Kepala BTN Optimis Capai Target 5.000 Rumah Bersubsidi untuk Guru Ngaji

Featured Image

Program Pembiayaan Syariah Rumah Subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., Nixon Napitupulu, yakin bahwa target awal program Pembiayan Tapera dan KPR Sejahtera berskema syariah sebanyak 5.000 unit rumah subsidi pada tahun 2025 akan tercapai. Selain itu, BTN juga berkomitmen untuk menyediakan layanan perbankan di lingkungan Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Kami secara optimal memberikan berbagai layanan yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah berbagai operasional dan transaksi keuangan di lingkungan MUI," ujarnya.

Program pembiayaan syariah rumah subsidi bagi da’i, guru ngaji, aktivis, dan pegawai di lingkungan MUI telah resmi diluncurkan. Program ini digelar oleh BTN bekerja sama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), dalam rangka mendukung program perumahan nasional.

Peluncuran program tersebut dilakukan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, pada Sabtu malam, 26 Juli 2025. Acara ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Ketua Umum MUI Anwar Iskandar, Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, dan Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu.

Lebih lanjut, Nixon menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi keagamaan dalam memberikan kemudahan akses hunian yang layak dan terjangkau. "Kami berharap para tokoh dan penggerak umat Islam di seluruh Indonesia dapat memiliki hunian layak dengan skema yang nyaman di hati," katanya.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menegaskan bahwa dengan program ini, guru ngaji bisa memiliki rumah subsidi pemerintah. "Kini saatnya guru ngaji juga bisa memiliki rumah subsidi pemerintah," ujar Maruarar. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 1.975 guru ngaji di seluruh Indonesia telah melakukan akad untuk KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) agar bisa memiliki rumah subsidi.

Maruarar mengatakan bahwa tahun ini merupakan alokasi jumlah rumah subsidi terbesar, yakni sebanyak 350 ribu unit. Sistem pemberian rumah subsidi ini didasarkan pada segmentasi sehingga program tersebut benar-benar menyasar masyarakat berpenghasilan rendah.

Dari catatan Maruarar, BTN adalah yang paling banyak menyalurkan pembiayaan rumah subsidi sebesar 220 ribu dari total 350 ribu unit. "Sehingga kami sangat mendukung BTN menjadi besar karena yang paling berkontribusi dan serius mendukung perumahan."

Per Maret 2025, BTN Syariah mencatatkan penyaluran pembiayaan perumahan subsidi sebesar Rp 28,5 triliun atau naik 16,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara keseluruhan, BTN Syariah telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 46,26 triliun per Maret 2025 atau naik 18,2 persen (yoy).

Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho menyampaikan bahwa partisipasi aktif BP Tapera dalam kegiatan ini merupakan wujud dari visi lembaga untuk memperluas akses pembiayaan perumahan yang adil dan inklusif, khususnya bagi kelompok masyarakat yang selama ini belum terfasilitasi secara optimal.

Sebagai bentuk komitmen nyata, dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman antara MUI dengan para mitra kerja, termasuk BP Tapera. Nota kesepahaman ini mencakup kerja sama dalam penyediaan dan pemutakhiran data serta informasi statistik sebagai dasar penyelenggaraan program perumahan bagi guru ngaji, dai, aktivis Islam, dan pegawai ormas di lingkungan MUI.

BP Tapera berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi lintas lembaga demi memperluas jangkauan manfaat Tabungan Perumahan Rakyat, khususnya bagi segmen masyarakat seperti guru ngaji dan aktivis keagamaan yang selama ini belum banyak terjangkau program perumahan formal.