Rindu Sang Ibu di Mata yang Berkaca-kaca

Featured Image

Kehidupan Satria Arta Kumbara: Dari Rumah Kecil di Ambarawa ke Medan Perang Ukraina

Di sebuah gang sempit di Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Satria Arta Kumbara menghabiskan masa kecilnya. Di sana, ia tumbuh sebagai seorang anak yang memiliki semangat luar biasa. Namun kini, hidupnya jauh dari rumah, terjebak dalam konflik internasional di Ukraina.

Satria, yang dulu adalah seorang marinir TNI AL, kini menjadi tentara bayaran yang bergabung dengan militer Rusia. Statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) telah dicabut setelah ia meninggalkan tugas dan memilih untuk berada di garis depan perang. Hal ini membuatnya tidak bisa kembali ke tanah air. Sang ibu hanya bisa melepas rindu dengan melihat foto-foto Satria yang dipajang di ruang tamu rumahnya.

Ketika Tribunjateng.com mengunjungi rumah orang tuanya, foto-foto Satria berseragam marinir masih terpajang dengan penuh rasa cinta. Namun, sang ibu tidak bisa berbicara. Hanya tatapan rindu yang mengalir dari matanya. Rindu yang tak terucapkan, tapi sangat dalam.

Menurut informasi yang beredar, Satria kini tinggal di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bersama istri dan anaknya. Ia sempat mengunggah tangkapan layar obrolan melalui pesan dengan anaknya, yang menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Satria. Meski jauh dari keluarga, ia tetap menjaga hubungan dengan mereka.

Kenangan Masa Kecil yang Tak Terlupakan

Tiga bangunan dari rumah orang tua Satria, ada Bangun Prihanto (41), teman masa kecil Satria. Ia masih ingat betul kenangan mereka. Baginya, kabar bahwa Satria menjadi tentara bayaran di Rusia datang seperti badai di siang bolong. Tidak ada yang menyangka, anak gang sempit itu kini terlibat dalam konflik internasional.

Mereka bertemu sejak masa taman kanak-kanak, hingga berpisah di bangku SMP, lalu kembali bertemu di SMK yang sama. Bangun mengingat bahwa Satria selalu memiliki daya juang tinggi. Dari dulu, cita-citanya adalah menjadi tentara, dan akhirnya ia wujudkan impian tersebut.

“Dia orangnya supel dan mudah bergaul,” kata Bangun mengenang. Mereka sempat nongkrong bersama, membicarakan masa lalu dan kehidupan militer. “Waktu itu dia masih jadi tentara aktif. Setelah itu, saya nggak dengar kabarnya lagi hingga ramai di internet.”

Dipecat karena Desersi

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana menjelaskan bahwa Satria dipecat dari dinas keprajuritan karena desersi. Desersi adalah tindakan meninggalkan tugas atau jabatan tanpa izin, terutama dalam konteks militer atau kepolisian, dengan niat untuk tidak kembali.

Serda Satria Arta Kumbara NRP 111026 mantan anggota Itkormar, Desersi TMT terhitung 13 Juni 2022 sampai dengan sekarang. Pengadilan Militer II-8 Jakarta juga telah menjatuhi putusan in absentia berupa hukuman pidana satu tahun penjara dengan pidana tambahan dipecat kepada Satria.

Putusan in absentia adalah putusan pengadilan yang menjatuhkan hukuman atau sanksi terhadap seorang terdakwa tanpa kehadiran terdakwa tersebut dalam persidangan. Putusan yang dijatuhkan kepada Satria tersebut juga telah berkekuatan hukum tetap. Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut perihal apakah Satria sempat menjalani hukuman pidana penjara tersebut atau tidak.

Perjalanan yang Berubah Sepenuhnya

Dari seorang marinir TNI AL yang bermimpi menjadi tentara, Satria kini berada di medan perang Ukraina. Keputusannya untuk bergabung dengan militer Rusia mengubah segalanya. Statusnya sebagai WNI dicabut, dan kini ia terjebak dalam konflik yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Meski begitu, rasa rindu terhadap keluarganya tetap ada. Sang ibu hanya bisa menunggu, berharap suatu hari nanti Satria bisa kembali ke rumah. Namun, saat ini, ia hanya bisa melihat foto-foto Satria dengan mata berkaca-kaca, berharap keajaiban terjadi.