Mengapa Arya Daru Naik ke Rooftop Kemlu? Kriminolog UI Sebut Pesan Terakhir

Mengapa Arya Daru Naik ke Rooftop Kemlu? Kriminolog UI Sebut Pesan Terakhir

Peran Kriminolog dalam Kasus Kematian Arya Daru

Seorang kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Drs. Adrianus Eliasta Sembiring Meliala, M.Si., M.Sc., Ph.D., memberikan perhatian khusus terhadap perilaku Arya Daru Pangayunan sebelum ia ditemukan meninggal dunia. Arya Daru, seorang diplomat muda di Kementerian Luar Negeri (Kemlu), diketahui sempat berada di atap gedung Kemlu pada 7 Juli 2025. Ia ditemukan tewas di kamar kos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Selasa (8/7/2025) pagi.

Prof. Adrianus Meliala dikenal sebagai ahli di bidang kriminologi dan kepolisian. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Ombudsman Republik Indonesia pada periode 2016 hingga 2021. Dalam penanganannya terhadap kasus kematian Arya Daru, ia mengungkapkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh Arya memiliki ciri-ciri yang tidak biasa.

Tindakan yang Menunjukkan Tanda-tanda Bunuh Diri

Menurut Prof. Adrianus, aksi yang dilakukan Arya Daru di rooftop Gedung Kemlu pada malam hari 7 Juli 2025 antara pukul 21.43 hingga 23.09 WIB merupakan tindakan tak biasa bagi seseorang yang akan melakukan aksi ekstrem. Dalam video CCTV yang beredar, terlihat Arya sendirian, mondar-mandir, dan berada di pinggir pembatas rooftop.

Ia menjelaskan bahwa seseorang yang akan melakukan aksi ekstrem terhadap dirinya sendiri biasanya telah melakukan tindakan perilaku, perkataan, atau tulisan yang aneh dan tidak biasa. Hal ini menjadi indikasi kuat bahwa Arya memang sedang dalam kondisi emosional yang tidak stabil.

Selain itu, disebutkan bahwa Arya sempat membawa ransel dan kantong belanjaan saat naik ke rooftop, namun saat turun, ia tidak terlihat membawa barang tersebut. Hal ini dinilai sangat mencurigakan dan bisa menjadi bukti tambahan untuk menyelidiki motif kematian Arya.

Kejanggalan dalam Kasus Kematian Arya Daru

Sosiolog kriminal, Soeprapto, juga menyampaikan beberapa kejanggalan dalam kematian Arya Daru. Jasad Arya ditemukan dalam kondisi kepala terbungkus lakban dan tubuhnya terbungkus plastik. Hingga kini, belum ada kejelasan apakah kematian ini disebabkan oleh bunuh diri atau pembunuhan.

Soeprapto, yang pernah menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkapkan empat poin kejanggalan. Pertama, adanya bukti bahwa Arya sempat naik ke rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu. Kedua, penggunaan plastik dan lakban di wajahnya perlu didalami apakah dilakukan sendiri atau ada campur tangan orang lain. Ketiga, akses masuk pintu kos yang hanya bisa dibuka dari dalam masih memicu keraguan. Keempat, hilangnya handphone Arya menunjukkan kemungkinan adanya intervensi dari pihak lain.

Penjelasan Polisi tentang Aksi Arya di Rooftop

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan bahwa Arya memang sempat pergi ke lantai 12 Gedung Kemenlu pada 7 Juli 2025 malam. Hasil pendalaman terhadap CCTV dan pemeriksaan saksi-saksi menunjukkan bahwa korban berada di rooftop selama sekitar satu jam 26 menit.

Ade Ary juga menjelaskan bahwa Arya awalnya naik menuju rooftop dengan membawa tas ransel dan tas belanja. Namun, ketika turun, ia tidak membawa barang bawannya tersebut. Pihak kepolisian masih menyelidiki aktivitas yang dilakukan Arya saat berada di rooftop.

Sementara itu, AKBP Reonald Simanjuntak mengungkap isi tas yang sempat dibawa Arya ke rooftop. Dalam video yang diunggah di YouTube Kompas TV, Reonald menunjukkan dua buah foto, yaitu isi dan warna tas dari Arya. Tas tersebut ditemukan di tangga 12 gedung Kemenlu oleh kepolisian. Isi tas berupa rekam medis milik Arya yang tertanggal 9 Juni 2025.