Ulang Tahun ke-393 Tasikmalaya: Kenali Lebih Dekat Kota Ini

Ulang Tahun ke-393 Tasikmalaya: Kenali Lebih Dekat Kota Ini

Perayaan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya ke-393

Pada tanggal 26 Juli 2025, masyarakat Kabupaten Tasikmalaya akan merayakan peringatan Hari Jadi yang ke-393. Perayaan ini menjadi momen penting untuk mengingatkan warga akan sejarah dan perjalanan panjang daerah mereka. Acara besar ini akan digelar di Singaparna, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang dirancang untuk memperingati hari bersejarah tersebut.

Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, menilai bahwa peringatan Hari Jadi ke-393 memiliki makna yang sangat istimewa. Ia berharap, momen ini menjadi kesempatan untuk memperkuat visi Kabupaten Tasikmalaya yang bertujuan menciptakan masyarakat yang religius, maju, adil, dan makmur. Dengan menggandeng seluruh komponen masyarakat, pemerintah setempat berupaya memastikan bahwa harapan ini dapat terwujud secara nyata.

Perayaan ini juga menjadi ajang untuk kembali mengenang sejarah singkat wilayah yang menjadi tempat lahirnya banyak generasi muda. Sejarah Tasikmalaya berawal dari abad ke-VII hingga abad ke-XII, ketika wilayah ini diperintah oleh Kebataraan dengan pusat di sekitar Gunung Galunggung. Penguasa pada masa itu antara lain Sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang.

Pada tanggal 21 Agustus 1111, Kerajaan Galunggung didirikan dengan penguasa pertamanya adalah Batari Hyang. Ajaran Sang Hyang Siksakandang Karesian berasal dari Batari Hyang dan tetap dianggap sebagai ajaran resmi hingga masa Prabu Siliwangi. Selama periode ini, kerajaan Galunggung bertahan hingga enam raja berikutnya, yang merupakan keturunan dari Batari Hyang.

Kemudian, terjadi perubahan pemerintahan di Sukakerta dengan ibukota di Dayeuh Tengah, yang menjadi bagian dari Kerajaan Pajajaran. Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa, Kerajaan Pajajaran mulai terdesak oleh gerakan Islam yang dipimpin oleh Cirebon dan Demak. Akibatnya, terjadi pergolakan di wilayah Priangan pada awal abad ke-XVII Masehi.

Wirawangsa dari Sukakerta diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura atas jasanya dalam membasmi pemberontakan. Seiring perkembangan wilayah dan peristiwa sejarah, ibu kota negeri Sukapura dipindahkan beberapa kali. Pada akhirnya, pada tahun 1913, Kabupaten Sukapura berganti nama menjadi Kabupaten Tasikmalaya, dengan tanggal 21 Agustus 1111 Masehi ditetapkan sebagai Hari Jadi.

Prasasti Geger Hanjuang menjadi bukti sah dari penahbisan Batari Hyang sebagai penguasa di Galunggung. Inilah salah satu dasar sejarah yang menjadi fondasi perayaan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya.

Asal-usul Nama Tasikmalaya

Ada dua versi yang menjelaskan asal-usul nama Tasikmalaya. Versi pertama menyebutkan bahwa nama ini berasal dari bahasa Sunda, yaitu kombinasi kata "keusik" yang berarti pasir dan "nglayah" yang artinya tersebar luas. Dengan demikian, Tasikmalaya bisa diartikan sebagai daerah yang memiliki pasir yang tersebar luas.

Sementara itu, versi kedua menjelaskan bahwa nama Tasikmalaya berasal dari kata "tasik" yang berarti laut, telaga, atau air, serta "malaya" yang berarti rangkaian gunung-gunung. Oleh karena itu, Tasikmalaya dapat dimaknai sebagai daerah yang kaya akan gunung dan air.

Dengan berbagai sejarah dan makna yang terkandung dalam namanya, Kabupaten Tasikmalaya menjadi simbol kekayaan budaya dan alam yang luar biasa. Perayaan Hari Jadi ke-393 menjadi kesempatan untuk memperkuat identitas dan semangat kebersamaan di antara masyarakat setempat.