumber protein seperti daging, telur, dan gula.
Krisis Pangan yang Mengancam Sepertiga Penduduk Gaza
Statistik dari Program Pangan Dunia (WFP) PBB menunjukkan bahwa sepertiga penduduk Gaza belum makan selama beberapa hari, dan hampir setengah juta orang mengalami kondisi seperti kelaparan. WFP menyatakan bahwa gencatan senjata adalah satu-satunya cara agar bantuan kemanusian dapat mencapai seluruh penduduk Gaza dengan pasokan makanan yang stabil dan aman.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, sejak perang dimulai pada Oktober 2023, setidaknya 59.821 warga Palestina tewas dan 144.851 lainnya luka-luka. Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel menewaskan sedikitnya 88 orang dan melukai 374 orang. Selain itu, enam kematian baru akibat kekurangan gizi dilaporkan, sehingga total kematian akibat krisis kelaparan menjadi 133 orang, termasuk 87 anak-anak.
Tuntutan untuk Gencatan Senjata yang Lebih Efektif
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyambut baik pengumuman jeda pertempuran dari militer Israel. Namun, ia menegaskan bahwa pengumuman ini saja tidak cukup untuk meringankan penderitaan di Gaza. Lammy menekankan perlunya gencatan senjata yang dapat mengakhiri perang, membebaskan sandera, dan memungkinkan bantuan masuk ke Gaza tanpa hambatan.
Ia menilai bahwa jalur darat adalah satu-satunya cara yang layak dan berkelanjutan untuk memberikan bantuan ke Gaza. Langkah-langkah ini harus diterapkan secara penuh, dan hambatan terhadap bantuan harus dihilangkan. Lammy menambahkan bahwa dunia sedang memperhatikan situasi tersebut.
Akademisi Israel Memperingatkan Kekejaman di Gaza
Lebih dari 300 akademisi Israel, termasuk 341 orang senior, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam kekejaman di Gaza. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak bisa lagi diam dan meminta agar krisis kemanusian di Jalur Gaza dihentikan. Mereka menyerukan agar bantuan medis, makanan, dan air segera diizinkan masuk, serta menghentikan penembakan terhadap warga sipil.
Di sisi lain, militer Israel mengklaim akan melakukan serangkaian tindakan untuk meningkatkan respons kemanusiaan di Gaza. Meski demikian, mereka tetap menyangkal adanya kelaparan di antara rakyat Palestina. Militer juga akan membuka koridor kemanusian baru dan mengizinkan PBB untuk memberikan jalur aman bagi truk bantuan.
Namun, konflik antara Israel dan PBB terus berlanjut. Israel menuduh PBB tidak mendistribusikan bantuan, sementara PBB mengatakan bahwa Israel menghalangi distribusi tersebut. Meskipun ada rencana baru dari militer Israel, klaim bahwa tidak ada kelaparan di Gaza tetap dipertahankan.