Roy Suryo Negasi Isu Ijazah Jokowi: Kami Bukan Pembohong, Kami Peneliti!

Penjelasan Roy Suryo Mengenai Isu Ijazah Palsu Jokowi
Roy Suryo, seorang pakar telematika, menegaskan bahwa tidak ada dana atau pihak tertentu yang mendukung isu ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, tudingan-tudingan ini sering muncul, tetapi ia memastikan bahwa semua informasi tersebut tidak benar dan hanya sekadar fitnah.
Roy mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut adalah bohong dan tidak memiliki dasar. Ia menekankan bahwa dirinya dan rekan-rekannya dalam penelitian tidak memiliki niat apapun terkait isu ini. Bahkan, ia menyatakan bahwa mereka tidak pernah berpikir untuk memenjarakan atau mempidanakan seseorang karena masalah ijazah.
"Kami itu peneliti dan ilmuwan. Kami tidak memiliki niat politik sama sekali," ujar Roy. Ia juga menjelaskan bahwa jika terbukti ijazah Jokowi palsu, itu bukanlah urusan kami. Ia menegaskan bahwa hal tersebut harus diatur melalui proses hukum, bukan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.
Hubungan dengan Partai Demokrat
Roy Suryo mengakui bahwa ia pernah menjadi anggota Partai Demokrat selama 15 tahun dan bahkan pernah menjabat sebagai wakil ketua umum partai tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa partainya saat ini tidak terlibat dalam isu ijazah palsu Jokowi.
"Partai Demokrat bukan 'partai biru' yang terlibat dalam isu ini. Kami sudah lama berpisah, dan tidak ada hubungan sama sekali," kata Roy. Ia juga menegaskan bahwa mantan partainya tidak memiliki niat untuk melindungi anak-anak Jokowi dalam pemilihan umum mendatang.
Roy menekankan bahwa pimpinan Partai Demokrat adalah sosok negarawan yang tidak akan terlibat dalam politik seperti ini. Ia yakin bahwa partai tersebut tidak pernah memikirkan untuk melindungi keluarga Jokowi dalam konteks politik.
Tidak Ada Dana Tersembunyi
Roy Suryo kembali menegaskan bahwa tidak ada dana atau "bohir" yang terlibat dalam isu ini. Ia bahkan bersedia membuka rekeningnya untuk membuktikan bahwa tidak ada dana yang mengalir dari pihak tertentu.
"Tidak ada (bohir) sama sekali. Kalau perlu silakan buka rekening saya. Tampak kalau ada," imbuh Roy. Ia menegaskan bahwa semua tudingan ini hanya sekadar fitnah dan tidak memiliki dasar yang kuat.
Penjelasan Partai Demokrat
Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, membantah bahwa partainya terlibat dalam isu ijazah palsu Jokowi. Ia menegaskan bahwa tudingan tersebut adalah fitnah yang tidak berdasar. Herzaky juga menekankan bahwa Roy Suryo telah meninggalkan partai sejak tahun 2019 karena perbedaan pandangan.
Herzaky menambahkan bahwa hubungan antara keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarga Jokowi sangat baik. Ia menyebut bahwa putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, serta Kaesang Pangarep, hadir dalam acara partai Demokrat. Bahkan, Gibran pernah menjenguk SBY di rumah sakit.
"Hubungan ini mencerminkan keharmonisan yang kuat antarkeluarga, dan tidak pantas dijadikan sasaran provokasi," ujar Herzaky. Ia menilai bahwa upaya mengadu domba antara SBY dan Jokowi sangat tidak etis dan merusak ruang publik.
Pernyataan Jokowi tentang Orang Besar di Balik Isu
Jokowi sendiri pernah menyampaikan bahwa ada orang besar di balik isu ijazah palsu dan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia menyebut bahwa ada agenda besar yang dilakukan oleh pihak tertentu.
"Ada orang besar yang back up, ya itu saja," ujar Jokowi tanpa menyebut nama. Ia menegaskan bahwa keterlibatan elite politik dalam dinamika ini bukan rahasia lagi.
Munculnya Isu "Partai Biru"
Isu "partai biru" muncul setelah Sekretaris Jenderal Peradi Bersatu, Ade Darmawan, menyatakan bahwa pihak yang terlibat dalam isu ini bisa dilihat dari baju yang ia kenakan. Dalam wawancara, Ade memakai baju biru, sehingga membuat banyak orang berspekulasi bahwa partai tersebut terkait.
Ade menegaskan bahwa ia tidak bisa langsung menuduh siapa dalangnya. Ia hanya meminta publik untuk berpikir sendiri dan mencari jawaban.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), juga membantah tudingan tersebut. Ia menyebut bahwa isu ini adalah fitnah besar yang tidak benar.