Rumah Dibongkar Penyewa, Tinggal Tembok: Nestapa Tumpal Simbolon di Tengah Duka Anak Meninggal

Duka yang Berkepanjangan dan Rumah yang Hancur
Tumpal Simbolon, seorang warga dari Dusun XI, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, sedang menghadapi masa sulit dalam hidupnya. Setelah kehilangan anaknya akibat sakit, ia kini harus menghadapi penderitaan lain: rumah warisan keluarganya hancur berantakan.
Rumah tersebut diduga telah dirusak oleh penyewa bernama MT. Saat ini, hanya sisa dinding bata yang masih berdiri. Atap seng, pintu, jendela, kusen, dan bahkan broti (balok penopang atap) telah hilang. Semua barang itu diduga dibongkar dan dibawa oleh MT serta rekan-rekannya.
“Semua diangkat, mulai dari atap, broti, kusen, daun pintu, hingga daun jendela. Semuanya habis,” ujar Tumpal kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Masalah Baru yang Membuat Duka Bertambah
Tumpal belum sempat kembali ke rumahnya karena harus membawa anaknya berobat ke Jakarta untuk menjalani prosedur cangkok ginjal. Sayangnya, anaknya meninggal dunia pada 2 Juli 2025. Setelah prosesi pemakaman adat pada 5 Juli, Tumpal mengetahui bahwa rumahnya telah dirusak.
Ia menduga bahwa pelaku mengetahui tentang acara pemakaman dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan pembongkaran. Namun, tetangga sekitar tidak tahu alamat atau nomor telepon Tumpal, sehingga tidak bisa memberikan informasi apa pun.
Tumpal yakin bahwa MT, penyewa rumahnya, bersama tiga orang lainnya, melakukan pembongkaran. Ia menyebut, peristiwa itu kemungkinan besar terjadi pada 5 Juli, sama-sama dengan hari pemakaman anaknya.
Awal dari Konflik Sewa
Menurut Tumpal, rumah tersebut awalnya milik MT yang dibeli pada tahun 2014. Namun, kepemilikan rumah tersebut berpindah kepadanya setelah terjadi jual beli pada 30 Juli 2024. Pembelian tersebut dilengkapi dengan surat-surat resmi yang lengkap.
Dalam kesepakatan, MT meminta izin untuk menyewa rumah tersebut selama satu tahun. Tumpal setuju. Pada 29 Juni 2025, Tumpal datang ke rumah tersebut untuk mengingatkan MT tentang jatuh tempo pembayaran sewa. Ia juga ingin memastikan apakah MT dan istrinya masih tinggal di rumah tersebut.
“Ya udah Pak, kan bulan 7, masih ada dua hari lagi. Nanti bulan 7 ya Pak,” ujar Tumpal menirukan ucapan MT.
Sayangnya, Tumpal tidak bisa kembali ke rumah itu karena pada 30 Juni 2025, ia pergi ke Jakarta untuk membawa anaknya ketiga berobat. Tak disangka, anak tersebut meninggal pada 2 Juli 2025, dan Tumpal menyelenggarakan acara adat pada 5 Juli 2025. Pada saat yang sama, MT diduga mempreteli rumah tersebut.
Langkah yang Akan Diambil
Meski masih dalam masa berkabung, Tumpal mengatakan bahwa dirinya akan segera membuat laporan resmi ke Polsek Medan Tembung. Ia mengaku telah bertemu dengan petugas polisi dan disarankan untuk lebih dulu melaporkan kerugian ke kantor desa.
“Rencana mau melapor. Saya masih sibuk dan baru berduka, kan. Sudah jumpa orang Polsek. Disarankan melapor dan buat laporan kerugian dulu ke desa,” katanya.
Ia juga sudah bertemu dengan kepala lingkungan setempat, dan berharap pelaku dihukum sesuai perbuatannya.
Kondisi rumah Tumpal yang rusak parah ini pertama kali menjadi perhatian publik setelah video yang menunjukkan kondisi rumah tersebut diunggah akun Instagram @tkpmedan pada Jumat (25/7/2025). Dalam video tersebut terlihat rumah hanya menyisakan kerangka bangunan, tanpa atap dan jendela. Warga sekitar mengaku tidak mengetahui keberadaan MT setelah peristiwa tersebut, dan tidak memiliki kontak Tumpal untuk segera memberi tahu.