Hanya Kang Dedi yang Menghidupkan Keluarga Pagi Ini

Pengalaman Hari Pertama Masuk Sekolah yang Penuh Kebiasaan Baru
Hari pertama masuk sekolah selalu menjadi momen yang penuh tantangan, terutama bagi keluarga yang sedang menghadapi jadwal baru. Kali ini, saya dan keluarga harus beradaptasi dengan jam masuk yang lebih pagi, yaitu pukul 06.30. Aturan ini diberlakukan oleh pihak dinas kabupaten dan diwajibkan untuk ditaati oleh semua siswa dan guru di Jawa Barat. Bagi kami, sebagai keluarga yang memiliki anak-anak di berbagai tingkatan pendidikan, hal ini membutuhkan perencanaan yang matang agar tidak terlambat.
Kami satu keluarga, kecuali anak sulung yang sedang libur kuliah, harus berangkat pagi-pagi agar bisa tiba tepat waktu. Saya dan istri, yang bekerja sebagai guru, juga wajib hadir sesuai dengan jam masuk murid-muridnya. Anak kedua bersekolah di SMP, sementara anak ketiga, keempat, dan kelima belajar di SD yang dekat rumah. Untuk menghadiri jam masuk yang lebih awal, saya memilih berangkat sekitar pukul 05.30, karena tempat kerja saya berada satu jam dari rumah. Sedangkan istri menggunakan ojek online yang hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di sekolah.
Tantangan utama dalam menjalani jadwal ini adalah kesiapan bangun pagi dan kondisi cuaca yang dingin. Selain itu, ada kesulitan dalam membangunkan anak-anak yang seringkali terlambat bangun, sehingga membuat ritme keberangkatan menjadi lebih lambat. Namun, hari pertama masuk sekolah kali ini berbeda. Jadwal pelajaran dimulai dari pukul 06.30, yang membuat semua anggota keluarga harus bangun lebih awal.
Membangun pagi tentunya dimulai dengan shalat subuh. Anak-anak yang terlambat bangun bisa melaksanakan shalat subuh lebih cepat. Waktu shalat subuh saat ini terjadi sekitar pukul 05.00, sehingga setelah shalat, mereka langsung mandi pagi dan siap berangkat ke sekolah. Suasana pagi hari pertama penuh kegembiraan dan persiapan yang intens.
Perjalanan ke sekolah dilakukan dengan motor, lampu kendaraan menyala karena suasana masih gelap. Anak dan istri berangkat sesuai jarak masing-masing dan perkiraan waktu tiba. Di jalan, terlihat banyak kendaraan roda dua dan roda empat yang membawa siswa-siswi menuju sekolah. Mobil angkot penuh dengan anak-anak yang berangkat ke sekolah, menciptakan suasana yang ramai dan penuh semangat.
Jalanan yang awalnya gelap perlahan mulai terang. Beberapa bagian jalan yang biasanya ditakuti pada malam hari kini mulai ramai dengan motor-motor yang melintas. Di seberang jalan, bulan sabit dan bintang-bintang masih terlihat, sementara matahari mulai muncul dengan warna oranye yang indah.
Saya menikmati perjalanan menuju sekolah dengan melihat pemandangan bukit dan langit yang menawan. Ketika sampai di pertigaan Jogjogan, terlihat keramaian siswa SD yang bergerombol menuju sekolah. Begitu pula mobil elf dari SMP tetangga yang membawa siswa-siswi yang dijemput untuk diantar ke sekolah.
Di jalan raya alternatif Bandung-Jonggol, terlihat murid-murid dari berbagai tingkatan sekolah seperti TK, SD, SMP, hingga SMK yang lalu-lalang dengan berbagai moda transportasi. Saat tiba di sekolah, Bu Diani yang selalu dipanggil dengan nama Si Amih sudah ada di depan ruang guru sedang berbincang dengan orang tua siswa.
Si Amih terkejut karena saya datang lebih awal dibandingkan teman-teman lainnya dan langsung memfoto untuk diunggah ke grup WhatsApp sekolah. Padahal, biasanya saya datang agak siang sesuai jam mengajar. Saya berkata kepada Bu Amih, "Hanya Kang Dedi yang bisa membuat orang bangun pagi." Setelah itu, saya langsung melayani orang tua siswa tanpa harus menunggu lama.
Hari pertama sekolah tahun ini penuh keceriaan karena kami dapat tiba di sekolah lebih awal dan menemani siswa lebih pagi. Pagi-pagi memang penuh berkah dan membawa aura positif bagi kegiatan selanjutnya.