Inovasi Baru: Ilmuwan Temukan Cara Efektif Mencegah Kanker Payudara

Featured Image

Penemuan Baru dalam Perjuangan Melawan Kanker Payudara

Kanker payudara telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan perempuan di seluruh dunia. Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan berhasil mengungkap mekanisme penyebaran kanker payudara ke bagian tubuh lain. Temuan ini menawarkan harapan baru dalam pengobatan penyakit ini sejak tahap awal.

Penelitian ini dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Profesor Jim Norman dan Profesor Karen Blyth. Hasilnya diterbitkan dalam jurnal Embo Reports. Dr. Cassie Clarke, penulis utama studi, menjelaskan bahwa temuan ini memberikan perubahan signifikan dalam pemahaman tentang pencegahan penyebaran kanker. “Dengan menargetkan perubahan metabolisme ini sedini mungkin, kita dapat menghentikan perkembangan kanker dan menyelamatkan nyawa,” ujarnya.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa kanker dapat mengubah metabolisme tubuh pada jenis sel imun tertentu. Para ilmuwan juga menemukan protein khusus bernama urasil yang dilepaskan oleh sel imun tersebut. Protein urasil ini berperan sebagai ‘perancah’ yang dimanfaatkan sel kanker untuk tumbuh dan menyebar ke organ lain.

Dalam eksperimen pada tikus, para ilmuwan berhasil mencegah terbentuknya perancah berenergi urasil tersebut. Meskipun demikian, sistem kekebalan tikus tetap mampu membunuh sel kanker sekunder sekaligus menghentikan penyebarannya. Keberhasilan ini dicapai dengan menghambat enzim bernama uridin fosforilase-1 (UPP1) yang bertanggung jawab dalam memproduksi urasil.

Para peneliti berharap, pendeteksian kadar urasil dalam darah dapat menjadi indikator awal penyebaran kanker. Sementara itu, penghambatan UPP1 lewat obat-obatan dapat mencegah proses penyebaran itu bahkan sebelum terjadi.

Direktur Penelitian di Cancer Research UK, Catherine Elliot, menjelaskan bahwa metastasis atau penyebaran kanker menjadi penyebab utama kesulitan dalam mengobati kanker payudara. Ia menegaskan bahwa melalui penemuan ini, ada harapan baru untuk melakukan deteksi dan penghentian metastasis sejak dini. Hal ini akan memberi pasien lebih banyak waktu berkualitas bersama keluarga dan orang-orang terdekat.

Simon Vincent, Kepala Ilmuwan di Breast Cancer Now, menambahkan bahwa penelitian ini juga membantu menghentikan penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lainnya. Namun, ia menekankan perlunya studi lanjutan untuk memastikan penemuan ini bisa dikembangkan menjadi obat efektif untuk menghentikan kanker payudara sekunder serta kemungkinan kanker sekunder lainnya.

Tim peneliti dari Cancer Research UK Institute dan Universitas Glasgow saat ini sedang menguji efektivitas obat dalam mencegah munculnya kanker. Penelitian ini sangat penting mengingat prediksi yang mengkhawatirkan dari ancaman kanker payudara. Pada awal tahun ini, diperkirakan kematian akibat kanker payudara di Inggris bisa meningkat lebih dari 40 persen pada 2050. Secara global, studi lain memperkirakan akan terjadi sekitar 3,2 juta kasus baru dan 1,1 juta kematian terkait kanker payudara setiap tahun jika tren saat ini tidak berubah.

Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama bagi perempuan, dengan prevalensi yang menyerang sekitar satu dari delapan wanita di seluruh dunia. Risiko tertinggi terjadi pada perempuan usia di atas 50 tahun, terutama saat memasuki masa menopause.

Gejala awal kanker payudara biasanya terlihat dari munculnya benjolan di area payudara atau ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, serta keluarnya cairan dari puting. Selain itu, tanda lain yang perlu diwaspadai adalah munculnya lesung pipit, ruam atau kemerahan pada kulit, serta puting yang berkerak, bersisik, atau terasa gatal.

Pemeriksaan mandiri dapat dilakukan kapan saja, misalnya saat mandi, berbaring, atau di depan cermin sebelum berpakaian. Mengingat jaringan payudara juga terdapat hingga ke tulang selangka dan area di bawah ketiak, penting bagi pria maupun wanita untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh hingga ke bagian tersebut.