Israel Umumkan Hentikan Operasi Militer 10 Jam ke Gaza Usai Kritik Global

Featured Image

Israel Menghentikan Operasi Militer Selama 10 Jam di Wilayah Gaza

Israel mengumumkan akan menghentikan operasi militer selama 10 jam sehari di beberapa wilayah Gaza, termasuk Al-Mawasi, Deir al-Balah, dan Kota Gaza. Jeda ini berlangsung dari pukul 10.00 hingga 20.00 (07.00-17.00 GMT) hingga pemberitahuan lebih lanjut. Dalam pernyataannya, militer menyatakan bahwa rute aman untuk konvoi pengiriman makanan dan obat-obatan juga akan disiapkan antara pukul 06.00 dan 23.00 mulai Minggu.

Selain itu, Yordania dan Uni Emirat Arab memberikan bantuan melalui udara ke Jalur Gaza. Pada hari Minggu, kedua negara tersebut menjatuhkan 25 ton bantuan melalui parasut ke wilayah kantong yang terisolasi. Meski demikian, pejabat Yordania menegaskan bahwa penerjunan ini bukanlah pengganti pengiriman melalui darat. Sementara itu, sejumlah warga Palestina terluka akibat kotak bantuan yang jatuh, menurut laporan dari pejabat kesehatan di Kota Gaza.

Kekurangan Bantuan dan Krisis Kemanusiaan

Krisis kemanusian di Gaza semakin memburuk dengan adanya kelaparan massal yang dialami oleh 2,2 juta penduduk. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza, enam kematian baru akibat kekurangan gizi dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Total kematian akibat kelaparan dan kekurangan gizi mencapai 133 orang, termasuk 87 anak-anak.

Bulan Sabit Merah Mesir juga mengirimkan lebih dari 100 truk yang membawa lebih dari 1.200 metrik ton makanan ke Gaza selatan melalui penyeberangan Kerem Shalom. Namun, bantuan ini masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk setempat.

Kritik Internasional Terhadap Tindakan Israel

Israel menghadapi kritik internasional yang meningkat atas krisis kemanusiaan di Gaza. Sejumlah negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Kanada, mengutuk "pemberian bantuan secara bertahap" dan menilai penolakan Israel terhadap bantuan kemanusian esensial tidak dapat diterima.

Pemerintah Israel mengklaim bahwa mereka tetap berkomitmen untuk membiarkan bantuan masuk ke Gaza, tetapi harus mengendalikannya agar tidak dialihkan oleh militan. Israel menyalahkan Hamas atas penderitaan rakyat Gaza, sementara militer menyatakan bahwa mereka telah memperbolehkan cukup makanan masuk ke wilayah tersebut selama perang.

Gencatan Senjata yang Gagal

Perundingan gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, di Doha gagal tanpa kesepakatan yang terlihat. Pada hari Jumat, Israel dan AS tampaknya akan meninggalkan negosiasi gencatan senjata dengan Hamas, karena sudah jelas bahwa militan tersebut tidak menginginkan kesepakatan.

Sementara itu, Kepala Bantuan PBB, Tom Fletcher, mengatakan staf akan meningkatkan upaya untuk memberi makan mereka yang kelaparan selama jeda di area yang ditentukan. Ia menyampaikan pernyataannya melalui X, dengan menekankan bahwa tim lapangan akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menjangkau sebanyak mungkin orang yang kelaparan dalam rentang waktu ini.

Kekacauan di Rumah Sakit Gaza

Pejabat kesehatan di Rumah Sakit Al-Awda dan Al-Aqsa di Jalur Gaza tengah mengatakan bahwa tembakan Israel menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai 50 orang yang menunggu truk bantuan pada hari Minggu. Militer Israel belum merespons permintaan komentar terkait insiden ini.

Dengan situasi yang semakin memburuk, dunia internasional terus memantau perkembangan di Gaza. Keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina pada bulan September menunjukkan tanda-tanda bahwa tekanan global terhadap Israel semakin besar.