Konflik Militer Thailand-Kamboja di Perbatasan, Apa Akar Masalahnya?

Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja yang Memanas
Konflik antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan kembali memicu ketegangan setelah terjadi bentrokan antara pasukan kedua negara. Insiden ini menimbulkan korban jiwa dan luka-luka, serta memperburuk hubungan diplomatik antara kedua negara.
Kondisi Terkini di Wilayah Sengketa
Bentrokan terjadi di daerah dekat Kuil Ta Moan Thom yang menjadi sengketa antara Thailand dan Kamboja. Militer Thailand menyatakan bahwa pasukan Kamboja melepaskan tembakan menggunakan senjata berat seperti artileri dan roket BM21. Akibatnya, dua tentara Thailand terluka dalam insiden tersebut. Selain itu, dua warga sipil di Thailand juga dilaporkan tewas akibat penembakan dari pihak Kamboja.
Kuil Ta Moan Thom terletak di provinsi Oddar Meanchey, yang merupakan wilayah perbatasan antara kedua negara. Konflik ini sudah berlangsung sejak lama, namun kembali memanas dalam beberapa waktu terakhir.
Pemicu Konflik yang Muncul
Konflik terbaru dipicu oleh dugaan penggunaan pesawat tanpa awak (drone) oleh militer Kamboja sebelum mengirim pasukan ke daerah dekat kuil. Menurut laporan media internasional, Thailand menuduh Kamboja melakukan pengintaian sebelum melancarkan serangan. Hal ini memicu reaksi cepat dari militer Thailand, yang mengerahkan jet tempur F-16 untuk bertindak di wilayah perbatasan.
Di sisi lain, pihak Kamboja membantah tuduhan tersebut dan justru menuduh Thailand melakukan serangan terlebih dahulu. Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menyatakan bahwa pasukan mereka hanya melakukan pembelaan diri setelah diserang oleh tentara Thailand.
Peristiwa Ledakan Ranjau Darat
Selain bentrokan fisik, konflik juga mencakup insiden ledakan ranjau darat. Seorang tentara Thailand mengalami cedera parah, termasuk kehilangan kaki kanannya, akibat ledakan ranjau. Pihak Thailand menuduh Kamboja sebagai pelaku, sementara pihak Kamboja membantah dan menyatakan bahwa ranjau tersebut telah ada sejak perang saudara yang terjadi beberapa dekade lalu.
Beberapa hari sebelumnya, tiga tentara Thailand juga terluka akibat ledakan ranjau saat berpatroli di wilayah perbatasan. Namun, Kamboja menolak klaim bahwa mereka menanam ranjau dan mengatakan bahwa tentara Thailand menyimpang dari jalur yang telah disepakati.
Tindakan Diplomatik yang Diambil
Ketegangan yang semakin memburuk memicu langkah diplomatik dari kedua belah pihak. Thailand memutuskan untuk menutup semua titik perbatasan dengan Kamboja. Selain itu, Partai Pheu Thai yang berkuasa di Thailand memanggil duta besar negaranya di Kamboja dan akan mengusir duta besar Kamboja dari Thailand.
Pemerintah Thailand juga mengumumkan penurunan hubungan diplomatik dengan Kamboja. Dalam responsnya, Kamboja menyatakan akan menarik semua diplomatnya dari Thailand dan memerintahkan seluruh diplomat Thailand untuk meninggalkan negara tersebut.
Pemerintah Kamboja memutuskan untuk menurunkan hubungan diplomatik dengan Thailand ke tingkat terendah. Semua staf diplomatik Kamboja yang ditempatkan di Bangkok telah diperintahkan untuk pulang.
Situasi Kemanusiaan
Akibat ketegangan yang memburuk, sekitar 40.000 warga sipil Thailand dari 86 desa di sepanjang perbatasan dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Phnom Penh juga mengimbau warga negaranya untuk segera meninggalkan Kamboja kecuali memiliki alasan mendesak untuk tetap tinggal.
Situasi ini menunjukkan bahwa konflik antara Thailand dan Kamboja tidak hanya berdampak pada militer, tetapi juga pada masyarakat sipil yang tinggal di wilayah perbatasan. Kedua negara kini harus mencari solusi damai untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.