BNNP: 80 Ribu Warga Aceh Terpapar Ganja, Bahaya Narkoba yang Mengancam

Featured Image

Angka Pengguna Narkoba di Aceh Mencapai 80 Ribu Orang

Di Provinsi Aceh, yang merupakan wilayah paling barat Indonesia, jumlah masyarakat yang terpapar narkoba mencapai lebih dari 80 ribu orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah pengguna ganja. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, Marzuki Ali Basyah, dalam sebuah acara yang digelar di Gampong Leungah, Kecamatan Seulimuem, Kabupaten Aceh Besar.

Menurutnya, sekitar 1,7 persen dari total penduduk Aceh terlibat dalam penggunaan narkoba. Dari jumlah tersebut, 80 persennya menggunakan ganja. Ia menegaskan bahwa meskipun ada anggapan bahwa ganja Aceh memiliki kualitas terbaik, namun hal itu justru menjadi tanda bahaya karena generasi muda mulai menggunakannya.

Marzuki menyebutkan bahwa dulu, pengguna narkoba biasanya berasal dari kalangan atas. Namun saat ini, bahkan mereka yang tidak memiliki uang pun ikut memakai narkoba. Pemakaian narkoba juga berangsur naik ke jenis lain seperti ekstasi, sabu-sabu, kokain, dan heroin. Menurutnya, sebanyak 70 persen dari pengguna narkoba tersebut mengalami gangguan mental dan kesulitan ekonomi.

Bahaya Ganja Bagi Kesehatan

Ganja atau Cannabis sativa sering digunakan untuk membuat seseorang merasa rileks atau senang. Bentuk penggunaannya bisa berupa rokok pipa, rokok lintingan, atau campuran dalam makanan dan teh. Namun, penggunaan ganja memiliki dampak buruk bagi tubuh, antara lain:

  1. Paru-paru
    Tar pada ganja hampir tiga kali lebih tinggi dibandingkan tembakau. Asap ganja juga diduga mengandung zat penyebab kanker yang lebih banyak dari asap rokok. Risiko kanker paru-paru meningkat jika ganja digunakan dalam jangka panjang.

  2. Otak
    Penggunaan ganja dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan berpikir, kehilangan memori, dan menghambat fungsi otak. Penelitian menggunakan MRI menunjukkan perubahan struktur otak pada pengguna ganja.

  3. Kesehatan Mental
    Mengisap ganja dapat memperburuk gejala psikotik pada penderita skizofrenia. Efek ganja juga bisa menyebabkan halusinasi, delusi, rasa cemas, dan serangan panik.

  4. Sistem Peredaran Darah
    Detak jantung meningkat sebesar 20-50 denyut per menit setelah mengisap ganja. Bagi penderita penyakit jantung, risiko serangan jantung meningkat. Selain itu, tekanan darah juga bisa meningkat.

  5. Sistem Pencernaan
    Mengisap ganja bisa menyebabkan rasa perih di mulut dan tenggorokan. Jika dikonsumsi secara oral, bisa menyebabkan mual dan muntah. Namun, pada pasien kanker, ganja bisa membantu mengurangi mual akibat kemoterapi.

  6. Sistem Kekebalan Tubuh
    Ganja dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan kaitan antara penggunaan ganja dengan peningkatan risiko infeksi seperti HIV/AIDS.

Pro dan Kontra Penggunaan Ganja Medis

Meski memiliki efek negatif, ganja juga memiliki manfaat dalam dunia medis. Ekstrak CBD (cannabidiol) digunakan dalam pengobatan berbagai kondisi, seperti nyeri kronis, mual, dan kejang. FDA Amerika Serikat telah menyetujui obat Epidiolex untuk mengatasi kejang pada anak-anak.

Namun, penggunaan ganja medis masih menjadi topik kontroversial. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan manfaatnya, belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa ganja dapat mengobati kondisi-kondisi tertentu. Selain itu, ganja medis juga bisa menimbulkan efek samping seperti mata merah, pusing, dan gangguan koordinasi.