Berbagai Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Kebakaran Hutan dan Lahan Meluas di Sumatera
Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di berbagai wilayah di Sumatera. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa kebakaran ini menjadi bencana yang paling dominan sepanjang Juli 2025. Dari total 42 kejadian bencana, sebanyak 33 di antaranya merupakan kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa penyebaran titik api semakin meluas, terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Meskipun masih ada beberapa kejadian banjir, namun dampaknya tidak signifikan. Fokus saat ini beralih ke kebakaran hutan dan lahan. Di Kabupaten Riau, dua kabupaten yaitu Bengkalis dan Kampar memiliki luas lahan terbakar di atas 100 hektare.
Titik Api Terbanyak di Rokan Hilir
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa Kabupaten Rokan Hilir menjadi wilayah dengan jumlah titik kebakaran terbanyak di Riau. Selama tahun 2025, terdapat 1.767 titik panas di wilayah ini, disusul oleh Rokan Hulu dengan 1.114 titik dan Dumai dengan 333 titik.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa tim gabungan sedang melakukan penyisiran di sejumlah kecamatan rawan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Rokan Hilir, termasuk Bangko Pusako, Kubu, dan Pasir Limau Kapas. Ia menekankan pentingnya peningkatan intensitas pemadaman api agar karhutla di Rokan Hilir segera terselesaikan.
Data KLHK menunjukkan bahwa terdapat 354 titik panas di Rokan Hilir dengan 9 titik api aktif per 20 Juli 2025. Sementara itu, selama Juli 2025, tercatat lebih dari 3.000 titik panas di Provinsi Riau saja.
Modifikasi Cuaca untuk Memadamkan Api
BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan modifikasi cuaca di Riau sejak 21 Juli 2025 untuk memadamkan api. Selain itu, hingga pertengahan bulan ini telah dilakukan 594 sortie penerbangan untuk menjatuhkan lebih dari 2,3 juta liter air ke area terdampak.
Hanif menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk mengakhiri munculnya bahaya asap di Rokan Hilir. Ia meminta seluruh pemangku kepentingan terlibat aktif dalam menangani kebakaran hutan dan lahan. Penanganan kebakaran lahan menjadi prioritas dalam tata kelola lingkungan hidup yang adil, berkelanjutan, dan responsif.
Cuaca Panas dan Faktor Manusia Jadi Pemicu Utama
BNPB menyoroti musim kemarau dan curah hujan yang minim sebagai faktor pemicu kebakaran. Selain itu, faktor kelalaian manusia seperti membakar lahan, membuang puntung rokok sembarangan, atau pembukaan lahan tanpa prosedur juga turut memperparah situasi.
Muhari mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan indikasi adanya titik api atau kepulan asap kepada pihak berwenang guna mencegah api berkembang menjadi kebakaran hutan dan lahan yang meluas.
29 Tersangka Pembakar Lahan Ditangkap
KLHK telah menetapkan 29 tersangka kasus kebakaran hutan dan lahan di berbagai kabupaten di Riau. Hanif menegaskan bahwa ini bukan bencana biasa, karena ada indikasi kuat bahwa beberapa pembakaran dilakukan secara terorganisir.
Para tersangka diduga membakar lahan di Kampar, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, hingga Dumai. Barang bukti yang disita termasuk korek api, jeriken berisi bahan bakar, hingga kayu bekas terbakar. Secara total, sejak Januari 2025, terdapat 44 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, dengan luas lahan terbakar mencapai 269 hektare.