5 Kebiasaan Umum yang Menandai Stres Emosional Kronis, Apakah Anda Termasuk?

Mengenali Tanda-Tanda Stres Kronis yang Tersembunyi
Pernahkah Anda merasa tenang, namun tiba-tiba merasa kewalahan setiap dua menit? Mungkin itu adalah tanda dari stres kronis yang tidak terlihat. Stres bukan selalu muncul dalam bentuk rasa cemas atau pikiran yang berlarian. Terkadang, ia hadir dalam bentuk kebiasaan sehari-hari yang kita anggap biasa saja.
Berikut ini adalah lima kebiasaan yang mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi sering kali membawa beban emosional yang lebih besar dari yang kita sadari.
1. Terus-Menerus Menggulir Ponsel
Jika mengambil ponsel adalah hal pertama dan terakhir yang Anda lakukan setiap hari, maka Anda mungkin termasuk dalam kategori "pemeriksa konstan". Studi menunjukkan bahwa orang-orang seperti ini melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang membatasi waktu layar. Notifikasi yang tak pernah berhenti membuat sistem saraf Anda tetap waspada, sehingga tubuh terus-menerus memproduksi kortisol. Coba lakukan "matahari terbenam digital" selama 20 menit sebelum tidur—tanpa layar. Saya sendiri mencoba metode ini selama beberapa bulan dan kualitas tidur saya meningkat dua kali lipat dalam seminggu.
2. Mengatakan Ya untuk Semuanya
Kalender yang penuh bisa terlihat sebagai tanda produktivitas, tetapi terkadang justru menjadi beban. Ketika kita terlalu banyak mengambil komitmen, kita justru mengorbankan waktu untuk diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri: Jika saya menolak undangan ini, apa perasaan yang mungkin menyusul saya? Pertanyaan ini membantu Anda menemukan ruang untuk istirahat. Saya sendiri memilih untuk menolak beberapa acara agar memiliki waktu dua malam kosong dalam seminggu—waktu di mana saya bisa meregangkan tubuh, menulis jurnal, atau sekadar menatap langit-langit tanpa rasa bersalah.
3. Menunda Waktu Tidur dengan Hobi
Ketika lelah, malam hari seringkali menjadi waktu untuk menonton serial yang tidak benar-benar kita sukai. Ini bisa menjadi tanda bahwa stres di siang hari membuat kita merasa tidak berdaya, sehingga kita ingin mendapatkan kembali kontrol dengan memilih sesuatu di malam hari—meskipun itu berarti mengorbankan istirahat. Alih-alih menonton tiga episode, cobalah menggantinya dengan ritual sederhana seperti membaca sepuluh halaman novel, melakukan yoga yin, atau meditasi terpandu. Dirimu di masa depan akan bersyukur pada pukul 7 pagi.
4. Melupakan Hal-Hal Sederhana
Stres kronis dapat memengaruhi daya ingat dan fokus. Jika Anda pernah meletakkan ketel di lemari es atau pergi ke supermarket tanpa dompet, itu bisa menjadi tanda bahwa stres sedang mengikis bandwidth mental Anda. Saya sendiri menggunakan buku catatan kecil di meja untuk menangkap tugas-tugas yang muncul di pikiran. Saat daftarnya ada di atas kertas, kabut di kepala mulai hilang.
5. Menggertakkan Gigi dan Mengatupkan Rahang
Bangun dengan rahang sakit atau sakit kepala yang tumpul bisa menjadi tanda bahwa stres tidak pernah benar-benar hilang. Stres juga bisa menjadi faktor risiko bruxis—menggigit dan menggerakkan gigi yang bisa merusak gigi dan menyebabkan nyeri TMJ. Beberapa tanda tubuh yang perlu diperhatikan antara lain: sakit kepala di pagi hari, otot rahang yang lembut, suara letupan saat mengunyah, serta gigi yang pipih atau terkelupas. Saya belajar meletakkan ujung lidah di antara gigi saat siang hari sebagai pengingat untuk mengendurkan rahang. Di malam hari, peregangan rahang yang lembut dikombinasikan dengan pernapasan diafragma memberi isyarat pada sistem saraf untuk tenang.