Bocoran Jawaban: Mengatasi Ketidakdisiplinan dalam PPG 2025

Featured Image

Mengatasi Ketidakdisiplinan dalam Mengikuti Instruksi

Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh guru adalah ketidakdisiplinan siswa dalam mengikuti instruksi. Hal ini bisa berupa tidak menyelesaikan tugas rumah, datang terlambat, atau bahkan tidak membawa buku pelajaran. Siswa cenderung menganggap hal-hal tersebut sebagai hal sepele dan kurang memiliki rasa tanggung jawab.

Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat menerapkan pendekatan Understanding by Design (UbD) dan Teaching at the Right Level (TaRL). Tujuan utama dari UbD adalah untuk menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas, sehingga siswa memahami apa yang harus mereka capai. Dengan demikian, siswa akan lebih sadar akan tugas dan kewajiban mereka.

Selain itu, konsekuensi logis juga perlu diterapkan. Misalnya, siswa yang tidak mengerjakan PR dapat diminta menyelesaikannya saat jam istirahat. Pendekatan ini tidak hanya memberikan efek jangka pendek, tetapi juga membantu siswa belajar bertanggung jawab secara bertahap.

Pendekatan TaRL juga sangat efektif dalam membangun rasa tanggung jawab. Guru dapat memberikan tugas-tugas kecil sesuai dengan kemampuan siswa, seperti menjadi pemimpin barisan atau pengingat tugas kelas. Dengan begitu, siswa merasa memiliki peran penting dalam lingkungan belajar.

Tidak ketinggalan, apresiasi konsisten juga sangat penting. Siswa yang menunjukkan ketekunan dan tanggung jawab perlu diapresiasi agar semangat mereka tetap terjaga. Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi untuk terus berusaha.

Hasil yang dicapai cukup signifikan. Kedisiplinan siswa meningkat, dan banyak dari mereka yang mulai menyelesaikan tugas tepat waktu. Mereka juga mulai menunjukkan inisiatif dan rasa tanggung jawab tanpa perlu terus-menerus diingatkan. Konsekuensi yang logis ternyata lebih efektif daripada hukuman formal.

Pembelajaran yang didapat adalah bahwa disiplin dan tanggung jawab tidak muncul begitu saja. Mereka perlu diajarkan dan dilatih secara konsisten. Memberikan tanggung jawab kecil bisa menjadi cara efektif untuk menumbuhkan rasa memiliki dan kesadaran diri siswa.

Mengatasi Kesulitan Memahami Materi Perubahan Wujud Benda (IPAS)

Materi tentang perubahan wujud benda sering kali menjadi tantangan bagi siswa. Saat mengajarkan materi ini, banyak siswa mengalami kesulitan dalam membedakan antara mencair, membeku, dan menyublim. Hasil asesmen formatif menunjukkan bahwa hanya 40 persen siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebagian besar dari mereka hanya menghafal tanpa benar-benar memahami konsep secara ilmiah.

Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat menggunakan pendekatan Understanding by Design (UbD). Tujuan pembelajaran pertama adalah agar siswa mampu menjelaskan perubahan wujud benda berdasarkan pengamatan langsung. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah memahami konsep melalui pengalaman nyata.

Guru juga dapat merancang berbagai kegiatan eksperimen sederhana, seperti melelehkan es batu, mendidihkan air, dan mengamati kapur barus yang menyublim. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok agar siswa dapat berdiskusi, berpikir kritis, dan menumbuhkan rasa ingin tahu.

Sebagai pendamping, guru dapat membagikan lembar kerja yang membantu siswa menghubungkan fenomena yang mereka amati dengan konsep ilmiah yang sedang dipelajari. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah memahami konsep perubahan wujud benda.

Setelah evaluasi ulang, sebanyak 85 persen siswa berhasil mencapai KKM. Mereka juga tampak lebih percaya diri saat berdiskusi dan mampu menjelaskan konsep perubahan wujud benda dengan cara yang sederhana namun akurat.

Pembelajaran yang didapat adalah bahwa pemahaman siswa akan jauh lebih mendalam jika mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Belajar tidak hanya soal menghafal, tetapi bagaimana siswa dibimbing untuk memahami konsep melalui pengalaman nyata dan kegiatan yang sistematis. Dengan pendekatan ini, siswa akan lebih aktif dan memahami materi secara lebih mendalam.