Konflik Meningkat, Thailand Usir Dubes Kamboja

Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja Memperburuk Hubungan Diplomasi
Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja semakin memanas, tidak hanya berdampak pada situasi militer tetapi juga mengganggu hubungan diplomatik antar kedua negara. Thailand telah mengusir duta besar (dubes) Kamboja dari negaranya setelah menuduh pihak Kamboja bertanggung jawab atas ledakan ranjau darat yang melukai tentara Thailand. Selain itu, dubes Thailand di Kamboja juga ditarik kembali ke negara asalnya.
Insiden terjadi pada Rabu (22/7/2025) sore ketika lima anggota patroli militer Thailand terluka akibat ranjau darat di Distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani. Menurut hasil penyelidikan militer Thailand, bukti menunjukkan bahwa Kamboja memasang ranjau darat baru di wilayah perbatasan yang disengketakan. Akibatnya, pemerintah Thailand menyetujui rekomendasi tentara untuk menutup sejumlah pos pemeriksaan perbatasan.
Perdana Menteri interim Phumtham Wechayachai menyatakan bahwa pemerintah memutuskan untuk menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan memanggil pulang dubes Thailand di Kamboja dan mengusir dubes Kamboja di Thailand. Dalam pernyataannya, militer Thailand menyebutkan bahwa satu prajurit kehilangan kakinya dalam ledakan tersebut, sementara yang lain mengalami luka telinga dan nyeri dada.
Namun, klaim ini ditolak oleh pihak Kamboja. Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menolak tuduhan yang tidak berdasar dari Thailand. Ia menyatakan bahwa Kamboja telah beberapa kali mengingatkan Thailand bahwa wilayah-wilayah tersebut masih mengandung banyak ranjau darat dari masa perang lalu yang belum sepenuhnya dibersihkan. Ia menambahkan bahwa negaranya adalah korban dari pelanggaran Thailand.
Kamboja bersikeras untuk mempertahankan integritas teritorialnya dalam segala kondisi, tanpa memandang biaya apa pun. Sejak Mei, konflik antara kedua belah pihak semakin memburuk, dengan bentrokan militer yang menewaskan seorang tentara Kamboja. Setelahnya, kedua negara saling melemparkan serangan verbal dan tindakan balasan. Thailand sempat membatasi penyeberangan perbatasan, sedangkan Kamboja menghentikan impor tertentu.
Pada Kamis (24/7/2025), konflik kembali pecah di sepanjang perbatasan. Angkatan bersenjata kedua negara saling melepaskan serangan. Pertempuran dimulai pada dini hari, dengan Thailand menuding Kamboja melakukan serangan ke pangkalan militer dekat Kuil Ta Muen Thom kuno. Lokasi ini berada di wilayah sengketa di selatan Provinsi Surin, Thailand, dan barat laut Kamboja.
Thailand menyatakan bahwa Kamboja mengerahkan pesawat nirawak di depan kuil tersebut sebelum mengirim pasukan senjata. Pihak Thailand juga menuduh pasukan Kamboja menembakkan senjata berat ke wilayah sipil di distrik Kap Choeng, Provinsi Surin. Serangan ini melukai tiga warga sipil, sehingga pihak berwenang Thailand segera mengevakuasi penduduk dari daerah tersebut.
Di sisi lain, Maly menyatakan bahwa pasukan Kamboja bertindak untuk membela diri setelah serangan tak beralasan dari Thailand. Ia menegaskan bahwa pasukan Kamboja bertindak dalam batas-batas pembelaan diri, merespons serangan tak beralasan dari tentara Thailand yang melanggar integritas teritorial negara.
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam unggahan di Facebook menyatakan bahwa Thailand menyerang posisi tentara di dua lokasi kuil di Provinsi Oddar Meanchey, serta di Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Ubon Ratchathani di Thailand. Ia menekankan bahwa Kamboja selalu ingin menyelesaikan masalah secara damai, tetapi dalam kasus ini, mereka harus merespons dengan kekuatan bersenjata terhadap agresi bersenjata.
Hun Manet juga mengimbau warga Kamboja untuk tetap tenang. Setidaknya dua tentara Thailand terluka dalam insiden tersebut, menurut laporan Reuters yang mengutip pejabat militer Thailand.