Desak PM Anwar Mundur, Demonstrasi Meluas Akibat Kenaikan Harga Hidup

Demonstrasi Besar di Malaysia, Rakyat Tuntut Perdana Menteri Mundur
Ratusan ribu warga Malaysia turun ke jalan dalam aksi besar-besaran yang menuntut Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim untuk mundur dari jabatannya. Aksi ini terjadi pada hari Sabtu (26/7/2025), dengan partisipasi yang mencapai sekitar 18.000 orang sesuai estimasi kepolisian. Demonstrasi yang dikenal sebagai "Demo Malaysia" ini dipicu oleh meningkatnya biaya hidup dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintahan Anwar.
Anwar Ibrahim, yang menjabat sebagai PM sejak 24 November 2022, adalah tokoh politik penting dalam sejarah modern Malaysia. Ia memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari aktivis hingga tahanan politik sebelum akhirnya memimpin negara. Meski memiliki reputasi sebagai pemimpin yang konsisten, ia kini menghadapi tekanan besar dari rakyatnya.
Massa aksi yang mayoritas menggunakan kaus hitam dan bandana bertuliskan "Turunlah Anwar" memadati pusat kota Kuala Lumpur. Mereka berbaris menuju Lapangan Merdeka, tempat beberapa tokoh oposisi menyampaikan orasi. Aksi ini menunjukkan ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi yang dianggap memberatkan masyarakat.
Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara melalui perluasan pajak penjualan dan jasa serta penyesuaian subsidi. Langkah-langkah ini dinilai berpotensi memperburuk beban ekonomi rakyat. Untuk meredam keresahan, Anwar mengumumkan beberapa langkah bantuan, termasuk pemberian uang tunai langsung, peningkatan dukungan bagi rumah tangga miskin, serta janji menurunkan harga bahan bakar.
Namun, meskipun langkah tersebut diumumkan, banyak warga, terutama generasi muda, masih merasa tidak puas. Nur Shahirah Leman (23), salah satu peserta unjuk rasa, menyatakan bahwa pajak-pajak yang diberlakukan akan memengaruhi harga pangan. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ekonomi masih menjadi sentimen utama dalam demonstrasi ini.
Selain isu ekonomi, Anwar juga dituduh melakukan intervensi terhadap sistem peradilan. Beberapa kasus korupsi yang menimpa tokoh dekat pemerintah dibatalkan oleh jaksa, menimbulkan keraguan tentang independensi lembaga hukum. Penundaan penunjukan hakim tinggi baru-baru ini juga semakin memperkuat spekulasi tentang keterlibatan pemerintah dalam proses hukum.
PM Anwar secara berkala membantah semua tuduhan tersebut. Namun, demo kali ini juga dihadiri oleh mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang kini menjadi rival politik Anwar. Mahathir, yang baru saja genap berusia 100 tahun, hadir dalam aksi tersebut dan menyampaikan pidato. Ia menegaskan bahwa sudah tiga tahun sejak Anwar menjabat, namun rakyat belum mendapatkan manfaat nyata. Ia menyerukan agar Anwar mundur.
Aksi unjuk rasa ini juga dilakukan untuk memastikan bahwa Anwar tetap memenuhi janji-janjinya saat kampanye. Norhamizah Mohamed (48), peserta unjuk rasa asal Besut, menyampaikan bahwa aksi ini dilakukan karena kekecewaan terhadap cara pemerintah menjalankan negara. Ia menyoroti bahwa kebijakan baru diumumkan setelah rencana protes digaungkan.
Menjelang Pemilu 2028
Demo Malaysia terjadi di tengah situasi politik yang mulai memanas menjelang pemilu nasional yang harus digelar paling lambat Februari 2028. Meski menghadapi tekanan publik, survei terbaru menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap Anwar berada di angka 55 persen. Survei ini menilai bahwa Anwar cukup berhasil meredam gejolak politik dalam negeri dan meningkatkan posisi Malaysia di tingkat regional, termasuk melalui peran sebagai ketua ASEAN tahun ini.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Rakyat masih menuntut kebijakan yang lebih transparan dan pro-rakyat. Demo ini menjadi indikasi bahwa suhu politik di Malaysia akan semakin panas menjelang pemilu.