Jejak Purba: Cara T.Rex Menyergap Mangsa 76 Juta Tahun Lalu

Featured Image

Penemuan Jejak Kaki Dinosaurs yang Mengubah Pemahaman tentang Kehidupan Sosial Mereka

Di Taman Provinsi Dinosaurus di Alberta, Kanada, para ilmuwan menemukan jejak kaki dinosaurus yang sangat langka dan mengungkapkan informasi penting tentang kehidupan sosial dan strategi berburu dinosaurus. Penemuan ini berasal dari 76 juta tahun lalu dan menjadi bukti pertama bahwa berbagai spesies dinosaurus—baik pemakan tumbuhan maupun daging—mungkin berjalan bersama dalam satu waktu.

Jejak Kaki yang Menunjukkan Perilaku Sosial

Di lokasi Skyline Tracksite, para peneliti menemukan jejak kaki dari beberapa spesies dinosaurus. Termasuk dalamnya adalah jejak ceratopsian, ankylosaurid, dua tyrannosaurid besar, serta jejak kaki kecil dari predator kecil. Semua jejak ini tercetak pada lapisan lumpur yang sama dan mengarah ke arah yang hampir serupa, menunjukkan bahwa mereka berjalan lewat dalam waktu yang hampir bersamaan—mungkin hanya beberapa jam atau bahkan menit.

Jejak ceratopsian yang tersusun sejajar dengan jarak yang konsisten memberikan indikasi bahwa mereka bergerak dalam formasi kelompok. Hal ini memperkuat bukti sebelumnya tentang kuburan massal satu spesies seperti Styracosaurus, yang menunjukkan bahwa dinosaurus bertanduk hidup berkelompok dalam jangka waktu lama.

Lebih menarik lagi, formasi ini tidak hanya terdiri dari satu spesies, melainkan campuran beberapa herbivora. Ini membuka kemungkinan bahwa dinosaurus pemakan tumbuhan dari spesies berbeda dapat bergerak bersama ketika menghadapi tantangan tertentu di lingkungan mereka.

Tyrannosaurus Mengintai dari Jarak Aman

Dua jejak tyrannosaurid, yang berukuran sekitar 45 cm panjangnya, terlihat melintas di jalur para herbivora, seolah-olah sedang mengintai dari jarak aman. Bentuk tiga jari kaki ini mirip dengan jejak Bellatoripes fredlundi yang sebelumnya ditemukan lebih ke utara, dan mengindikasikan bahwa tyrannosaurus mungkin berburu dalam pasangan atau kelompok.

Meskipun belum bisa dipastikan apakah tyrannosaurus benar-benar membuntuti kelompok herbivora tersebut, kehadiran mereka memberi alasan kuat mengapa para pemakan tumbuhan memilih berjalan bersama. Fenomena ini mirip dengan perilaku hewan di sabana Afrika masa kini, seperti zebra dan wildebeest yang sering bergabung dalam satu kawanan untuk mengurangi risiko diserang predator.

Jejak Kaki sebagai Kapsul Waktu Alam

Jejak-jejak tersebut tercetak pada lapisan lumpur tipis yang terbentuk ketika sungai purba mengubah alirannya dan meninggalkan danau dangkal yang kemudian mengering secara bertahap. Tekanan dari langkah dinosaurus menekan tanah liat yang basah, membentuk tepian melingkar yang masih terlihat hingga sekarang.

Lapisan lumpur ini kemudian terkubur oleh pasir dan diperkuat oleh mineral besi, menciptakan lempengan batuan berwarna karat. Para ilmuwan menggunakan GPS portabel dan fotografi grid untuk memetakan seluruh permukaan tapak dan menciptakan model 3D digital. Teknologi ini memungkinkan pengukuran seperti panjang langkah, sudut jari kaki, hingga cekungan halus yang terbentuk ketika kaki ditarik dari lumpur, tanpa merusak lapisan batuan yang rapuh.

Kelemahan dan Tantangan dalam Penelitian Jejak Kaki

Berbeda dari kerangka tulang yang bisa terkubur jauh di bawah tanah dan bertahan jutaan tahun, jejak kaki sangat rapuh karena hanya tercetak di permukaan. Bahkan setelah muncul ke permukaan, lapisan batuan tipis yang menyimpan jejak ini bisa mengelupas dalam hitungan bulan akibat angin, hujan, dan perubahan suhu.

Tantangan lain muncul saat mencoba mengidentifikasi spesies pembuat jejak. Terkadang ciri-ciri kaki depan dan belakang tidak tercetak jelas, menyulitkan perbedaan antara misalnya ceratopsian dan ankylosaurid.

Pentingnya Penemuan Ini

Selama ini, bukti kehidupan sosial dinosaurus kebanyakan berasal dari kuburan massal satu spesies atau jejak kaki individu yang panjang. Skyline Tracksite memberikan potongan penting yang hilang: jejak berbagai herbivora berjalan berdampingan, mencerminkan perilaku kawanan seperti yang kita lihat pada mamalia besar masa kini.

Temuan ini juga menyadarkan para peneliti untuk tidak mengabaikan lapisan batuan yang selama ini dianggap "kosong". Meski Taman Provinsi Dinosaurus telah menghasilkan lebih dari 400 kerangka lengkap, keberadaan jejak kaki sebelumnya sangat langka.

Dengan mengenali pola khas pada lapisan lumpur berkarat, tim peneliti kini telah menemukan beberapa lokasi jejak baru—membuka peluang besar dalam studi perilaku dinosaurus melalui tapak kaki mereka.