IHSG Naik Didorong Sentimen, Cek Rekomendasi Hari Ini, Jumat (25/7)

Featured Image

Penguatan IHSG di Tengah Ekspektasi Perbaikan Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan penguatan pada penutupan perdagangan Kamis (24/7). Indeks ini bergerak naik sebesar 0,83% ke level 7.530. Penguatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter dan perkembangan ekonomi global.

Menurut analis dari Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, penguatan IHSG didorong oleh euforia pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Selain itu, adanya potensi penurunan suku bunga acuan oleh The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS), juga menjadi faktor pendorong. Hal ini memberikan harapan bahwa kondisi keuangan global akan lebih stabil, sehingga meningkatkan optimisme investor.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menambahkan bahwa penguatan IHSG juga dipicu oleh ekspektasi akan semakin banyaknya kesepakatan dagang antara AS dengan mitra dagangnya. Beberapa langkah seperti penurunan tarif impor barang dari Jepang dan Indonesia telah mencerminkan upaya untuk meredakan ketegangan perdagangan. Menurut Alrich, hal ini akan mengurangi risiko resesi di tingkat global.

Selain itu, prediksi Asian Development Bank (ADB) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 5% pada tahun 2025 dan 5,1% pada tahun 2026 turut memperkuat keyakinan pasar. Meskipun ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara Asia Tenggara, Indonesia tetap dianggap sebagai salah satu negara yang memiliki daya tahan ekonomi yang kuat.

Dari sisi teknikal, tren kenaikan IHSG dalam jangka menengah hingga panjang masih dapat bertahan selama indeks mampu bertahan di atas level 7.450-7.500. Namun, dalam jangka pendek, IHSG rentan mengalami koreksi terbatas karena berada di area overbought. Prediksi Alrich menyebutkan bahwa IHSG akan bergerak dalam kisaran 7.480-7.590 pada perdagangan Jumat (25/7).

Sementara itu, Wafi memprediksi bahwa IHSG akan bergerak terbatas di rentang support 7.500 dan resistance 7.550. Pergerakan indeks tersebut akan dipengaruhi oleh rilis data Purchasing Managers Index (PMI) dan laporan keuangan emiten di semester I 2025.

Pasar juga akan memantau ketegangan antara China dan Uni Eropa, terutama setelah dimulainya KTT Uni Eropa-Tiongkok yang ke-25. Di sisi lain, delegasi AS akan bertemu dengan delegasi China di Stockholm, Swedia pada 28-29 Juli 2025 untuk membahas berbagai isu, termasuk pembelian minyak mentah Iran dan Rusia oleh China.

Di sisi Wall Street, indeks futures bergerak fluktuatif setelah Presiden Donald Trump mengunjungi bank sentral AS, The Fed. Kunjungan ini menimbulkan tekanan terhadap Chairman The Fed, Jerome Powell, yang merupakan kunjungan resmi pertama seorang presiden AS ke bank sentral dalam hampir dua dekade terakhir.

Rekomendasi Saham untuk Investor

Berdasarkan berbagai sentimen tersebut, Alrich merekomendasikan investor untuk memperhatikan saham-saham seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Sementara itu, Herditya merekomendasikan saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan support Rp 2.480 dan resistance Rp 2.580; saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan support Rp 2.450 dan resistance Rp 2.550; serta saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan support Rp 1.260 dan resistance Rp 1.330.