Mengapa Siang Lebih Singkat di Musim Panas Tahun Ini? Ini Jawabannya

Featured Image

Musim Panas 2025: Hari Terasa Lebih Singkat

Musim panas tahun ini terasa lebih cepat, baik secara harfiah maupun secara pengalaman. Meskipun kita masih menikmati cuaca cerah, es krim, dan liburan ke pantai, waktu terasa sedikit lebih singkat. Hal ini tidak disebabkan oleh kesibukan, melainkan karena Bumi berputar lebih cepat dari biasanya.

Menurut data yang dirangkum oleh lembaga pemantauan rotasi Bumi, pada tanggal 22 Juli 2025, durasi satu hari diperkirakan lebih pendek sekitar 1,34 milidetik dibandingkan standar 24 jam (86.400 detik). Bahkan, pada 10 Juli—yang menjadi hari terpendek di tahun 2025 hingga saat ini—rotasi Bumi berakhir 1,38 milidetik lebih cepat dari biasanya. Rekor hari terpendek saat ini masih dipegang oleh 5 Juli 2024, dengan perbedaan sebesar 1,66 milidetik.

Penyebab Bumi Berputar Lebih Cepat

Banyak faktor memengaruhi kecepatan rotasi Bumi. Berikut beberapa penyebab utama:

  1. Peran Inti Bumi yang Melambat
    Menurut Duncan Agnew, ahli geofisika dari Scripps Institution of Oceanography, UC San Diego, percepatan rotasi Bumi bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. “Ini bukan sesuatu yang bisa kamu rasakan secara langsung,” ujarnya. Salah satu penyebab utama adalah perlambatan pada inti Bumi yang cair. Gerakan turbulen dari "sup besi" panas di dalam Bumi menciptakan medan magnet melalui arus listrik. Saat inti melambat, bagian lain dari sistem Bumi—termasuk permukaannya—mulai berputar lebih cepat untuk menjaga keseimbangan momentum sudut. Ini adalah hukum fisika yang disebut konservasi momentum sudut.

  2. Perubahan Atmosfer dan Cuaca
    Arus udara di atmosfer, seperti jetstream, juga berpengaruh. Di musim panas, arus ini melambat, sehingga menyebabkan permukaan Bumi mengambil alih momentum dan berputar sedikit lebih cepat. Cuaca ekstrem dan perubahan iklim juga punya peran, seperti mencairnya es kutub yang memperlambat rotasi. Namun, efek dari inti Bumi masih lebih dominan.

  3. Tarikan Gravitasi Bulan yang Tidak Konsisten
    Bulan juga memainkan peran penting. Dua kali dalam sebulan, bulan berada tepat di atas khatulistiwa, dan dua kali lainnya berada jauh ke utara atau selatan. Ketika posisinya jauh dari pusat, tarikan gravitasinya melemah, memungkinkan Bumi untuk berputar sedikit lebih cepat.

Dalam Skala Waktu Panjang, Bumi Justru Melambat

Meski dalam skala pendek Bumi berputar lebih cepat, dalam skala jutaan tahun, Bumi sebenarnya cenderung melambat. Sekitar 70 juta tahun lalu, di zaman dinosaurus, satu hari hanya berlangsung sekitar 23,5 jam. Tarikan pasang surut dari bulan menambah gesekan pada rotasi Bumi. Jika tren ini berlanjut, suatu hari nanti—dalam 50 miliar tahun—rotasi Bumi bisa berhenti sepenuhnya dan terkunci oleh bulan, seperti halnya bulan yang selalu memperlihatkan sisi yang sama ke Bumi.

Pengaruh Rotasi Cepat terhadap Kehidupan Sehari-hari

Meskipun perbedaan hanya dalam satu milidetik, akumulasinya penting dalam hal navigasi global. Sistem GPS sangat bergantung pada akurasi posisi satelit terhadap permukaan Bumi. Kesalahan rotasi satu milidetik bisa menyebabkan kesalahan posisi hingga sekitar 45 sentimeter. Untuk itulah, badan-badan seperti IERS dan ilmuwan di seluruh dunia terus memantau kecepatan rotasi dan posisi Bumi menggunakan teleskop radio yang mengamati posisi Bumi relatif terhadap bintang-bintang jauh yang diam.

Kesimpulan

Singkatnya, hari-hari musim panas 2025 ini secara teknis memang sedikit lebih singkat. Namun, dampaknya hanya terasa pada sistem teknologi canggih seperti GPS. Bagi kita, ini mungkin justru jadi pengingat bahwa waktu terus bergerak—kadang lebih cepat dari yang kita sadari. Jadi, selagi hari masih terang dan hangat, nikmatilah musim panas ini sebaik-baiknya—karena harinya memang benar-benar lebih singkat.