7 Perbedaan Tsunami dan Gelombang Pasang yang Penting Diketahui!

Featured Image

Perbedaan Antara Tsunami dan Gelombang Pasang

Saat melihat ombak besar yang menerjang daratan, banyak orang langsung mengira itu adalah tsunami. Namun, tidak selalu demikian. Bisa saja itu hanya gelombang pasang yang terjadi secara alami akibat pengaruh gravitasi Bulan dan Matahari. Untuk memahami perbedaannya, penting untuk mengetahui penyebab, ciri, dan dampak dari kedua fenomena ini.

Penyebab Terjadinya

Tsunami terjadi akibat gangguan mendadak di bawah laut, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, longsoran bawah laut, atau hantaman meteor. Gangguan tersebut menyebabkan perpindahan air laut yang sangat besar dan menciptakan gelombang raksasa yang cepat bergerak ke arah pantai.

Sebaliknya, gelombang pasang disebabkan oleh tarikan gravitasi antara Bumi, Bulan, dan Matahari. Fenomena ini terjadi secara rutin setiap hari dan bisa diprediksi karena mengikuti siklus alam yang teratur.

Frekuensi dan Pola Terjadi

Gelombang pasang terjadi dua kali sehari di sebagian besar garis pantai. Karena mengikuti pola alam, masyarakat pesisir dapat memperkirakan kapan pasang naik atau surut.

Tsunami justru sangat jarang terjadi dan tidak bisa diprediksi dengan pasti. Fenomena ini bisa muncul kapan saja setelah adanya gangguan besar di bawah laut, seperti gempa bumi besar di zona subduksi.

Ketinggian dan Ukuran Gelombang

Ketinggian gelombang pasang biasanya rendah dan lambat. Namun, di beberapa tempat seperti Teluk Fundy di Kanada, ketinggiannya bisa mencapai lebih dari 15 meter karena bentuk geografis wilayahnya.

Tsunami, di sisi lain, bisa jauh lebih tinggi dan ganas. Contohnya, tsunami di Lituya Bay, Alaska, pernah mencapai ketinggian 524 meter. Selain itu, panjang gelombang tsunami bisa mencapai ratusan kilometer.

Dampak dan Kerusakan

Gelombang pasang biasanya tidak menyebabkan kerusakan besar. Jika terjadi, dampaknya umumnya ringan seperti banjir kecil di daerah pesisir.

Tsunami memiliki dampak yang sangat menghancurkan. Saat mencapai daratan, gelombangnya berubah menjadi dinding air besar yang bisa menghancurkan bangunan, menyeret kendaraan, dan bahkan menelan ribuan nyawa dalam waktu singkat. Contohnya, tsunami Samudra Hindia 2004 yang menewaskan sekitar 230.000 orang.

Kecepatan Gelombang

Tsunami bergerak sangat cepat di lautan terbuka, bisa mencapai kecepatan 500–800 km/jam. Saat mendekati pantai, kecepatannya menurun, tetapi tinggi gelombangnya meningkat drastis.

Gelombang pasang jauh lebih lambat dan tidak memiliki energi destruktif seperti tsunami. Air pasang naik dan turun secara perlahan tanpa menimbulkan hentakan besar.

Waktu Terjadi

Gelombang pasang terjadi sesuai dengan rotasi Bumi dan posisi Bulan. Masyarakat pesisir bisa memperkirakan kapan pasang naik atau surut terjadi setiap hari.

Tsunami berkaitan dengan bencana alam yang mendadak, sehingga tidak mengikuti jadwal tertentu. Kejadian ini hanya bisa diketahui lewat sistem deteksi dini, yang belum sepenuhnya akurat dan tersebar merata.

Wilayah Terjadinya

Gelombang pasang terjadi di hampir semua wilayah pesisir, karena dipengaruhi oleh tarikan gravitasi Bulan dan Matahari.

Tsunami paling sering terjadi di Samudra Pasifik, khususnya di kawasan "Ring of Fire" yang rawan gempa dan letusan gunung berapi. Namun, tsunami bisa terjadi di lautan mana pun jika ada gangguan besar di dasar laut.

Perbedaan antara tsunami dan gelombang pasang bukan hanya soal ukuran gelombang, tapi juga dampaknya. Dengan mengetahui perbedaannya, kamu bisa lebih waspada dan tidak salah paham lagi saat dua istilah ini muncul di berita.