Apa Makna Bendera One Piece, Mengapa Jadi Simbol Protes?

Seruan Mengibarkan Bendera Bajak Laut dari Anime One Piece di Perayaan HUT RI ke-80
Di tengah perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80 yang akan dirayakan pada 17 Agustus, muncul seruan untuk mengibarkan bendera bajak laut dari anime dan manga One Piece. Fenomena ini menyebar luas di media sosial dan menjadi topik perbincangan hangat. Bendera tersebut memiliki latar hitam dengan gambar tengkorak dan dua tulang yang menyilang di belakangnya. Tengkorak berwarna putih dengan ekspresi tersenyum itu dilengkapi topi jerami kuning khas tokoh utama One Piece, Monkey D Luffy.
Banyak penggemar One Piece mempertanyakan sikap pemerintah yang dinilai terlalu keras dalam merespons seruan ini. Mereka melihat bendera ini sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan ketimpangan yang mereka alami. Di beberapa daerah di Indonesia, bendera tersebut terlihat terpasang di berbagai titik, sementara di media sosial, banyak akun mengganti foto profil mereka dengan logo bendera One Piece.
Para analis berpendapat bahwa penggunaan simbol budaya populer seperti bendera One Piece adalah cara efektif untuk menyampaikan kritik kepada sistem yang ada. Menurut mereka, simbol-simbol ini bisa mencapai pasar yang lebih luas dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan.
Alasan Penggemar Memasang Bendera One Piece
Oki, seorang warga Kota Padang, memasang bendera One Piece di salah satu lokasi wisata di Sumatra Barat pada 30 Juli. Ia mengungkapkan bahwa ia telah menjadi penggemar One Piece sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama dan masih menikmati serial ini hingga kini. Baginya, bendera One Piece memiliki makna simbolis sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan.
Ali Maulana, Ketua Komunitas One Piece Jayapura, menjelaskan bahwa pengibaran bendera Jolly Roger bukanlah tindakan provokatif, melainkan simbol kebebasan sipil. Ia menilai bahwa kisah One Piece mencerminkan ketidakadilan dan ketimpangan yang juga dirasakan masyarakat Indonesia. Menurutnya, para elite dalam cerita seperti Tenryuubito mencerminkan perilaku pejabat yang menikmati kekuasaan sementara rakyat justru menderita.
Konteks dan Reaksi Media Sosial
Seruan memasang bendera One Piece muncul sejak 26 Juli 2025. Beberapa lembaga analisis media sosial menyatakan bahwa fenomena ini berlangsung secara organik tanpa mobilisasi oleh kelompok tertentu. Namun, Drone Emprit menyebut bahwa praktik ini sudah ada jauh sebelum Juli 2025, meskipun konteksnya berbeda.
Evello, lembaga lain yang fokus pada aktivitas di TikTok, menyatakan bahwa fenomena ini ramai mulai 26 Juli 2025 dan mencapai puncak pada 28-30 Juli. Topik yang dibahas meliputi simbol perlawanan ketidakadilan, kritik sosial, dan kebebasan berekspresi. Akun-akun yang terlibat dalam penggaungan pun tercatat milik personal non media.
Makna Bendera One Piece
Mengutip situs onepiece.fandom.com, bendera ini dikenal dengan nama Jolly Roger dan merupakan simbol khas kelompok bajak laut pimpinan Monkey D Luffy. Bendera Jolly Roger tidak hanya menjadi simbol kekuatan, tetapi juga menyuarakan kebebasan, keyakinan pribadi, dan persahabatan.
Arya Novrianus, penggemar One Piece lainnya, menjelaskan bahwa bendera ini juga menjadi penanda kehadiran kelompok atas suatu wilayah. Jika terdapat bendera Topi Jerami di suatu pulau, maka wilayah itu berada dalam perlindungan Luffy dan tidak boleh direcoki kelompok lain.
Budaya Pop sebagai Simbol Protes
Penggunaan simbol atau idiom budaya populer sebagai ekspresi kekecewaan dan protes sosial sejatinya telah berlangsung sejak lama, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Contohnya adalah salam tiga jari dari Hunger Games yang digunakan sebagai simbol protes di Thailand, atau semangka sebagai dukungan terhadap Palestina.
Pengamat budaya pop, Hikmat Darmawan, menilai fenomena "pinjam-meminjam" simbol atau istilah ke dalam gerakan sosial adalah hal yang umum. Ia menambahkan bahwa simbol tersebut tak jarang bersalin rupa dan membentuk makna baru. Penggunaan simbol budaya populer juga menjadi siasat agar pesan atau kritik yang disampaikan dapat menjangkau target lebih luas.
Sikap Pemerintah dan DPR
Meskipun berjalan organik, pemerintah dan parlemen mengecam fenomena ini. Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, menyebut seruan pengibaran bendera One Piece sebagai bentuk provokasi yang dapat menurunkan kewibawaan bendera Merah Putih. Ia memberikan peringatan sanksi pidana kepada masyarakat.
Namun, berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2009, tidak ada aturan melarang pengibaran bendera non-negara seperti bendera fiksi One Piece. Meski demikian, ada ketentuan soal pemasangan dan tata letak bendera.
Tanggapan Penggemar One Piece
Arya Novrianus menyebut sikap pemerintah dan DPR sebagai konyol. Ia menilai tidak mungkin bendera One Piece benar-benar bisa memecah belah bangsa. Ali Maulana menolak anggapan bahwa bendera Jolly Roger merupakan simbol pemberontakan. Menurutnya, kesalahan persepsi ini justru datang dari para pejabat yang terlalu cepat menyimpulkan tanpa memahami konteks budaya populer.
Nicky Fahrizal menyebut pemerintah bersikap berlebihan. Ia menilai tuduhan makar terlalu berat untuk sebuah bentuk kepedulian masyarakat terhadap situasi hari ini. Hikmat Darmawan menyimpulkan bahwa ada jarak antara yang popular dan pemerintah yang sok populis tapi menindas.