Gus Hilmi Menyayangkan Konflik FPI Vs PWI-LS yang Memanas

Perpecahan Ormas Islam yang Menimbulkan Bentrokan
Beberapa kelompok organisasi masyarakat (Ormas) Islam di Indonesia kembali mengalami konflik yang memicu bentrokan fisik. Konflik ini terjadi antara FPI (Front Pembela Islam) dan PWI LS (Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah), yang berujung pada pembubaran acara dan kekerasan yang melibatkan para anggota kedua kelompok tersebut.
Sebelumnya, PWI LS melakukan pembubaran acara Tabligh Akbar FPI di Pemalang, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut rencananya digelar dalam rangka merayakan 1 Muharram dan haul KH. Muhammad Hasyim. Namun, aksi pembubaran tersebut justru menjadi pemicu balasan dari FPI, yang kemudian membubarkan acara PWI LS di Depok pada hari Minggu (26/7/2025). Dampak dari konflik ini adalah adanya luka-luka pada anggota kedua belah pihak, termasuk seorang petugas kepolisian.
Pembubaran acara dan bentrokan ini menimbulkan kekecewaan dari berbagai tokoh ulama, termasuk Gus Hilmi, pengasuh Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Assa'adah. Ia menyampaikan pesan melalui media sosial bahwa perpecahan sesama umat Islam sangat disayangkan, terlebih jika berujung pada tindakan kekerasan hanya karena perbedaan pemahaman.
Gus Hilmi menekankan bahwa baik FPI maupun PWI LS sama-sama mengusung nilai-nilai keislaman. Ia menilai tidak seharusnya hal-hal seperti pembubaran acara, hadang-hadang, dan bentrokan terjadi hanya karena perbedaan pendapat. Ia juga menyarankan agar umat Islam belajar dari Pecalang Bali, yang berhasil menjaga keamanan acara Tabligh Akbar meskipun mayoritas penduduk Bali beragama Hindu.
“Alhamdulillah acara tabligh akbar saya di Bali dibantu keamanannya oleh kawan-kawan Pecalang,” tulis Gus Hilmi. Ia mengajak seluruh umat Islam untuk hidup berdampingan dengan sesama agama, bahkan dengan non-muslim. “Jika dengan saudara non-muslim kita bisa hidup berdampingan, kenapa tidak dengan sesama muslim?” tanyanya.
Penolakan Acara dan Respons FPI
Sebelum konflik terjadi, PWI LS menolak penyelenggaraan acara Tabligh Akbar yang dihadiri Habib Rizieq Shihab. Alasan mereka adalah khawatir FPI akan memicu intoleransi dan memecah belah masyarakat. PWI LS pun mengirim surat penolakan terkait acara tersebut. Namun, DPD FPI Jawa Tengah memberi respons yang berbeda, dengan menyatakan siap mengerahkan massa pendukung dari Pantura dan eks-residensi Banyumas.
Pada Rabu pagi hingga sore, ratusan anggota PWI LS datang ke lokasi acara dan mencoba menembus barikade keamanan. Di sinilah bentrokan terjadi antara anggota PWI LS dengan pendukung FPI. Massa dari kedua belah pihak saling melempar batu, kayu, botol, dan menggunakan senjata tajam. Akibatnya, lima orang terluka, termasuk seorang polisi.
Kesimpulan
Konflik antara FPI dan PWI LS menunjukkan pentingnya harmonisasi sesama umat Islam. Meski memiliki perbedaan pandangan, kedua kelompok seharusnya dapat menjaga keharmonisan tanpa harus sampai terjadi kekerasan. Gus Hilmi menyerukan perdamaian dan kerja sama antara PWI LS dan FPI, agar semua umat Islam dapat hidup sebagai saudara seiman.