Roket Kamboja Menyerang Dua Wilayah Thailand, 4 Orang Tewas

Kekacauan di Perbatasan Thailand dan Kamboja
Kekerasan antara Thailand dan Kamboja kembali memicu ketegangan yang signifikan. Pada hari Kamis (24/7/2025), roket BM-21 yang ditembakkan dari wilayah Kamboja menghantam dua wilayah di Thailand, menyebabkan empat warga sipil tewas dan sejumlah lainnya terluka. Insiden ini menandai peningkatan ketegangan yang telah berlangsung sejak Mei 2025.
Serangan Roket dan Korban Jiwa
Dalam serangan pertama, dua roket BM-21 yang ditembakkan dari Kamboja menghancurkan sebuah desa di distrik Kap Choeng, Provinsi Surin. Dua orang tewas dan dua lainnya luka-luka. Salah satu korban tewas adalah seorang anak berusia 12 tahun, sementara yang lainnya adalah seorang dewasa. Warga setempat sedang menunggu evakuasi saat serangan terjadi pada pukul 09.40 pagi waktu setempat.
Pihak berwenang melakukan evakuasi warga dari 86 desa ke tempat penampungan darurat di sekolah-sekolah di distrik Prasat yang berdekatan. Meskipun kapasitas tempat penampungan memadai, para pejabat masih khawatir akan ancaman terus-menerus dari tembakan artileri Kamboja.
Di provinsi Si Sa Ket, dua orang dilaporkan tewas dan banyak warga sipil lainnya terluka ketika roket Kamboja jatuh ke sebuah supermarket di Ban Phue, distrik Kanthararak. Menurut laporan gubernur Watthana Phutthichat, dua korban tewas adalah mahasiswa. Jenazah mereka ditemukan di reruntuhan, dan video insiden tersebut diunggah oleh Wilayah Angkatan Darat ke-2 di Facebook.
Penutupan Perbatasan dan Tindakan Diplomatik
Thailand secara dramatis meningkatkan respons terhadap serangan roket Kamboja dengan menarik duta besar mereka dari Phnom Penh dan mengusir utusan Kamboja dari Bangkok. Tindakan ini dikonfirmasi oleh Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan menunjukkan penurunan serius dalam hubungan diplomatik antara kedua negara.
Sebelumnya, seorang tentara Thailand, Sersan Mayor Pichitchai Boonkorat, mengalami cedera parah setelah menginjak ranjau darat di daerah Huai Bon, Provinsi Ubon Ratchathani. Cedera yang dialaminya cukup serius hingga ia kehilangan kaki kanannya. Insiden ini terjadi sekitar pukul 16.55 waktu setempat, dan prajurit yang terluka dievakuasi 20 menit kemudian.
Tindakan Lanjutan dan Pengambilan Keputusan
Menurut informasi dari Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Natthapol Nakpanich, unit patroli telah menyerang ranjau yang baru dipasang. Sebagai tanggapan, pemerintah Thailand memerintahkan penutupan segera semua pos pemeriksaan perbatasan di bawah yurisdiksi Wilayah Angkatan Darat ke-2, yang secara efektif menghentikan akses wisatawan ke titik penyeberangan ini.
Phumtham menyatakan bahwa pihaknya telah mempertimbangkan situasi ini dan akan menurunkan hubungan diplomatik. Penilaian lebih lanjut mengenai status hubungan ini diperkirakan akan dilakukan.
Tindakan Ekonomi dan Budaya
Selain tindakan militer dan diplomatik, Kamboja juga melarang film dan acara TV Thailand, menghentikan impor bahan bakar, buah-buahan, dan sayuran Thailand, serta memboikot beberapa sambungan internet internasional dan pasokan listrik negara tetangganya. Thailand juga memberlakukan pembatasan ketat di perbatasan dengan Kamboja, dan pada hari Kamis, Bangkok mengumumkan penutupan secara menyeluruh.
Kesimpulan
Peristiwa ini menunjukkan bahwa ketegangan antara Thailand dan Kamboja semakin memburuk, dengan dampak yang tidak hanya terasa di bidang militer, tetapi juga ekonomi dan budaya. Tindakan yang diambil oleh masing-masing pihak mencerminkan ketegangan yang tinggi dan kurangnya komunikasi antara kedua negara. Di masa depan, penting bagi kedua belah pihak untuk mencari solusi damai agar konflik tidak berlanjut dan merugikan rakyat.