Krisis Minyak Tanah di Ende NTT, Bupati Duga Penimbunan

Krisis Minyak Tanah di Ende NTT, Bupati Duga Penimbunan

Kelangkaan Minyak Tanah di Kabupaten Ende Mengganggu Kehidupan Warga

Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menghadapi masalah kelangkaan minyak tanah yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat setempat. Masalah ini terjadi dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi perhatian serius dari warga. Mereka kesulitan mendapatkan bahan bakar subsidi tersebut, sementara harga di pasar melonjak jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Salah satu warga Kota Ende, Dian Anggraeni, mengatakan bahwa kelangkaan ini sudah berlangsung sejak sekitar satu bulan lalu. Biasanya, pasokan minyak tanah masuk setiap minggu, namun saat ini tidak lagi tersedia di pangkalan. Dian, yang sehari-hari berjualan nasi ayam di Kelurahan Mautapaga, terpaksa beralih menggunakan kompor gas karena tidak bisa memperoleh minyak tanah.

Namun, penggunaan gas juga memberatkan. Ia mengaku harus menggunakan tabung gas 12 kilogram dengan biaya isi ulang sebesar Rp280.000, yang hanya cukup untuk dua bulan. Dian berharap pemerintah segera turun tangan dan meningkatkan pasokan agar krisis ini tidak terus berlanjut.

Pemerintah Langsung Tindak Lanjuti

Menanggapi kelangkaan ini, Bupati Ende Yosef Benediktus Badeoda langsung mengambil langkah tegas. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap jalur distribusi minyak tanah dari Pertamina hingga ke pangkalan, dan tidak ditemukan hambatan. Namun, ia mencurigai adanya praktik penimbunan atau penahanan pasokan oleh oknum tertentu di tingkat pasar.

Pantauan lapangan menunjukkan bahwa selain langka, harga minyak tanah di beberapa lokasi dijual di atas HET yakni Rp4.000/liter, bahkan tembus hingga Rp8.000 hingga Rp10.000/liter. Bupati Yosef menegaskan akan segera melakukan pengecekan dan memberi sanksi jika ditemukan pelanggaran.

Kunjungan ke PT Pertamina untuk Cari Solusi

Sebagai bentuk tanggung jawab dan upaya mencari solusi konkret, Bupati Yosef bersama sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan kunjungan resmi ke PT Pertamina Ende di Kelurahan Tetandara, Kecamatan Ende Selatan. Kunjungan ini bertujuan untuk berdiskusi langsung dengan pihak Pertamina mengenai pasokan minyak tanah dan mencari langkah-langkah strategis dalam mengatasi kelangkaan.

Dalam pertemuan tersebut, Bupati juga menanyakan jumlah agen resmi yang masih aktif serta estimasi kebutuhan bulanan masyarakat Kota Ende. Ia meminta adanya peninjauan kuota mingguan dan opsi penambahan agen distribusi agar distribusi lebih lancar dan tidak bergantung pada satu-dua titik.

Rencana Agen Distribusi Milik Pemerintah

Sebagai langkah jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Ende tengah menyusun rencana mendirikan satu agen distribusi minyak tanah milik pemerintah daerah. Agen ini akan dijadikan sebagai cadangan strategis, terutama saat terjadi kelangkaan atau gangguan distribusi. Pasokan dari agen pemerintah ini akan disalurkan melalui BUMDes dan Bundes di setiap desa agar distribusinya lebih merata dan tepat sasaran.

Supervisor Retail Sales DOM PT Pertamina Ende, Vian Rafsanjani, menyambut baik inisiatif pemerintah daerah. Ia menjelaskan bahwa penambahan kuota minyak tanah memang harus diawali dengan pengajuan resmi dari pemerintah daerah ke otoritas terkait. Ia juga menyatakan kesiapan Pertamina untuk mendukung pendirian agen pemerintah demi memperkuat sistem distribusi energi di daerah.