Guru Khawatir Murid Temui Ular, Dinding Kelas Retak Akibat Proyek Tol

Dampak Proyek Tol Japek Selatan terhadap Sekolah Dasar Negeri Burangkeng 04
Proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan (Tol Japek Selatan) ternyata memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap Sekolah Dasar Negeri (SDN) Burangkeng 04, Kabupaten Bekasi. Lokasi sekolah yang dilintasi proyek ini menyebabkan gangguan terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM), lingkungan sekolah, dan keselamatan siswa.
Gangguan Kegiatan Belajar Mengajar
Salah satu guru SDN Burangkeng 04, Yeni Resminawari, mengungkapkan bahwa suara bising dan getaran dari kendaraan berat serta alat proyek sering terdengar selama KBM berlangsung. Hal ini membuat siswa sulit berkonsentrasi dan menimbulkan rasa cemas bagi para guru. "Anak-anak tidak bisa konsentrasi. Suaranya bising, gedungnya bergetar. Kami sangat khawatir akan keselamatan anak-anak," ujarnya.
Selain itu, kondisi lingkungan sekolah juga memburuk. Halaman sekolah yang biasanya digunakan untuk bermain dan istirahat kini dipenuhi oleh bedeng pekerja proyek dan tanaman liar yang menjulang tinggi. Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan adanya hewan berbahaya seperti ular. Siswa harus ekstra hati-hati saat jam istirahat karena tidak dapat bermain bebas seperti sebelumnya.
Kerusakan Bangunan Sekolah
Bangunan SDN Burangkeng 04 juga mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Dinding retak, atap bocor, dan bergeser. Kondisi ini dinilai membahayakan keselamatan seluruh warga sekolah. Saat ini, sekolah memiliki 280 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Namun, jumlah siswa baru mengalami penurunan drastis sejak proyek tol dimulai.
Pada tahun ajaran 2024/2025, SDN Burangkeng 04 hanya menerima 15 siswa untuk kelas 1, jauh di bawah target dua rombongan belajar. Banyak orang tua memilih pindah ke sekolah lain karena melihat kondisi sekolah yang tidak layak dan berisiko. Meskipun ada janji pembangunan gedung baru yang akan selesai pada tahun 2025, sampai saat ini belum ada tanda-tanda realisasi.
Keluhan Orang Tua Murid
Ismi, salah satu wali murid kelas VI, menyampaikan bahwa sebelum proyek tol berjalan, kondisi sekolah sangat nyaman dan asri. "Dulu lapangannya luas dan teduh. Sekarang panas, berdebu, dan berisik. Anak-anak tidak nyaman," katanya. Ia berharap sekolah segera direlokasi ke tempat yang lebih aman agar akses siswa tetap mudah.
Masalah Infrastruktur di Sekolah Lain
Di luar SDN Burangkeng 04, kondisi infrastruktur di beberapa sekolah lain juga memprihatinkan. Salah satunya adalah SDN Tamansari 02, Desa Tamansari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Sekolah ini hanya memiliki satu toilet atau MCK yang rusak parah. Kondisi ini memaksa murid dan guru mencari alternatif lain untuk buang air.
Menurut Kepala SDN Tamansari 02, Riswati, toilet tersebut tidak layak dan tidak cukup untuk kebutuhan siswa. "Selama ini kalau murid mau BAB numpang ke kantor desa," ujarnya. Murid laki-laki terpaksa menggunakan kobokan yang lokasinya hanya 20 meter dari sekolah, sementara murid perempuan memilih toilet kantor Pemerintah Desa Tamansari.
Riswati mengaku telah mengajukan permohonan agar sekolahnya memiliki toilet yang layak. Namun, hingga kini, permintaan tersebut belum direalisasikan. "Saya di sini dari 2023, saya langsung mengajukan ke dinas tapi belum ada realisasi," imbuhnya.
Kondisi Viral di Sekolah Dasar Jasinga
Beberapa waktu lalu, aksi seorang siswa SD di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, viral di media sosial. Siswa tersebut disorot karena foto dirinya yang tengah BAB di selokan tersebar luas di grup WhatsApp. Kejadian ini menjadi sorotan publik karena dianggap tidak wajar.
Saat ditelusuri, diketahui bahwa siswa tersebut terpaksa BAB di selokan karena gedung sekolah tidak memiliki fasilitas sanitasi. Permintaan pembangunan sanitasi di sekolah ini telah diajukan sejak Musrenbang tahun 2023, tetapi hingga kini belum mendapat prioritas dari pemerintah setempat.