5 Fakta Menarik Binturong, Hewan Berbau Mirip Popcorn

Fakta Menarik tentang Binturong, Hewan Endemik Asia Tenggara
Binturong, yang juga dikenal dengan nama "bearcat", merupakan salah satu hewan endemik Asia Tenggara yang sering terlewat dari perhatian publik. Meskipun penampilannya mirip beruang kecil dan kucing besar, binturong sebenarnya termasuk dalam keluarga musang-musangan (Viverridae). Hewan ini menyimpan banyak fakta menarik yang jarang diketahui, termasuk aroma tubuhnya yang mirip popcorn. Hal ini membuat binturong semakin unik dan layak untuk ditelusuri lebih jauh.
Dalam ekosistem hutan tropis yang lebat, binturong memainkan peran penting sebagai penyebar biji tanaman. Kehidupannya yang arboreal, atau hidup di pepohonan, menjadikan mamalia ini sangat adaptif terhadap lingkungan yang kompleks. Sayangnya, keberadaannya saat ini semakin terancam akibat kerusakan habitat dan perburuan liar. Berikut lima fakta unik yang mungkin belum banyak diketahui tentang binturong:
Aroma Tubuh yang Mencolok
Salah satu ciri paling mencolok dari binturong adalah aromanya yang sangat khas. Banyak peneliti dan penjaga kebun binatang menyebutkan bahwa bau tubuh binturong sangat mirip dengan popcorn yang baru saja keluar dari mesin pemanggang. Aroma tersebut berasal dari senyawa kimia bernama 2-acetyl-1-pyrroline, yang juga ditemukan pada popcorn dan roti panggang.
Uniknya, aroma ini tidak berasal dari makanan yang dikonsumsi, melainkan dari kelenjar bau di dekat alat kelaminnya. Bau tersebut digunakan sebagai penanda wilayah serta sarana komunikasi antar sesama binturong. Jadi, meskipun kesannya menggemaskan, aroma ini punya fungsi vital dalam kehidupannya di alam liar. Fakta ini menunjukkan betapa kompleks sistem komunikasi kimia di dunia hewan.
Kemampuan Memanjat yang Lincah
Binturong merupakan salah satu dari sedikit mamalia yang memiliki ekor prehensil, yaitu ekor yang bisa mencengkeram seperti tangan. Ekor ini sangat membantu binturong dalam menjalani kehidupan arborealnya. Dengan panjang yang hampir sama dengan tubuhnya, ekor tersebut mampu menggenggam dahan pohon dan menjaga keseimbangannya saat bergerak di atas pepohonan.
Kemampuan memanjat ini membuat binturong nyaris tak pernah turun ke tanah kecuali untuk mencari makanan tertentu atau berpindah habitat. Kaki mereka juga dilengkapi dengan kuku tajam dan telapak yang kasar, memudahkan mereka meniti ranting-ranting kecil tanpa jatuh. Dalam dunia mamalia Asia Tenggara, kemampuan ini termasuk langka dan menjadi salah satu ciri khas yang membedakan binturong dari hewan lainnya.
Aktif di Malam Hari dan Sangat Pendiam
Binturong termasuk hewan nokturnal yang lebih aktif pada malam hari. Saat gelap turun dan suhu mulai dingin, barulah binturong keluar dari persembunyiannya untuk mencari makan. Aktivitas ini berlangsung secara diam-diam, tanpa suara yang mencolok, karena binturong memang dikenal sebagai hewan yang pendiam dan penuh kehati-hatian.
Perilaku diam ini membuat binturong sulit ditemukan di alam liar, bahkan oleh para peneliti sekalipun. Mereka cenderung menghindari konfrontasi dan lebih memilih bersembunyi ketika merasa terganggu. Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa informasi tentang perilaku mereka masih sangat terbatas hingga saat ini.
Pola Makan yang Fleksibel
Meskipun memiliki tubuh besar dan cakar tajam, binturong sebenarnya termasuk hewan omnivora yang cenderung herbivora. Buah-buahan, terutama buah ara, menjadi makanan favoritnya. Selain itu, mereka juga memakan dedaunan, bunga, dan tumbuhan lainnya yang tersedia di hutan.
Namun dalam kondisi tertentu, binturong bisa memakan hewan kecil seperti serangga, burung kecil, atau bahkan telur burung. Pola makan ini sangat fleksibel, tergantung pada ketersediaan makanan di habitatnya. Kemampuan beradaptasi ini memberi mereka keunggulan bertahan hidup di ekosistem yang semakin terancam.
Terancam Punah dan Dilindungi Undang-Undang
Populasi binturong saat ini masuk dalam daftar hewan yang terancam punah. Ancaman utama datang dari perburuan liar untuk diambil daging, bulu, serta diperdagangkan sebagai hewan eksotis. Selain itu, kerusakan hutan akibat pembalakan liar juga turut mempersempit habitat alami mereka secara drastis.
Pemerintah beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah menetapkan binturong sebagai satwa dilindungi. Meskipun begitu, penegakan hukum yang lemah dan kurangnya kesadaran masyarakat membuat perlindungan ini belum optimal. Upaya konservasi dan edukasi publik perlu ditingkatkan agar binturong tidak benar-benar hilang dari alam.
Binturong mungkin bukan hewan yang sering terlihat di televisi atau media sosial, tapi keunikan yang dimilikinya sungguh luar biasa. Dari aroma tubuh seperti popcorn hingga kemampuan hidup di pohon dengan sangat lincah, binturong membuktikan bahwa alam selalu punya cara untuk membuat makhluk hidup beradaptasi dengan caranya sendiri. Melestarikan keberadaan mereka bukan hanya soal menjaga spesies, tapi juga menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis yang menjadi paru-paru dunia.