Pusar Berbau? Ini 5 Penyebab yang Perlu Diketahui

Featured Image

Penyebab dan Cara Mengatasi Pusar Berbau

Pusar atau umbilikus adalah bekas luka kecil yang terbentuk setelah tali pusar dipotong saat bayi lahir. Meskipun tampak kecil, area ini bisa menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri dan jamur jika tidak dibersihkan dengan benar. Jika pusar berbau, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.

Berikut adalah lima penyebab umum mengapa pusar bisa berbau:

1. Kurangnya Kebersihan

Pusar merupakan area yang sangat kecil dan sering kali terlewat saat mandi. Jika tidak dibersihkan secara teratur, lipatan-lipatan kecil di sekitar pusar dapat menumpuk kotoran, sel kulit mati, dan keringat. Hal ini menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, yang kemudian menyebabkan bau tidak sedap.

Penelitian menunjukkan bahwa ada hampir 300 jenis bakteri berbeda yang dapat ditemukan di dalam pusar. Bercak cokelat di dalam pusar juga bisa muncul akibat penumpukan kotoran dan keringat. Bercak ini bisa dihilangkan dengan membersihkan pusar secara lembut menggunakan waslap dan air sabun.

2. Infeksi Bakteri

Jika pusar berbau seperti keju atau asam seperti belerang, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi bakteri. Tidak membersihkan pusar dengan benar memungkinkan bakteri tumbuh di area yang lembab. Robekan atau luka pada pusar, termasuk akibat tindik, juga meningkatkan risiko infeksi.

Infeksi bakteri dapat menyebabkan gejala seperti rasa gatal, nyeri, nanah, ruam, kemerahan, dan pembengkakan. Jika Anda memiliki tindik pusar, risiko infeksi stafilokokus (staph) juga meningkat.

3. Infeksi Jamur

Pertumbuhan berlebihan ragi, terutama Candida, bisa menyebabkan infeksi jamur yang membuat pusar berbau busuk. Lingkungan yang lembab dan gelap di sekitar pusar menjadi tempat yang ideal bagi jamur untuk berkembang.

Tidak membersihkan pusar, mengenakan pakaian ketat, atau berkeringat di cuaca panas dapat meningkatkan risiko infeksi jamur. Orang dengan kondisi seperti psoriasis atau diabetes lebih rentan terhadap infeksi jamur.

Gejala infeksi jamur pada pusar meliputi kulit berdarah, pecah-pecah, gatal, nyeri, sensasi kesemutan, ruam merah, dan benjolan bengkak berisi nanah.

4. Kista Urakal

Kista urakal terbentuk ketika jaringan dan cairan dari urakus tidak hilang setelah lahir. Kista ini bisa terinfeksi, sehingga menyebabkan keluarnya cairan dan bau busuk. Gejala lain dari kista urakal yang terinfeksi meliputi nyeri perut, demam, nyeri saat buang air kecil, dan infeksi saluran kemih.

5. Batu Pusar

Batu pusar adalah massa keras yang terbentuk dari sebum dan keratin. Meski biasanya tidak berbau, batu ini bisa mengeluarkan bau busuk jika terinfeksi. Gejala infeksi batu pusar meliputi pendarahan, keluarnya cairan, gatal, nyeri, dan kemerahan.

Cara Mengatasi Pusar Berbau

Jika pusar berbau karena kurangnya kebersihan, langkah-langkah berikut bisa membantu:

  1. Basahi jari atau waslap dengan air dan tambahkan sabun lembut.
  2. Pijat lembut pusar untuk melonggarkan kotoran dan membersihkan area tersebut.
  3. Bilas dengan air hangat sampai semua kotoran hilang.
  4. Keringkan pusar dengan handuk setelah mandi agar tidak lembab.
  5. Hindari mengoleskan losion ke dalam pusar, karena bisa menciptakan lingkungan yang ideal untuk bakteri dan jamur.
  6. Jika bau tidak hilang meski sudah membersihkan secara rutin, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.