Membandingkan Prospek Right Issue IMJS, MINA, dan TOWR, Mana yang Lebih Menarik?

Emitter Kembali Berburu Dana Segar Melalui Aksi Korporasi
Sejumlah perusahaan terbuka (emiten) kembali mengambil langkah strategis untuk memperkuat struktur modal melalui aksi korporasi. Salah satu bentuknya adalah right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Beberapa emiten baru-baru ini mengumumkan rencana pelaksanaan aksi tersebut, termasuk anak usaha grup Salim, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Menurut Senior Analyst Investment Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, antusiasme pasar terhadap right issue akan sangat bergantung pada harga pelaksanaan yang ditetapkan. "Jika harga pelaksanaan berada di bawah rata-rata harga saham saat ini, maka pasti menarik minat investor," ujarnya. Namun, jika harga pelaksanaan melebihi harga saham yang berlaku, maka aksi tersebut cenderung tidak diminati.
Selain itu, rencana penggunaan dana segar juga menjadi pertimbangan penting bagi investor. Contohnya, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI), yang dimiliki oleh Hashim Djojohadikusumo, adik dari Presiden Prabowo Subianto, baru saja menyelesaikan aksi korporasi right issue. Dalam proses tersebut, WIFI berhasil mengumpulkan dana hingga Rp 5,89 triliun dengan menerbitkan 2,94 miliar saham baru. Harga pelaksanaan sebesar Rp 2.000 per saham.
Dana hasil right issue tersebut dialokasikan untuk setoran modal kepada entitas anak, yaitu PT Jaringan Infra Andalan (JIA). Selanjutnya, JIA menggunakan dana tersebut untuk setoran modal ke entitas anaknya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE). Sebagian besar dana digunakan untuk pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH) di Jawa, sementara sisanya digunakan sebagai modal operasional IJE.
Setelah pelaksanaan right issue, harga saham WIFI melonjak drastis. Pada awal tahun ini, saham WIFI mencapai level tertinggi sebesar Rp 2.950. Pada perdagangan hari ini, saham WIFI naik 2,54% atau 70 poin ke level Rp 2.830. Selama seminggu terakhir, saham WIFI melonjak 4,81%, sedangkan dalam setahun terakhir, naik sebesar 590,24%.
Rencana Right Issue IMJS, MINA, dan TOWR
Entitas usaha milik konglomerasi Salim Group, PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), berencana melakukan right issue untuk mengumpulkan dana segar hingga Rp 600 miliar. Dalam prospektus yang diterbitkan, perseroan akan menerbitkan maksimal 3 miliar saham baru dengan harga Rp 200 per saham. Saham baru ini memiliki hak dan derajat yang sama dengan saham IMJS lainnya, termasuk hak atas dividen. Aksi ini akan dilakukan setelah mendapatkan restu dari pemegang efek dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Agustus mendatang.
Dana hasil right issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan pengembangan usaha, baik langsung maupun melalui entitas anak.
Sementara itu, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), yang dimiliki oleh suami Puan Maharani, Happy Hapsoro, juga merencanakan right issue. Dalam prospektusnya, MINA berencana mengumpulkan dana segar sebesar Rp 164 miliar melalui penerbitan 3,28 miliar saham baru. Setiap saham dibanderol dengan harga Rp 20, namun harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 50 per saham. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis di tingkat induk maupun anak usaha.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga berencana melakukan right issue dengan target pengumpulan dana hingga Rp 5,49 triliun. Dalam prospektusnya, TOWR akan menerbitkan 8,08 miliar saham baru atau setara 13,91% dari total saham setelah pelaksanaan. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp 10 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 680 per saham. Rasio penerbitan ditetapkan sebesar 619:100, artinya setiap pemegang 619 saham lama berhak mendapatkan 100 HMETD.
Dana hasil right issue akan digunakan untuk menambah penyertaan modal di entitas anak, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Jika masih ada kekurangan tambahan, Protelindo akan menutupinya dengan dana internal perusahaan.