Terungkap Motif Pembunuhan Istri Serma Tengku Dian, Curhat Astri Jadi Petunjuk

Terungkap Motif Pembunuhan Istri Serma Tengku Dian, Curhat Astri Jadi Petunjuk

Pembunuhan Istri oleh Anggota TNI di Deli Serdang, Motif Ekonomi dan KDRT

Seorang anggota TNI yang bertugas sebagai Bintara (BA) Provost Denmadam I Bukit Barisan, yaitu Sersan Mayor (Serma) Tengku Dian Anugerah, ditahan setelah melakukan tindakan kekerasan berat. Peristiwa tragis ini terjadi pada Rabu (23/7/2025) pagi, saat ia menikam istrinya sendiri, Astri Gustina, di dalam rumah yang terletak di Desa Sei Semayang, Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Korban ditemukan dalam kondisi bersimbah darah dan sempat dibawa ke Rumah Sakit Latersia Binjai, namun nyawanya tidak tertolong. Setelah melakukan aksi tersebut, Serma Tengku Dian langsung melarikan diri dan akhirnya ditangkap di parkiran Bandara Kualanamu, Medan, pada hari yang sama sekitar pukul 10.45 WIB.

Motif Pembunuhan yang Diduga Terkait Masalah Ekonomi

Pomdam Kodam I Bukit Barisan masih melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan ini. Dari hasil pemeriksaan awal, diduga bahwa motif utama adalah masalah ekonomi dalam keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Asrul Kurniawan Harahap.

Menurut informasi dari keluarga korban, Astri telah pisah rumah dengan Serma Tengku Dian sejak tiga bulan lalu karena mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Selain itu, pelaku juga disebut kencanduan judi online, sehingga tidak memberikan nafkah untuk keluarga.

Kondisi Keluarga yang Memperparah Konflik

Astri sempat tinggal bersama orang tua di Kilometer 18, Kota Binjai, setelah memutuskan untuk meninggalkan rumah suaminya. Jarak antara Kota Binjai dan Deli Serdang sekitar 22 km. Namun, beberapa waktu kemudian, Astri kembali ke rumah di Deli Serdang untuk mengantarkan anaknya sekolah. Saat itulah konflik terjadi dan berujung pada pembunuhan.

Keluarga korban menyatakan bahwa Serma Tengku Dian sering kali memukuli Astri dan tidak memberikan uang belanja. Bahkan, Astri harus bekerja keras dengan berjualan dimsum untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Penahanan di Pomdam dan Reaksi Masyarakat

Saat ini, Serma Tengku Dian ditahan di sel tahanan Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) Kodam I Bukit Barisan. Tindakan kriminal yang dilakukan oleh anggota TNI ini dinilai sangat merusak citra institusi militer, terlebih karena pelaku merupakan Provost yang bertugas sebagai penegak disiplin dan hukum.

Selain itu, tindakan pembunuhan menggunakan sangkur atau belati yang dirancang untuk dipasang pada ujung laras senapan menunjukkan tingkat kekerasan yang sangat tinggi. Pasangan ini menikah pada tahun 2005 dan memiliki empat anak. Hubungan mereka mulai renggang sejak Juni 2025.

Curhatan Astri di Media Sosial

Sebelum tewas, Astri sempat curhat di media sosial. Di akun Instagramnya, ia mengunggah potret bersama rekannya dan menulis tentang perasaannya yang ikhlas memaafkan meski tidak diperlakukan baik. Ia juga menyampaikan pesan tentang pentingnya kebaikan dan maaf.

Tidak hanya itu, Astri juga aktif di media sosial hingga hari-hari terakhir sebelum ia tewas. Ia mengunggah story tentang isu merokok pasif dan harapan akan udara segar.

Permintaan Keluarga agar Pelaku Diadili Secara Berat

Keluarga korban menuntut agar Serma Tengku Dian dihukum seberat-beratnya. Mereka menilai tindakan pelaku tidak manusiawi, terutama karena dilakukan di hadapan anak-anak. Selain itu, keluarga juga meminta instansi terkait memperhatikan nasib keempat anak korban yang masih kecil dan butuh biaya pendidikan.

Astri dikenal sebagai sosok istri yang penurut dan membantu ekonomi keluarga dengan berjualan. Keluarga menilai bahwa tindakan pelaku sangat tidak adil dan tidak bisa diterima.

Sosok yang Tertutup dan Jarang Berbaur

Selama ini, Serma Tengku Dian dikenal sebagai pria yang tertutup dan jarang berbaur dengan lingkungan sekitar. Meskipun demikian, sikap diamnya ternyata tidak mencerminkan keharmonisan dalam rumah tangga. Menurut pengakuan keluarga, Tengku Dian sering bermain judi online, yang memperburuk kondisi ekonomi keluarga.

Konflik rumah tangga yang terjadi secara berulang akhirnya meledak pada hari kejadian. Saat Astri hendak mengantar anaknya ke sekolah, terjadi cekcok yang berujung pada penusukan.