Ibu Menangis Lihat Anak Pakai Seragam TNI AL, Satria Menyesal Jadi Tentara Bayaran Rusia

Nasib Satria Arta Kumbara, Mantan Marinir TNI yang Kini Jadi Tentara Bayaran Rusia
Satria Arta Kumbara, mantan prajurit marinir TNI AL, kini menjadi sorotan publik setelah mengambil keputusan untuk menjadi tentara bayaran Rusia. Keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi, baik dari keluarga maupun masyarakat luas. Sebelumnya, ia sempat viral di media sosial dengan tindakannya yang menunjukkan rasa senang dan percaya diri sebagai bagian dari militer asing.
Kehidupan Satria Arta sebelumnya tergambarkan sebagai sosok yang penuh semangat. Ia dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan memiliki cita-cita tinggi. Namun, kini nasibnya berubah drastis. Ia kini merasa menyesal atas pilihan hidupnya dan memohon bantuan agar bisa kembali ke Indonesia. Permintaan ini disampaikannya melalui akun TikTok miliknya, @zstorm689, dengan video dua menit yang menyampaikan penyesalan serta harapan untuk pulang.
Dalam video tersebut, Satria menyampaikan bahwa ia tidak pernah bermaksud untuk meninggalkan negara sendiri. Namun, karena tergiur uang besar, ia memilih bergabung dengan pasukan asing. Hal ini membuatnya harus meninggalkan status kewarganegaraannya. Dampaknya, kini Satria menjadi stateless, atau tanpa kewarganegaraan.
Keluarga yang Menunggu dan Merindukan Anaknya
Ibu Satria, Lasmi (nama disamarkan), tinggal di rumah sederhana di Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kini, ia hanya bisa memandangi foto-foto putranya yang masih terpajang di rumah. Tidak ada kabar, tidak ada telepon, yang tersisa hanyalah bingkai foto berseragam marinir.
Lasmi sangat merindukan anaknya. Tangannya selalu menggenggam erat bingkai foto Satria, seolah ingin memeluk sosok dalam gambar itu. “Saya cuma ingin dia pulang. Saya masih tunggu,” ucapnya lirih. Ia hanya bisa menunggu dan berharap negara memberikan kejelasan mengenai status Satria Arta.
Teman Masa Kecil yang Terkejut
Bangun Prihanto, teman masa kecil Satria, masih terkejut saat mengetahui kabar bahwa Satria jadi tentara bayaran Rusia. Mereka tumbuh bersama di gang sempit itu. Bangun mengenal Satria sebagai sosok bersemangat yang sejak kecil bercita-cita jadi tentara. “Dulu kita sering main bareng. Satria orangnya supel, gampang bergaul, dan punya semangat kuat,” kata Bangun.
Terakhir mereka bertemu sekitar satu tahun lalu, sebelum Satria berangkat ke Rusia. Sejak itu, hanya kabar dari media sosial yang bisa mereka ikuti. Kini, semua komunikasi terputus. Lasmi hanya bisa menunggu, sambil memeluk bayangan dan kenangan anaknya.
Peran Pemerintah dan Hukum
Pemerintah Indonesia juga turut memantau keberadaan Satria Arta. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia melalui juru bicaranya Rolliansyah Soemirat, merespons secara tegas permohonan eks prajurit Korps Marinir TNI AL, Satria Arta Kumbara, yang kini bergabung dengan militer Rusia, untuk dipulangkan dan dikembalikan status kewarganegaraannya.
Rolliansyah menjelaskan bahwa Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Moskow tetap memantau keberadaan dan melakukan komunikasi dengan yang bersangkutan. Namun, pencabutan atau pemulihan status WNI Satria merupakan domain Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Menurut aturan hukum Indonesia, keberadaan atau afiliasi dengan militer asing tanpa izin presiden otomatis memicu pencabutan status WNI. Terlebih karena Satria telah mengikuti kegiatan bersenjata di Rusia tanpa izin, yang oleh Kemenkumham disebut sebagai pelanggaran serius.
Penutup
Nasib Satria Arta Kumbara menjadi cerita yang menyentuh hati banyak orang. Dari seorang mantan prajurit marinir yang memiliki impian besar, kini menjadi orang yang terjebak dalam situasi sulit. Meski begitu, harapan untuk kembali ke Tanah Air tetap terus berlangsung. Bagi keluarga, hanya kehadiran anaknya yang bisa mengisi ruang kosong yang tercipta.